Pages

MA 3 – 城喻經 [ Perumpamaan Benteng ]

中阿含經

madhyamāgama


七法品

Divisi Tujuh Ajaran

MA 3 [T 26.3 ]


城喻經

Perumpamaan Benteng


Nara Sumber dalam Chinese
Diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia oleh : Karma Jigme


MA 2 MA 3 MA 4



[0422c10] Demikianlah yang telah ku dengar: 

[0422c10] Pada suatu waktu Buddha  berdiam di Śrāvastī, di Jetavana, Taman Anāthapiṇḍada

[0422c11] Pada saat itu  Bhagavān memberitahukan kepada para bhikṣu:

ketika  benteng di  wilayah  perbatasan dari suatu  kerajaan telah  dilengkapi dengan tujuh syarat pertahanan   beserta dengan  empat  syarat  logistik  pangan yang memadai, mampu  didapatkan sesuai dengan keinginannya,mudah dan  tanpa kesulitan yang berarti    maka   benteng  di  wilayah perbatasan  dari kerajaan ini  dapat dikategorikan sebagai  benteng yang tidak mudah  untuk   dihancurkan oleh ancaman dari luar dan dalam.  

[0422c13]  apa yang harus disiapkan dengan baik  dalam  tujuh syarat pertahanan  ini ?

yakni  benteng  di wilayah perbatasan  dari  kerajaan ini  harus dibangun dengan  struktur fondasi yang  kuat , terpancang dengan baik dalam tanah , tidak tergoyahkan dan tidak mudah rusak. Dengan persyaratan pertama dalam pertahanan  yang telah dipersiapkan dengan baik maka akan memberikan perlindungan bagi penghuni di dalam dan mampu  menghalau ancaman dari luar. 

Selain itu ,  benteng  di  wilayah perbatasan kerajaan ini harus memiliki parit yang sangat lebar dan dalam , mudah diperbaiki dan dapat diandalkan  . Dengan persyaratan kedua dalam pertahanan  yang telah dipersiapkan dengan baik maka akan memberikan perlindungan bagi penghuni di dalam dan mampu  menghalau ancaman dari luar. 

Selain itu , disekeliling bagian dari  benteng  di wilayah  perbatasan  kerajaan ini harus ada akses terowongan dan jalan terbuka  yang rata. Dengan persyaratan ketiga dalam pertahanan  yang telah dipersiapkan dengan baik maka akan memberikan perlindungan bagi penghuni di dalam dan mampu  menghalau ancaman dari luar.  . 

Selain itu, benteng  di wilayah perbatasan kerajaan ini harus memiliki empat divisi perang yang memadai yakni pasukan gajah, pasukan berkuda, pasukan berkereta dan juga pasukan infantri . Dengan persyaratan keempat dalam pertahanan  yang telah dipersiapkan dengan baik maka akan memberikan perlindungan bagi penghuni di dalam dan mampu  menghalau ancaman dari luar. 

Selain itu, benteng  di wilayah perbatasan kerajaan ini harus memiliki persenjataan yang memadai yakni busur , panah, tombak  dan  senjata  panjang yang dikombinasi dengan tombak dan kapak . Dengan persyaratan kelima dalam pertahanan  yang telah dipersiapkan dengan baik maka akan memberikan perlindungan bagi penghuni di dalam dan mampu  menghalau ancaman dari luar. 

Selain itu, benteng di wilayah  perbatasan  kerajaan ini harus ditempatkan  prajurit handal sebagai penjaga gerbang dimana ia harus pintar dalam menyusun strategi , bijaksana dalam menyelesaikan pertikaian, berani dan gagah  , memiliki perencanaan yang mengagumkan dalam mengizinkan hal yang bermanfaat dan mencegah hal yang tidak bermanfaat. Dengan persyaratan keenam dalam pertahanan  yang telah dipersiapkan dengan baik maka akan memberikan perlindungan bagi penghuni di dalam dan mampu  menghalau ancaman dari luar. 

