Pages

MA 4 – 水喻經 [ Perumpamaan Air ]

中阿含經

madhyamāgama


七法品

Divisi Tujuh Ajaran

MA 4 [T 26.4 ]


水喻經

Perumpamaan Air


Nara Sumber dalam Chinese
Diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia oleh : Karma Jigme


MA 3 MA 4 MA 5



[0424a14] Demikianlah yang telah kudengar.

[0424a14]  Pada suatu waktu Buddha  berdiam di Śrāvastī, di Jetavana, Taman Anāthapiṇḍada.

Pada saat itu  Bhagavān berkata kepada para bhikṣu:

Saya  akan menguraikan kepada kalian mengenai  tujuh jenis manusia  melalui perumpamaan  dalam air. Dengarkanlah dengan baik,  dengarkanlah dengan baik ,  berpikirlah dengan bijaksana dan ingatlah uraian ini !”

Kemudian para bhikṣu menerima instruksi dan mendengarkannya

[0424a17]   Buddha berkata:   Apa ketujuh jenis ini?

[1] Pertama, ada manusia yang tetap merundukkan badannya dibawah permukaan air .  Selanjutnya [2] ada manusia  yang  telah  muncul di permukaan air tetapi kemudian masuk ke dalam lagi. Selanjutnya  [3] ada manusia  yang  telah muncul di permukaan air  tetapi  tetap berdiam di permukaan air. Selanjutnya  [4] ada manusia  yang  telah muncul di permukaan air, tetap berdiam dan kemudian mengamati dari permukaan air. Selanjutnya  [5] ada manusia  yang   telah muncul di permukaan air , berdiam , mengamati dan kemudian menyeberang . Selanjutnya  [6] ada manusia yang   telah muncul di permukaan air , berdiam , mengamati , menyeberang dan kemudian tiba di pantai seberang. Selanjutnya  [7] ada manusia  yang  telah muncul di permukaan air , berdiam , mengamati , menyeberang , tiba di  pantai seberang dan kemudian setelah tiba di pantai seberang dan ia disebut sebagai manusia dari pantai seberang.

Demikianlah, saya akan mengulangi  tujuh jenis manusia melalui  perumpamaan dalam air ini sekali lagi. Dengarkanlah dengan baik, dengarkanlah dengan baik , berpikirlah dengan bijaksana dan ingatlah dengan baik!”


[0424a25]  Kemudian Buddha berkata:   Apa ketujuh jenis ini?

[1] Pertama, ada  manusia yang tetap merundukkan badannya dibawah permukaan air .  Selanjutnya [2] ada manusia  yang  telah  muncul di permukaan air tetapi kemudian masuk ke dalam lagi. Selanjutnya  [3] ada manusia  yang  telah muncul di permukaan air  tetapi  tetap berdiam di permukaan air. Selanjutnya  [4] ada manusia  yang  telah muncul di permukaan air, tetap berdiam dan kemudian mengamati dari permukaan air. Selanjutnya  [5] ada manusia  yang   telah muncul di permukaan air , berdiam , mengamati dan kemudian menyeberang . Selanjutnya  [6] ada manusia yang   telah muncul di permukaan air , berdiam , mengamati , menyeberang dan kemudian tiba di pantai seberang. Selanjutnya  [7] ada manusia  yang  telah muncul di permukaan air , berdiam , mengamati , menyeberang , tiba di  pantai seberang dan kemudian setelah tiba di pantai seberang  dan ia disebut sebagai Bramana dari pantai seberang

Ke tujuh jenis manusia  melalui perumpamaan  dalam air ini , telah saya uraikan dengan ringkas Berdasarkan yang telah diuraikan , yang telah dijelaskan diatas. Apakah kalian  mengetahui maknanya ?  perbedaannya ?  sebab dan kondisinya ?

[0424b05]  Pada saat itu , para bhikṣu  berkata kepada  Bhagavān 

Bhagavān  merupakan sumber Dharma, Bhagavān  merupakan  Raja Dharma, Dharma berasal dari Bhagavān  . Mohon uraikan dengan terperinci, kami akan mendengarkannya dengan baik  sehingga kami akan memahami uraian ini dan juga memahami maknanya.

[0424b07] Kemudian Buddha berkata: Dengarkanlah dengan baik, dengarkanlah dengan baik , berpikirlah dengan bijaksana dan ingatlah dengan baik!  Saya akan menguraikan dengan terperinci mengenai makna ini kepada kalian.

Kemudian para bhikkhu  menerima instruksi dan mendengarkannya .

[0424b09] Buddha berkata:  Apa yang dimaksud dengan [perumpamaan]  manusia yang tetap merundukkan badannya dibawah permukaan air?

