Pages

MA 1 - 善法經 [ Kualitas Terbaik ]

中阿含經

madhyamāgama


七法品

Divisi Tujuh Kualitas

MA 1 [T 26.1 ]


善法經

Kualitas Terbaik


Nara Sumber dalam Chinese
Diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia oleh : Karma Jigme


MA 222 MA 1 MA 2





[0421a13]  Demikianlah telah kudengar:

[0421a13] Pada suatu waktu, Buddha sedang berdiam di Śrāvastī, Jetavana ,  di taman. Anāthapiṇḍada 

[0421a14]  Pada saat itu , Bhagavān  memberitahukan kepada para bhikṣu :

“Jika  ada  bhikṣu  yang telah mencapai  tujuh kualitas, maka  akan  ia akan selaras dengan pencapaian  kegembiraan dan kebahagiaan  dari para orang mulia dan  memasuki jalan yang benar dalam  mengakhiri semua arus mental yang menjadi penyebab siklus eksistensi [kelahiran kembali]

“Apa yang dimaksud dengan ketujuh [dharma] ini?  yakni pemahaman terhadap  Dharma, pemahaman terhadap  makna,   pemahaman terhadap  periode [ pelatihan], pemahaman terhadap pengendalian diri,  pemahaman  terhadap  dirinya sendiri,pemahaman  terhadap  tingkatan sosial dalam bermasyarakat, dan  pemahaman terhadap individual berdasarkan kualitas yang lebih baik dari seorang  bhikṣu

[0421a17]  “ Apa yang dimaksud dengan pemahaman Dharma dari seorang bhikṣu ?  Dalam hal ini berarti bahwa seorang bhikṣu  yang telah memahami semua  sūtra, geya, vyākaraṇa, gāthā, nidāna, itivṛttaka, jātaka, udāna, avadāna, vaipulya, adbhuta-dharma, dan upadeśa .  Inilah yang disebut sebagai seorang bhikṣu  yang telah memahami Dharma.

Misalkan ada seorang bhikṣu   yang tidak  memahami Dharma dengan baik , dalam hal ini berarti dia tidak  memahami sūtra, geya, vyākaraṇa, gāthā, nidāna, itivṛttaka, jātaka, udāna, avadāna, vaipulya, adbhuta-dharma, dan upadeśa dengan baik . Bhikṣu yang demikian , tidak akan  memahami Dharma dengan baik.

Misalkan ada seorang bhikṣu yang memahami Dharma dengan baik, dalam hal ini berarti bahwa dia memahami semua sūtra, geya, vyākaraṇa, gāthā, nidāna, itivṛttaka, jātaka, udāna, avadāna, vaipulya, adbhuta-dharma, dan upadeśa dengan baik. , Inilah yang disebut sebagai seorang bhikṣu  yang memahami Dharma dengan baik.

[0421a25]  “ Apa yang dimaksud dengan pemahaman makna dari seorang bhikṣu ?  Dalam hal ini berarti bahwa seorang bhikṣu  yang telah memahami  berbagai  wacana dan doktrin yang memiliki makna seperti  ini ataupun itu. Inilah yang disebut sebagai seorang bhikṣu  yang telah memahami makna.

Misalkan ada seorang bhikṣu   yang tidak  memahami makna  dengan baik , dalam hal ini berarti dia tidak  memahami bahwa  wacana dan doktrin tersebut memiliki makna ini atau itu. dengan baik , Bhikṣu yang demikian , tidak akan  memahami makna dengan baik.

Misalkan ada seorang bhikṣu   yang  memahami makna  dengan baik , dalam hal ini berarti dia memahami bahwa  wacana dan doktrin tersebut memiliki makna ini atau itu. dengan baik Inilah yang disebut sebagai seorang bhikṣu  yang memahami makna  dengan baik.

[0421b02]  Apa yang dimaksud dengan pemahaman periode [ dalam  pelatihan]   dari seorang bhikṣu? Dalam hal ini berarti bahwa seorang bhikṣu  yang telah memahami pelatihan diri yang berkaraktersitik  untuk kediaman [ ketenangan ]  yang berkarakteristik untuk  pembangkitan  , ,yang berkarakteristik untuk ekuanimitas . Inilah yang disebut sebagai seorang bhikṣu  yang memahami periode [ dalam pelatihan] 

Misalkan ada seorang bhikṣu   yang tidak  memahami  periode [ dalam  pelatihan]   dengan baik , dalam hal ini berarti dia tidak  memahami pelatihan diri yang berkaraktersitik  untuk kediaman [ ketenangan ]  yang berkarakteristik untuk  pembangkitan  , ,yang berkarakteristik untuk ekuanimitas dengan baik , Bhikṣu yang demikian , tidak akan  memahami periode [ dalam  pelatihan]   dengan baik.