Selain itu, benteng perbatasan di wilayah kerajaan ini harus memiliki dinding yang kokoh , tidak mudah rusak dan  dilapisi dengan mortar disetiap bagiannya. Dengan persyaratan ketujuh  dalam pertahanan  yang telah dipersiapkan dengan baik maka akan memberikan perlindungan bagi penghuni di dalam dan mampu  menghalau ancaman dari luar. 

[0422c28]  apa yang harus disiapkan dengan baik  dalam  empat syarat logistik pangan yang mampu  didapatkan sesuai dengan   keinginannya, mudah dan  tanpa kesulitan yang berarti  ini  ?

benteng perbatasan  di wilayah  kerajaan ini  harus menyimpan  air, rumput, kayu bakar, dan papan dalam  jumlah  yang memadai. Dengan persyaratan pertama dalam logistik pangan yang telah dipersiapkan dengan baik maka kesenangan, kenyamanan, dan kemudahan para penghuninya didalamnya dan  juga untuk menghalau ancaman dari luar.

Selain itu ,  benteng di wilayah  perbatasan kerajaan ini  harus  menyimpan  beras, jagung , gandum dalam jumlah  yang memadai. Dengan persyaratan kedua dalam logistik pangan yang telah dipersiapkan dengan baik maka kesenangan, kenyamanan, dan kemudahan para penghuninya didalamnya dan  juga untuk menghalau ancaman dari luar.

Selain itu ,  benteng  di  wilayah  perbatasan kerajaan ini  harus menyimpan beragam bahan makanan, wijen, sayur-mayur, dan biji-bijian baik yang besar ataupun kecil. Dengan persyaratan ketiga dalam logistik pangan yang telah dipersiapkan dengan baik maka kesenangan, kenyamanan, dan kemudahan para penghuninya didalamnya dan  juga untuk menghalau ancaman dari luar.

Selain itu ,  benteng di wilayah  perbatasan kerajaan ini  harus memiliki sarana penyimpanan untuk obat-obatan ,  madu  , ghee , tebu , gula , ikan , garam , dan buah ataupun daging yang telah dikeringkan. Dengan persyaratan keempat dalam logistik pangan yang telah dipersiapkan dengan baik maka kesenangan, kenyamanan, dan kemudahan para penghuninya didalamnya dan  juga untuk menghalau ancaman dari luar.

Dengan demikian , benteng perbatasan di wilayah kerajaan  ini  yang memenuhi kedua  persyaratan   yakni  tujuh syarat pertahanan dan empat logistik pangan yang mampu  didapatkan sesuai dengan keinginannya,mudah dan  tanpa kesulitan yang berarti   ini  dapat dikategorikan sebagai  benteng yang tidak mudah  untuk  dihancurkan oleh ancaman dari luar dan dalam.  

[0423a11]   Demikian juga,  untuk siswa dari para Mulia  ini  yang telah memiliki tujuh kualitas baik, dan  empat kesadaran yang tidak tertandingi  yang mampu  didapatkan sesuai dengan keinginannya ,mudah dan  tanpa kesulitan yang berarti ini tidak akan dengan mudah dipengaruhi oleh Māra, tidak mengikuti kejahatan ,  kualitas yang tidak bermanfaat, tindakan yang tidak bermoral , ataupun   terpengaruh oleh  kondisi mental yang tidak berguna ataupun tindakan lainnya  yang dapat mengkondisikan  akar dari  Saṃsāra.

[0423a14] Apa yang dimiliki oleh siswa para Mulia dalam ke tujuh kualitas yang baik  ini ?

