增壹阿含經

Dalam tradisi buddhisme tibetan mengklasifikasikan sutra yang diuraikan oleh Buddha Sakyamuni dalam tiga pemutaran roda dharma yang disampaikan di tempat yang berbeda dalam perjalanan hidupnya antara lain: sutra yang termasuk dalam pemutaran roda dharma pertama berkaitan dengan penguraian empat kebenaran mulia , sutra yang termasuk dalam pemutaran roda dharma kedua berkaitan dengan penguraian kekosongan (sunyata) dan ketiadaan eksistensi melalui kekuatan dirinya sendirinya [ketiadaan intrinsitik] (nihsvabhava) dari semua fenomena, sementara sutra yang termasuk dalam pemutaran roda dharma ketiga berkaitan dengan penguraian yang lebih terperinci mengenai tiga karakteristik dari ketiadaan intrinsitik.
Sutra dari Kesempurnaan Kebijaksanaan (Prajñāpāramitā) termasuk dalam kelompok sutra yang termasuk dalam pemutaran roda dharma kedua yang diuraikan oleh Buddha Sakyamuni di Rajagraha dimana dalam sutra ini menguraikan bahwa peran bodhisattva dengan pikiran welas kasih yang tidak terbatas akan mencapai penggugahan yang lebih unggul dibandingkan dengan para Sravaka dan Pratyekabuddha dengan penekanan integrasi yang halus antara kebenaran relatif dan kebenaran tertinggi, dimana juga ditegaskan bahwa bodhisattva mahasatva harus berusaha untuk mencapai penggugahan sempurna yang tidak tertandingi untuk menghilangkan penderitaan dari semua makhluk hidup dan bukan hanya mengakhiri siklus dari samsara untuk kepentingan mereka sendiri, meskipun dalam perspektif akhir juga dinyatakan bahwa sebenarnya tidak ada fenomena, tidak ada makhluk hidup dan tidak ada penggugahan sempurna yang tidak tertandingi .
Dekonstruksi yang tiada penghentian dari semua pengalaman konseptual yang berkaitan dengan fenomena, pengalaman meditatif, dan juga sebab dan akibat yang berkaitan dengan karakteristik dalam jalan bodhisattva dimana secara eksplisit ditekankan dalam divisi sutra ini dengan makna implisit yang kemudian memicu dialektika Madhyamaka dan juga diaplikasikan dalam meditasi non-analitis dari tradisi zen.
Dalam manuscript teks yang tersisa hingga saat ini teridentikasi bahawa sususan kata dengan istilah, modul yang berfungsi sebagai fitur untuk mnemonic yang juga merupakan indikasi adanya tradisi transmisi lisan dalam buddhisme pada saat itu hingga tercatat dalam bentuk naskah tertulis .
Dari manuscript teks yang masih ada hingga sekarang tersusun dengan istilah, modul dan fitur mnemonic, yang merupakan indikasi awal dari transmisi lisan yang digunakan oleh tradisi pada saat itu hingga tercatat dalam bentuk naskah tertulis . Dalam terjemahan Chinese di Taisho , divisi dari Prajñāpāramitā sutra ini tercakup dalam volume ke lima hingga ke delapan . Dalam pembagian divisi Taisho , divisi prajnaparamita tersusun mendahului semua sutra lainnya misalnya buddhāvatamsaka, ratnakūta dan sutra umum yang mencerminkan prestise yang tinggi dari prajnaparamita dalam Mahayana yang mencakup empat puluh dua teks dengan sebagian merupakan sutra yang sama tetapi merupakan penerjemahan dalam masa yang berbeda dan dilakukan oleh penerjemah yang berbeda