[perumpamaan  ini]  mendeskripsikan jenis manusia yang  diliputi oleh kualitas yang tidak bermanfaat,   ternoda oleh penderitaan dan menjadi subjek dari akibat  kejahatannya  yang memunculkan akar dari siklus eksistensi.

Demikianlah makna dari [perumpamaan] manusia yang tetap merundukkan badannya dibawah permukaan air  yang diibaratkan seperti manusia yang tenggelam didalam air , akan hanyut dan tetap merundukkan badannya dibawah air dalam jenis pertama [dari ketujuh jenis] manusia melalui perumpamaan  dalam air yang telah saya uraikan diatas dan manusia jenis ini benar benar ada di dunia ini. 

 [0424b13] Apa yang dimaksud dengan [perumpamaan]  manusia yang  telah  muncul di permukaan air tetapi kemudian masuk ke dalam lagi. ?

[perumpamaan  ini] mendeskripsikan jenis manusia yang telah “muncul di permukaan”  yakni : telah memperoleh keyakinan dalam Dharma sejati,  telah menjaga moralitas,  telah  melatih diri dengan berdana, telah  banyak belajar, dan  telah [melatih pengembangan] kebijaksanaan , telah mengkontemplasi kualitas kebajikan. Tetapi dalam rentang masa tertentu kemudian, ia kehilangan keyakinan karena tergoyahkan dan meninggalkan penjagaan moralitas, meninggalkan pelatihan diri dengan berdana, meninggalkan pembelajaran,  meninggalkan [pelatihan pengembangan] kebijaksanaan dan juga meninggalkan kontemplasi kualitas kebajikan. Dengan demikian ia menjadi tergoyahkan.

Demikianlah makna dari [perumpamaan] manusia yang telah  muncul di permukaan air tetapi kemudian masuk ke dalam lagi  yang diibaratkan seperti manusia yang akan hanyut didalam air  , muncul dan kemudian tenggelam lagi dalam jenis kedua [dari ketujuh jenis] manusia melalui perumpamaan  dalam air yang telah saya uraikan diatas dan manusia jenis ini benar benar ada di dunia ini. 

[0424b18] Apa yang dimaksud dengan [perumpamaan]  manusia yang telah muncul di permukaan air  tetapi  tetap berdiam di permukaan air.

[perumpamaan  ini] mendeskripsikan jenis manusia yang telah “muncul di permukaan”  yakni : telah memperoleh keyakinan dalam Dharma sejati,  telah menjaga moralitas,  telah  melatih diri dengan berdana, telah  banyak belajar, dan telah [melatih pengembangan] kebijaksanaan, telah mengkontemplasi kualitas kebajikan.

Dalam rentang masa tertentu kemudian , keyakinannya tetap kokoh  dan tidak hilang, demikian juga penjagaan moralitas,  pelatihan diri dengan berdana, pembelajaran, [pengembangan] kebijaksanaan dan kontemplasi kualitas kebajikan  [tetap] kokoh dan tidak hilang.

Demikianlah makna dari [perumpamaan] manusia yang telah muncul di permukaan air  tetapi  tetap berdiam di permukaan air yang diibaratkan seperti manusia  yang  akan hanyut dalam air  , muncul dipermukaan air dan tetap berdiam diri dalam jenis ketiga [dari ketujuh jenis] manusia melalui perumpamaan  dalam air yang telah saya uraikan diatas dan manusia jenis ini benar benar ada di dunia ini. 

[0424b23] Apa yang dimaksud dengan [perumpamaan]  manusia yang  telah muncul di permukaan air, tetap berdiam dan kemudian mengamati dari permukaan air.?

[perumpamaan  ini] mendeskripsikan jenis manusia yang telah “muncul di permukaan”  yakni : telah memperoleh keyakinan dalam Dharma sejati,  telah menjaga moralitas,  telah  melatih diri dengan berdana, telah  banyak belajar, dan  telah [melatih pengembangan] kebijaksanaan , telah mengkontemplasi kualitas kebajikan.