Seorang siswa  para Mulia memiliki keyakinan yang tidak tergoyahkan dan mendalam  terhadap penggugahan  dari Tathāgata, dengan keyakinan yang kokoh , tidak akan mengikuti jalan  para śramaṇa diluar ajaran  , brahmana, seseorang yang bertingkah seperti para deva , , Māra, Brahmā ataupun lainnya yang ada di dunia ini. Inilah  kualitas pertama yang dimiliki oleh siswa para Mulia

Selanjutnya , seorang siswa para Mulia ini  senantiasa  memiliki rasa  malu ,   Dia merasa malu terhadap  setiap tindakan yang  keliru dan juga mengetahui dengan sadar  akan rasa malu tersebut  pada saat ia  mengikuti kejahatan ,  kualitas yang tidak bermanfaat, tindakan yang tidak bermoral , ataupun   terpengaruh oleh  kondisi mental yang tidak berguna ataupun tindakan lainnya  yang dapat mengkondisikan  akar dari  Saṃsāra. Inilah  kualitas kedua yang dimiliki oleh siswa para Mulia

Selanjutnya , seorang , siswa mulia senantiasa memiliki rasa  takut . Dia merasa takut  terhadap setiap tindakan yang keliru dan juga mengetahui dengan sadar  akan rasa takut  tersebut  pada saat ia mengikuti kejahatan ,  kualitas yang tidak bermanfaat, tindakan yang tidak bermoral , ataupun   terpengaruh oleh  kondisi mental yang tidak berguna ataupun tindakan lainnya  yang dapat mengkondisikan  akar dari  Saṃsāra. Inilah  kualitas ketiga  yang dimiliki oleh siswa para Mulia.

Selanjutnya , siswa  para Mulia senantiasa bersemangat  dan berusaha dengan tekun  dalam meninggalkan semua kejahatan dan kualitas yang tidak bermanfaat ,  dan mengakumulasi  berbagai kualitas yang bermanfaat , kokoh dan tetap dalam pendiriannya  ,tidak mundur dalam  akumulasi yang berkaitan dengan akar kualitas yang  bermanfaat. . Inilah  kualitas keempat  yang dimiliki oleh siswa para Mulia.

Selanjutnya, siswa  para Mulia  senantiasa banyak belajar dan banyak mendengarkan, menguasai dan tidak mudah untuk melupakan  ajaran   yang telah dia pelajari .  ajaran ini dikenal sebagai Dharma yang memiliki kualitas yang  bermanfaat , pada awal , pertengahan maupun akhir, yang memiliki kebenaran dalam setiap kata  dan makna . mengungkapkan kehidupan spiritual  dengan murni dan sempurna, dan juga memanifestasikan kebebasan dari semua keinginan. 

Ajaran yang demikian  yang  telah banyak dia pelajari, dengar,  ingat dan hafal  secara lisan , diamati mendalam , dan ditembus mendalam dengan sempurna  hingga  mencapai   pengetahuan yang  murni. . Inilah  kualitas kelima  yang dimiliki oleh siswa para Mulia.

Selanjutnya,  siswa  para Mulia  senantiasa melatih kesadaran [eling] . hingga mencapai kesadaran     [ eling ] `yang benar, selalu mengingat semua yang telah  ia pelajari dan dengar sebelumnya dan tidak akan lupa . Inilah  kualitas keenam  yang dimiliki oleh siswa para Mulia.

Selanjutnya, siswa  para Mulia  melatih diri dengan kebijaksanaan melalui  pengamatan mendalam yang berhubungan dengan muncul dan lenyapnya fenomena hingga kemudian mencapai kebijaksanaan , pengetahuan mulia yang menembus semua perbedaan yang mengarah pada lenyapnya penderitaan dengan sempurna. Inilah  kualitas ketujuh yang dimiliki oleh siswa para Mulia.

[0423b04]   Bagaimana seorang siswa mulia dapat mencapai kesadaran yang  tidak tertandingi  dengan mudah dan  tanpa kesulitan yang berarti?