Misalkan ada seorang bhikṣu   yang  memahami periode [ dalam  pelatihan]   dengan baik , dalam hal ini berarti dia  memahami pelatihan diri yang berkaraktersitik  untuk kediaman [ ketenangan ]  yang berkarakteristik untuk  pembangkitan  , ,yang berkarakteristik untuk ekuanimitas dengan baik. Inilah yang disebut sebagai seorang bhikṣu  yang memahami  periode [ dalam  pelatihan]    dengan baik.

 [0421b08] Apa yang dimaksud dengan pemahaman  pengendalian diri  dari seorang bhikṣu? Dalam hal ini berarti bahwa seorang bhikṣu  yang telah memahami  pengendalian diri  dalam minum , makan , berjalan ,  berdiri, duduk, berbaring, berbicara, diam ataupun kemampuan  dasar  dan  minor lainnya. , menarik dirinya keluar  dari rasa kantuk dan mengembangkan  pelatihan dirinya dengan pengetahuan yang benar. Inilah yang disebut sebagai seorang bhikṣu  yang memahami  pengendalian diri .

Misalkan ada seorang bhikṣu   yang tidak  memahami pengendalian diri   dengan baik , dalam hal ini berarti dia tidak  memahami  pengendalian diri  dalam minum , makan , berjalan ,  berdiri, duduk, berbaring, berbicara, diam ataupun kemampuan  dasar  dan  minor lainnya. , menarik dirinya keluar dari rasa kantuk dan mengembangkan  pelatihan dirinya dengan pengetahuan yang benar. Bhikṣu yang demikian , tidak akan  memahami pengendalian diri   dengan baik

Misalkan ada seorang bhikṣu   yang  memahami pengendalian diri     dengan baik , dalam hal ini berarti dia  memahami pengendalian diri  dalam menarik dirinya keluar  dari rasa kantuk dan mengembangkan  pelatihan dirinya dengan pengetahuan yang benar , minum , makan , berjalan , berdiri, duduk, berbaring, berbicara, diam ataupun kemampuan  dasar  dan  minor lainnya dengan baik. Inilah yang disebut sebagai seorang bhikṣu  yang  memahami  pengendalian diri     dengan baik.

[0421b17] Apa yang dimaksud dengan pemahaman terhadap dirinya sendiri dari seorang bhikṣu? Dalam hal ini berarti bahwa seorang bhikṣu  yang telah memahami  terhadap dirinya sendiri dalam hal tingkatan  keyakinan , moralitas , pengetahuan , kedermawanan , kebijaksanaan , kefasihan ,pemahaman terhadap  Āgama, dan pencapaian  dalam dirinya sendiri. . Inilah yang disebut sebagai seorang bhikṣu  yang memahami  dirinya sendiri  .

Misalkan ada seorang bhikṣu   yang tidak  memahami dirinya sendiri    dengan baik , dalam hal ini berarti dia tidak  memahami  dirinya sendiri    dalam hal tingkatan  keyakinan , moralitas , pengetahuan , kedermawanan , kebijaksanaan , kefasihan ,pemahaman terhadap  Āgama, dan pencapaian  dalam dirinya sendiri. Bhikṣu yang demikian , tidak akan  memahami dirinya sendiri   dengan baik.

Misalkan ada seorang bhikṣu   yang  memahami pengendalian diri     dengan baik , dalam hal ini berarti dia  memahami dirinya sendiri    dalam hal tingkatan  keyakinan , moralitas , pengetahuan , kedermawanan , kebijaksanaan , kefasihan ,pemahaman terhadap  Āgama, dan pencapaian  dalam dirinya sendiri dengan baik. . Inilah yang disebut sebagai seorang bhikṣu  yang  memahami  dirinya sendiri   dengan baik.

[0421b24]  Apa yang dimaksud dengan pemahaman terhadap  tingkatan sosial dalam bermasyarakat dari seorang bhikṣu? ? Dalam hal ini berarti bahwa seorang bhikṣu  yang telah memahami tingkatan sosial dalam bermasyarakat  seperti tingkatan  kṣatriya  , brāhmaṇa , gṛhin dan śramaṇa dan dalam berbagai tingkatan ini , bagaimana seharusnya dirinya sendiri bersikap dalam hal duduk , berbicara , berdiam . . Inilah yang disebut sebagai seorang bhikṣu  yang memahami  tingkatan sosial dalam bermasyarakat.

Misalkan ada seorang bhikṣu   yang tidak  memahami tingkatan sosial dalam bermasyarakat dengan baik , dalam hal ini berarti dia tidak  memahami tingkatan sosial dalam bermasyarakat  seperti tingkatan  kṣatriya  , brāhmaṇa , gṛhin dan śramaṇa dan dalam  berbagai tingkatan ini , bagaimana seharusnya dirinya sendiri bersikap dalam hal duduk , berbicara , berdiam dengan baik. Bhikṣu yang demikian , tidak akan  memahami tingkatan sosial dalam bermasyarakat dengan baik.

Misalkan ada seorang bhikