Tekan button Kembali untuk ke halaman sebelumnya.
Sūtra ini merupakan sūtra yang sangat panjang terdiri dari 45 bagian dan mencakup tidak kurang dari empat volume dari Kangyur Degé. Dalam format yang sekarang, sutra ini disajikan sebagai satu sutra yang ekstensif (vaipulyasūtra), dengan kemungkinan bahwa sutra ini merupakan perpaduan ensiklopedia dari beragam karya yang lebih pendek karena banyak dari bagian sutra ini dapat ditemukan sebagai teks yang independen dan tidak berkaitan satu dengan lainnya. Para editor dari Tibetan mengkategorikan Sūtra ini sebagai bagian dari pemutaran roda dharma ketiga.
Terjemahan dari Tibetan pada awal abad ke sembilan memiliki isi yang sama dengan terjemahan dari Cina pada akhir abad ketujuh oleh by Śikṣānanda , kedua ini memiliki isi yang lebih banyak dibandingkan dengan terjemahan dari Cina pada awal abad ke lima oleh Buddhabhadra. Berbagai karya independen dari terjemahan Cina kemudian dimasukkan sebagai bagian dari Buddhāvataṃsaka awal yang diperkirakan dibuat pada akhir abad ke dua hingga ke eempat, dan dapat memberikan bukti evolusi bertahap dari Buddhāvataṃsaka melalui susunan dari bagian komponennya. Tidak ada versi dari risalah India yang selamat, dan risalah India hanya mengutip beberapa komponen teks sutra ini daripada keseluruhan karya ini dengan nama Buddhāvataṃsaka.
Dalam catatan di tradisi Tibetan , seperti dijelaskan oleh Tāranātha dan penjelasan singkat dalam katalog Kangyur Degé, dijelaskan bahwa pada awalnya di India koleksi ini memiliki volume yang besar dengan kemungkinan terdiri dari seratus bagian (menurut katalog Kangyur) ataupun seratus ribu bagian (Tāranātha), tetapi sekarang telah tidak lengkap karena adanya pembakaran di perpustakaan di Nalanda sehingga sutra ini hanya tinggal tiga puluh delapan bagian yang masih tersisa demikian juga divisi sutra lainnya misalnya ratnakuta
Buddhāvataṃsaka dipelajari lebih mendalam di Cina apabila dibandingkan dengan Tibet sehingga menghasilkan banyak literatur komentar dari sutra ini dimana semua dari tradisi di Cina terutama Huayan menggunakan sutra ini sebagai landasan filosofi. Sutra ini meskipun sangat dihargai di Tibet tetapi sangat sedikit didalami secara keseluruhan dan hanya beberapa dari bagian sutra ini yang sangat dikenal luas dan dan dikutip dalam risalah tibetan. Sutra ini diterjemahkan ke dalam Tibetan oleh Jinamitra, Surendrabodhi, dan Yeshe Dé, dari sankrit kecuali bagian sebelas dan tiga puluh dua yang merupakan terjemahan dari Cina .
Beberapa bagian dari sutra ini yang merupakan sutra independen yang dikenal luas antara lain :
Gocarapariśuddha (bagian 16) dengan kemungkinan merupakan sutra yang sama dan dikutip dalam berbagai risalah dari india. Bagian ini terdaftar sebagai teks yang terpisah dari Buddhāvataṃsaka dalam Mahāvyutpatti,dan karya dalam Tengyur (Te 3965) yang menyimpulkan semua isi dari bagian ini
Vajradhvajapariṇāma (bagian 30) terdaftar sebagai teks yang terpisah dari Buddhāvataṃsaka dalam catalog Denkarma dengan kemungkinan bahwa bagian ini adalah Vajradhvajasūtra yang disebut oleh Śāntideva dalam Bodhicaryāvatāra .
Daśabhūmika (bagian 31) juga dikenal sebagai karya independen di India, dan ditemukan secara utuh dalam manuscript Sanskrit di Nepal , selain itu juga ditemukan secara terpisah dalam Kangyur tradisi Thempangma dan kangyur lainnta sebagai sūtra yang terpisah
.
teks sanskrit dar iAnantabuddhakṣetraguṇodbhāvana (bagian 37) juga ditemukan, dengan colophon dalam Sanskrit yang mendiskrissikan sūtra ini sebagai bagian darie Buddhāvataṃsaka; dan juga eksis dalam dua sutra independen dalam terjemahan Tibetan yakni, D0104 dan D 0268.
Buddhadharmācintyanirdeśa (bagian 39) juga ditemukan dalam divisi Sūtra umum dari Kangyur dengan judul yang sama sebagai teks independen (D0187).
Samantabhadracāryanirdeśa (bagian 42) terdaftar sebagai teks yang terpisah dari Buddhāvataṃsaka dalam katalog Denkarma.
Tathāgatotpattisambhavanirdeśa (bagian 43) juga terdaftar sebagai teks yang terpisah dari Buddhāvataṃsaka dalam katalog Phangtangma dan Denkarma dan juga dikutip dalam beberap risalah dari India
Lottaraparivarta (bagian 44) juga terdaftar sebagai teks yang terpisah dari Buddhāvataṃsaka dalam katalog Phangtangma dan Denkarma
.
Tiga bagian terakhir dari Buddāvataṃsaka juga terindentifikasi dalam Gaṇḍavyūha (bagian 45) dan juga merupakan teks yang terpisah dalam katalog Denkarma dan dikutip dalam beberapa risalah dari India. Bagian ini juga masih eksis secara utuh dalam manuscript sankrit di Nepal.
Bhadracaryāpraṇidhāna, dihafalkan secara meluas dalam tradisi Tibetan, yang merupakan format kesimpulan dari bagian 45 dan juga ditemukan dalam divisi Dhāraṇī ( D1095).
Karya karya lain juga mungkin dapat dikategorikan sebagai bagian dari Buddhāvataṃsaka dan juga ditemukan dalam Kangyur, termasuk Ratnolkā (D0145 dan D0847), dimana merupakan bagian dari 17 dan 20, dan juga terdaftar sebagai bagian dari Buddhāvataṃsaka dalam katalog Phangtangma dan Mahāvyutpatti
Tathāgataguṇajñānācintyaviṣayāvatāranirdeśa (D0185)
Buddhadharmācintyanirdeśa(D0187), yang merupakan bagian dari 39, dan juga Śraddhābalādhānāvatāramudrā (D0201).
Untuk informasi lebih lanjut, lihat
Skilling, Peter, and Saerji, “The Circulation of the Buddhāvataṃsaka in India” in ARIRIAB, vol. 16, 193-216 (March 2013).
Nattier, Jan, “The Proto-History of the Buddhāvataṃsaka: the Pusa benye jing and the Dousha jing,” in ARIRIAB vol. 7, 323-360 (March 2005).
Hamar, Imre, “The History of the Buddhāvataṃsaka-Sūtra: Shorter and Larger Texts.” In: Hamar, Imre (ed.), Reflecting Mirrors: Perspectives on Huayan Buddhism (Asiatische Forschungen Vol. 151), Wiesbaden: Harrassowitz, pp.159-161 (2007).
Tāranātha, dam pa’i chos rin po che ’phags pa’i yul du ji ltar dar ba’i tshul gsal bar ston pa dgos ’dod kun ’byung (rgya gar chos ’byung from Degé xylographs), Tezu, A.P., India: Tibetan Nyingma Monastery (1974), ff. 47a-48b. Translation in Chimpa, L. et al. (trans.), Tāranātha's History of Buddhism in India, Atlantic Highlands, N.J.: Humanities Press (1981), pp. 140-143.