Siswa para  Mulia  ini  dalam keterasingan dirinya sendiri ,  meninggalkan semua keinginan sensual, meninggalkan kejahatan dan kualitas yang tidak bermanfaat , masuk dan berdiam dalam jhāna pertama dengan kegiuran  (prīti) dan  kebahagiaan  (sukha)  yang muncul dari keterasingan ini disertai dengan aplikasi  kesadaran awal (vitarka) dan aplikasi yang berkelanjutan dari kesadaran terhadap objek (vicara) Demikianlah siswa para Mulia ini mencapai tahapan pertama dari  kesadaran tidak tertandingi dengan mudah dan  tanpa kesulitan yang berarti.

Selanjutnya , Siswa para  Mulia  ini   melalui meredanya aplikasi  kesadaran awal (vitarka) dan aplikasi yang berkelanjutan dari kesadaran terhadap objek (vicara), ia masuk dan berdiam dalam jhāna ke dua, yang memiliki kedamaian internal dan mencapai kemanunggalan kesadaran , dengan kegiuran  (prīti) dan  kebahagiaan  (sukha) yang muncul dari konsentrasi,   tanpa  aplikasi  kesadaran awal (avitarka) dan tanpa aplikasi yang berkelanjutan dari kesadaran terhadap objek (avicara). Demikianlah siswa para Mulia ini mencapai tahapan  kedua dari  kesadaran tidak tertandingi dengan mudah dan  tanpa kesulitan yang berarti. 

Selanjutnya , Siswa para  Mulia  ini  melalui memudarnya kegiuran  (prīti) dan lenyapnya keinginan, ia berdiam  dalam ekuanimitas  dan  masuk dalam  kondisi tiada kehendak  , dengan  kesadaran [eling] yang benar (samyak-smṛti) dan  pemahaman benar  (samyak-dṛṣṭi ) , ia mengalami  sensasi kebahagiaan  (sukha) pada  jasmani , kemudian masuk dan berdiam dalam jhāna ke tiga.  yang dinyatakan oleh para mulia sebagai  ekuanimitas  dan  kesadaran [eling] yang benar,  kediaman yang membahagiakan.  Demikianlah siswa para Mulia ini mencapai tahapan  ketiga dari  kesadaran tidak tertandingi dengan mudah dan  tanpa kesulitan yang berarti. 

Selanjutnya , Siswa para  Mulia  ini  melalui lenyapnya sensasi kebahagiaan  (sukha) dan lenyapnya penderitaan dan juga lenyapnya semua akar dari kekhawatiran , ia memasuki kondisi bukan penderitaan ataupun bukan kebahagiaan dalam ekuanimitas dan kesadaran [eling] yang murni hingga memasuki dan berdiam dalam jhāna ke empat. Demikianlah siswa para Mulia ini mencapai tahapan  keempat dari  kesadaran tidak tertandingi dengan mudah dan  tanpa kesulitan yang berarti.

[0423b16] Dengan cara demikian , siswa dari para Mulia  ini  yang telah memiliki tujuh kualitas baik, dan  empat kesadaran yang tidak tertandingi  yang mampu  didapatkan sesuai dengan keinginannya ,mudah dan  tanpa kesulitan yang berarti ini tidak akan dengan mudah dipengaruhi oleh Māra, tidak mengikuti kejahatan ,  kualitas yang tidak bermanfaat, tindakan yang tidak bermoral , ataupun   terpengaruh oleh  kondisi mental yang tidak berguna ataupun tindakan lainnya  yang dapat mengkondisikan  akar dari  Saṃsāra.

Ini dapat dianalogikan dengan  struktur fondasi pada  benteng  di perbatasan wilayah dari  kerajaan yang  dibangun dengan   kuat, terpancang dengan baik dalam tanah , tidak tergoyahkan dan tidak mudah rusa untuk memberikan perlindungan bagi penghuni di dalam dan mampu  menghalau ancaman dari luar  , Demikian juga , siswa  para Mulia yang  memiliki keyakinan tidak tergoyahkan dan mendalam  terhadap  penggugahan  dari Tathāgata, dengan keyakinan yang kokoh , tidak akan mengikuti jalan  para śramaṇa diluar ajaran  , brahmana, seseorang yang bertingkah seperti para deva , Māra, Brahmā ataupun lainnya yang ada di dunia ini. Dengan keyakinan sebagai fondasi,  siswa para Mulia ini meninggalkan  semua kejahatan dan kualitas yang tidak bermanfaat  serta mengakumulasi  kualitas yang bermanfaat.

[0423b23]  Selanjutnya , ini juga dapat dianalogikan dengan  parit  pada  benteng perbatasan wilayah  kerajaan ini   yang dibangun dengan sangat lebar dan dalam , mudah diperbaiki dan dapat diandalkan  untuk  memberikan perlindungan bagi penghuni di dalam dan mampu  menghalau ancaman dari luar. Demikian juga , siswa para Mulia ini  senantiasa  memiliki rasa  malu ,   Dia merasa malu terhadap setiap tindakan yang  keliru dan juga mengetahui dengan sadar  akan rasa malu tersebut  pada saat ia mengikuti kejahatan ,  kualitas yang tidak bermanfaat, tindakan yang tidak bermoral , ataupun   terpengaruh oleh  kondisi mental yang tidak berguna ataupun tindakan lainnya  yang dapat mengkondisikan  akar dari  Saṃsāra.  Dengan  rasa malu  sebagai parit,  siswa para Mulia ini meninggalkan  semua kejahatan dan kualitas yang tidak bermanfaat  serta mengakumulasi  kualitas yang bermanfaat.

[0423b28] Selanjutnya , ini juga dapat dianalogikan dengan akses terowongan dan jalan  terbuka   yang dibangun disekeliling bagian dari  benteng perbatasan wilayah kerajaan ini untuk  memberikan perlindungan bagi penghuni di dalam dan mampu  menghalau ancaman dari luar. Demikian juga , siswa para Mulia ini  senantiasa  memiliki rasa  takut . Dia merasa takut  terhadap setiap tindakan yang keliru dan juga mengetahui dengan sadar  akan rasa takut  tersebut  pada saat ia  mengikuti kejahatan ,  kualitas yang tidak bermanfaat, tindakan yang tidak bermoral , ataupun   terpengaruh oleh kondisi mental yang tidak berguna ataupun tindakan lainnya  yang dapat mengkondisikan  akar dari Saṃsāra. Dengan  rasa malu sebagai akses terowongan dan jalan terbuka,  siswa para Mulia ini meninggalkan  semua kejahatan dan kualitas yang tidak bermanfaat  serta mengakumulasi  kualitas yang bermanfaat.

[0423c03]  Selanjutnya , ini juga dapat dianalogikan dengan empat divisi perang yang memadai yakni pasukan gajah, pasukan berkuda, pasukan berkereta dan juga pasukan infantri  yang ditempatkan pada  benteng do perbatasan wilayah  kerajaan ini untuk  memberikan perlindungan bagi penghuni di dalam dan mampu  menghalau ancaman dari luar. Demikian juga , siswa para Mulia ini  senantiasa bersemangat  dan berusaha dengan tekun  dalam meninggalkan semua kejahatan dan kualitas yang tidak bermanfaat ,  dan mengakumulasi  berbagai  kualitas yang bermanfaat , kokoh dan tetap dalam pendiriannya  ,tidak mundur dalam  akumulasi yang berkaitan dengan akar kualitas yang  bermanfaat. Dengan bersemangat  dan berusaha dengan tekun  sebagai  kekuatan dari  empat divisi perang yang memadai  ,  siswa para Mulia ini meninggalkan  semua  kejahatan dan kualitas yang tidak bermanfaat  serta mengakumulasi  kualitas yang bermanfaat.