Dalam rentang masa tertentu kemudian , keyakinannya tetap kokoh  dan tidak hilang, demikian juga penjagaan moralitas,  pelatihan diri dengan berdana, pembelajaran, [pengembangan] kebijaksanaan dan kontemplasi kualitas kebajikan  [tetap] kokoh dan tidak hilang. Ia mengetahui [empat kebenaran mulia];  yakni ; mengetahui penderitaan sebagaimana adanya, mengetahui munculnya penderitaan sebagaimana adanya, mengetahui lenyapnya penderitaan sebagaimana adanya, dan mengetahui jalan menuju lenyapnya penderitaan. Dengan mengetahui dan melihat sebagaimana adanya, ketiga ikatan [belenggu] pertama yakni :  pandangan  diri , kemelekatan pada aturan dan ajaran orthodox, dan keragu-raguan  telah dieliminasi. dan melalui penghentian  tiga belenggu ini , Ia memasuki marga , mencapai [tahapan] Srotāpanna , tidak jatuh kembali dalam kualitas  yang tidak baik, mencapai kepastian dari penggugahan sempurna dalam tujuh kehidupan baik di ranah kehidupan yang lebih tinggi  ataupun manusia dan kemudian mengakhiri semua penderitaan. 

Demikianlah makna dari [perumpamaan] manusia yang  telah muncul di permukaan air, tetap berdiam dan kemudian mengamati dari permukaan air yang diibaratkan seperti manusia yang akan hanyut didalam air  , muncul dipermukaan air , berdiam diri ,  kemudian mengamati dari pemukaan air  dalam jenis keempat [dari ketujuh jenis] manusia melalui perumpamaan  dalam air yang telah saya uraikan diatas dan manusia jenis ini benar benar ada di dunia ini. 

[0424c04] Apa yang dimaksud dengan [perumpamaan]  manusia yang  telah muncul di permukaan air , berdiam , mengamati dan kemudian menyeberang?

[perumpamaan  ini] mendeskripsikan jenis manusia yang telah “muncul di permukaan”  yakni : telah memperoleh keyakinan dalam Dharma sejati,  telah menjaga moralitas,  telah  melatih diri dengan berdana, telah  banyak belajar, dan  telah [melatih pengembangan] kebijaksanaan , telah mengkontemplasi kualitas kebajikan. 

Dalam rentang masa tertentu kemudian , keyakinannya tetap kokoh  dan tidak hilang, demikian juga penjagaan moralitas,  pelatihan diri dengan berdana, pembelajaran, [pengembangan] kebijaksanaan dan kontemplasi kualitas kebajikan  [tetap] kokoh dan tidak hilang.  Ia mengetahui   [empat kebenaran mulia];  yakni ; mengetahui penderitaan sebagaimana adanya, mengetahui munculnya penderitaan sebagaimana adanya, mengetahui lenyapnya penderitaan sebagaimana adanya, dan mengetahui jalan menuju lenyapnya penderitaan. Dengan mengetahui dan melihat sebagaimana adanya maka ketiga ikatan [belenggu] pertama  yakni :  pandangan  diri, kemelekatan pada aturan dan ajaran orthodox, dan keragu-raguan telah dielimanasi.

Kemudian ia juga telah melemahkan ketiga ikatan [belenggu] berikutnya  yakni keinginan sensual, kemarahan, dan ketidaktahuan, memasuki marga dan  mencapai [tahapan] Sakṛdāgāmin ,mencapai kepastian dari penggugahan sempurna  dalam satu kehidupan baik di ranah kehidupan yang lebih tinggi  ataupun manusia  dan kemudian  mengakhiri semua penderitaan. 

Demikianlah makna dari [perumpamaan] manusia yang  telah muncul di permukaan air , berdiam , mengamati dan kemudian menyeberang yang diibaratkan seperti manusia yang  telah muncul di permukaan air , berdiam , mengamati dan kemudian menyeberang dalam jenis kelima [dari ketujuh jenis] manusia melalui perumpamaan  dalam air yang telah saya uraikan diatas dan manusia jenis ini benar benar ada di dunia ini. 

[0424c15] Apa yang dimaksud dengan [perumpamaan]  manusia yang  telah muncul di permukaan air, tetap berdiam , mengamati, menyeberang dan kemudian mencapai pantai seberang ?

[perumpamaan  ini] mendeskripsikan jenis manusia yang telah “muncul di permukaan”  yakni : telah memperoleh keyakinan dalam Dharma sejati,  telah menjaga moralitas,  telah  melatih diri dengan berdana, telah  banyak belajar, dan  telah [melatih pengembangan] kebijaksanaan , telah mengkontemplasi kualitas kebajikan. . 

Dalam rentang masa tertentu kemudian , keyakinannya tetap kokoh  dan tidak hilang, demikian juga penjagaan moralitas,  pelatihan diri dengan berdana, pembelajaran, [pengembangan] kebijaksanaan dan kontemplasi kualitas kebajikan  [tetap] kokoh dan tidak hilang.   Dengan mengetahui dan melihat sebagaimana adanya , Ia mengetahui   [empat kebenaran mulia];  yakni ; mengetahui penderitaan sebagaimana adanya, mengetahui munculnya penderitaan sebagaimana adanya, mengetahui lenyapnya penderitaan sebagaimana adanya, dan mengetahui jalan menuju lenyapnya penderitaan.