[0423c08] Selanjutnya , ini juga dapat dianalogikan dengan  persenjataan yang memadai yakni busur , panah, tombak  dan  senjata  panjang yang dikombinasi dengan tombak dan kapak  yang  dimiliki oleh.benteng  di wilayah perbatasan kerajaan ini. untuk  memberikan perlindungan bagi penghuni di dalam dan mampu  menghalau ancaman dari luar.  Demikian juga , siswa para Mulia ini senantiasa banyak belajar dan banyak mendengarkan, menguasai dan tidak mudah untuk melupakan  ajaran   yang telah dia pelajari .  ajaran ini dikenal sebagai Dharma  yang memiliki kualitas yang  bermanfaat , pada awal , pertengahan maupun akhir, yang memiliki kebenaran dalam setiap kata  dan makna . mengungkapkan kehidupan spiritual  dengan murni dan sempurna, dan juga memanifestasikan kebebasan dari semua keinginan.  Ajaran yang demikian  yang  telah banyak dia pelajari, dengar, ingat dan hafal  secara lisan , diamati mendalam , dan ditembus mendalam dengan sempurna  hingga  mencapai   pengetahuan yang  murni. . Dengan banyak belajar dan banyak mendengarkan  sebagai  persenjataan yang memadai,  siswa para Mulia ini meninggalkan  semua  kejahatan dan kualitas yang tidak bermanfaat  serta mengakumulasi  kualitas yang bermanfaat.

[0423c14] Selanjutnya , ini juga dapat dianalogikan dengan  prajurit handal sebagai penjaga gerbang dimana ia harus pintar dalam menyusun strategi , bijaksana dalam menyelesaikan pertikaian, berani dan gagah  , memiliki perencanaan yang mengagumkan dalam mengizinkan hal yang bermanfaat dan mencegah hal yang tidak bermanfaat. yang ditempatkan pada benteng di wilayah  perbatasan  kerajaan ini untuk  memberikan perlindungan bagi penghuni di dalam dan mampu  menghalau ancaman dari luar.  Demikian juga , siswa para Mulia ini senantiasa melatih kesadaran [eling] . hingga mencapai kesadaran [ eling ] `yang benar, selalu mengingat semua yang telah  ia pelajari dan dengar sebelumnya dan tidak akan lupa. . Dengan kesadaran [ eling ] `yang benar sebagai  prajurit handal penjaga gerbang,  siswa para Mulia ini meninggalkan  semua  kejahatan dan kualitas yang tidak bermanfaat  serta mengakumulasi  kualitas yang bermanfaat.

[0423c19]  Selanjutnya , ini juga dapat dianalogikan dengan  dinding  yang kokoh , tidak mudah rusak dan  dilapisi dengan mortar disetiap bagiannya pada benteng  di wilayah perbatasan kerajaan ini untuk  memberikan perlindungan bagi penghuni di dalam dan mampu  menghalau ancaman dari luar. Demikian juga , siswa para Mulia ini  senantiasa melatih diri dengan kebijaksanaan melalui pengamatan mendalam yang berhubungan dengan muncul dan lenyapnya fenomena hingga kemudian mencapai kebijaksanaan , pengetahuan mulia yang menembus semua perbedaan yang mengarah pada lenyapnya penderitaan dengan sempurna Dengan kebijaksanaan sebagai  dinding  siswa para Mulia ini meninggalkan  semua  kejahatan dan kualitas yang tidak bermanfaat  serta mengakumulasi  kualitas yang bermanfaat.