Dengan mengetahui dan melihat sebagaimana adanya maka lima  ikatan [belenggu] pertama  yakni : keinginan sensual, kebencian pandangan  diri, kemelekatan pada aturan dan ajaran orthodox, dan keragu-raguan telah dieliminasi.

Dengan  penghentian  kelima [ikatan] belenggu pertama ini  ia memasuki marga dan mencapai [tahapan]  anāgāmi  ,ia akan terlahir   di ranah kehidupan yang lebih tinggi  dan mencapai nirvana akhir disana  ,tidak kembali lagi ke dunia ini.

Demikianlah makna dari [perumpamaan] manusia yang  telah muncul di permukaan air , berdiam , mengamati , menyeberang dan mencapai pantai seberang yang diibaratkan seperti manusia yang akan hanyut didalam air  , muncul dipermukaan air , berdiam diri ,  mengamati ,  menyeberang. dan mencapai pantai seberang dalam jenis keenam [dari ketujuh jenis] manusia melalui perumpamaan dalam air yang telah saya uraikan diatas dan manusia jenis ini benar benar ada di dunia ini. 

[0424c26] Apa yang dimaksud dengan [perumpamaan]  manusia yang  telah muncul di permukaan air, tetap berdiam , mengamati, menyeberang , mencapai pantai seberang dan kemudian disebut sebagai bramana dari pantai seberang ?

[perumpamaan  ini] mendeskripsikan jenis manusia yang telah “muncul di permukaan”  yakni : telah memperoleh keyakinan dalam Dharma sejati,  telah menjaga moralitas,  telah  melatih diri dengan berdana, telah  banyak belajar, dan  telah [melatih pengembangan] kebijaksanaan , telah mengkontemplasi kualitas kebajikan. . 

Dalam rentang masa tertentu kemudian , keyakinannya tetap kokoh  dan tidak hilang, demikian juga penjagaan moralitas,  pelatihan diri dengan berdana, pembelajaran, [pengembangan] kebijaksanaan dan kontemplasi kualitas kebajikan  [tetap] kokoh dan tidak hilang.   Dengan mengetahui dan melihat sebagaimana adanya .Ia mengetahui  [empat kebenaran mulia];  yakni ; mengetahui penderitaan sebagaimana adanya, mengetahui munculnya penderitaan sebagaimana adanya, mengetahui lenyapnya penderitaan sebagaimana adanya, dan mengetahui jalan menuju lenyapnya penderitaan.

Dengan mengetahui dan melihat sebagaimana adanya maka ia mencapai tahapan arhat  , kesadaran yang bebas dari tiga arus penyebab siklus eksistensi yakni : arus penyebab siklus eksistensi - keinginan sensual (kāmāsrava)  ,  arus penyebab siklus eksistensi  -  eksistensi  (bhavāsrava) dan arus penyebab siklus eksistensi  - ketidaktahuan (avidyāsrava) dan mencapai pembebasan (vimokṣa) dan mencapai pengetahuan dari pembebasan ,melampaui semua kelahiran , kokoh dalam keinginan yang telah terbebaskan, semua tugas yang harus dilakukan telah selesai dilakukan., tiada lagi penderitaan yang akan muncul kembali.

Demikianlah makna dari [perumpamaan] manusia yang  telah muncul di permukaan air, tetap berdiam , mengamati, menyeberang , mencapai pantai seberang dan kemudian disebut sebagai bra mana dari pantai seberang yang diibaratkan seperti manusia yang akan hanyut didalam air  , muncul dipermukaan air , berdiam diri ,  mengamati ,  menyeberang, mencapai pantai seberang dan kemudian disebut sebagai Bramana dari pantai seberang dalam jenis ketujuh [dari ketujuh jenis] manusia melalui perumpamaan  dalam air yang telah saya uraikan diatas dan manusia jenis ini benar benar ada di dunia ini.  Seperti yang telah saya katakana sebelumnya bahwa saya akan menguraikan dengan terperinci mengenai makna dari perumpamaan  ketujuh manusia dalam air  ini . Oleh sebab itu saya menguraikannya.

[0425a12] Demikianlah yang telah diuraikan oleh Buddha. Setelah mendengar uraian ini para bhikṣu  bersuka cita dan mengingat uraian ini dengan baik .

[0425a14] sutra perumpamaan air  , bagian ke empat  dalam seribu tiga ratus delapan puluh  delapan aksara

Karma JIgme

Instagram