[0423c23] Selanjutnya , ini juga dapat dianalogikan dengan penyimpanan  air, rumput, kayu bakar, dan papan  dalam  jumlah  yang memadai pada  benteng perbatasan  di wilayah  kerajaan ini  untuk memberikan perlindungan bagi penghuni di dalam dan mampu  menghalau ancaman dari luar. Demikian juga , siswa para Mulia ini  dalam keterasingan dirinya sendiri ,  meninggalkan semua keinginan sensual, meninggalkan kejahatan dan kualitas yang tidak bermanfaat , masuk dan berdiam dalam jhāna pertama dengan kegiuran  (prīti) dan  kebahagiaan  (sukha)  yang muncul dari keterasingan ini disertai dengan aplikasi  kesadaran awal (vitarka)  dan aplikasi yang berkelanjutan dari kesadaran terhadap objek (vicara) . Ia berdiam dalam kebahagiaan yang tidak akan habis,  dalam kebahagiaan yang damai,   yang akan mengarahkannya secara alami untuk menuju Nirvāṇa 
.
[0423c27]  Selanjutnya , ini juga dapat dianalogikan dengan penyimpanan  beras, jagung , gandum dalam jumlah  yang memadai pada benteng  di perbatasan wilayah kerajaan ini untuk  memberikan perlindungan bagi penghuni di dalam dan mampu  menghalau ancaman dari luar.  Demikian juga , siswa para Mulia ini  melalui meredanya aplikasi  kesadaran awal (vitarka) dan aplikasi yang berkelanjutan dari kesadaran terhadap objek (vicara), ia masuk dan berdiam dalam jhāna ke dua, yang memiliki kedamaian internal dan mencapai kemanunggalan kesadaran , dengan kegiuran  (prīti) dan kebahagiaan  (sukha) yang muncul dari konsentrasi,   tanpa  aplikasi  kesadaran awal (avitarka) dan tanpa aplikasi yang berkelanjutan dari kesadaran terhadap objek (avicara). Ia berdiam dalam kebahagiaan yang tidak akan habis,  dalam kebahagiaan yang damai,   yang akan mengarahkannya secara alami untuk menuju Nirvāṇa .

[0424a02]  Selanjutnya , ini juga dapat dianalogikan dengan penyimpanan  beragam bahan makanan , wijen, sayur-mayur, dan biji-bijian baik yang besar ataupun kecil pada  benteng  di  wilayah perbatasan kerajaan ini untuk  memberikan perlindungan bagi penghuni di dalam dan mampu menghalau ancaman dari luar.  Demikian juga , siswa para Mulia ini  melalui memudarnya kegiuran (prīti) dan lenyapnya keinginan, ia berdiam  dalam ekuanimitas  dan  masuk dalam  kondisi tiada kehendak  , dengan  kesadaran  [eling] yang benar (samyak-smṛti) dan  pemahaman benar  (samyak-dṛṣṭi ) , ia mengalami  sensasi kebahagiaan  (sukha) pada  jasmani , kemudian masuk dan berdiam dalam jhāna ke tiga.  yang dinyatakan oleh para mulia sebagai  ekuanimitas  dan  kesadaran [eling] yang benar,  kediaman yang membahagiakan. Ia berdiam dalam kebahagiaan yang tidak akan habis,  dalam kebahagiaan yang damai,   yang akan mengarahkannya secara alami untuk menuju Nirvāṇa .

[0424a06]  Selanjutnya , ini juga dapat dianalogikan dengan penyimpanan    harus memiliki sarana penyimpanan untuk obat-obatan ,  madu  , ghee , tebu , gula , ikan , garam , dan buah ataupun daging yang telah dikeringkan  pada  benteng di wilayah  perbatasan kerajaan ini  untuk  memberikan perlindungan bagi penghuni di dalam dan mampu  menghalau ancaman dari luar.  Demikian juga , siswa para Mulia ini  melalui lenyapnya sensasi kebahagiaan  (sukha) dan lenyapnya penderitaan dan juga lenyapnya semua akar dari kekhawatiran ,  ia memasuki kondisi bukan penderitaan ataupun bukan kebahagiaan dalam ekuanimitas dan kesadaran [eling] yang murni hingga memasuki dan berdiam dalam jhāna ke empat. Ia berdiam dalam kebahagiaan yang tidak akan habis,  dalam kebahagiaan yang damai,   yang akan mengarahkannya secara alami untuk menuju Nirvāṇa
 .
[0424a10] Demikianlah yang diuraikan oleh Buddha , Setelah mendengarkan  uraian ini para bhikṣu  bersuka cita dan dan mengingatnya dengan baik.

[0424a12] Sutra perumpamaan benteng  , bagian ketiga  dalam `seribu sembilan ratus dua aksara.

Karma JIgme

Instagram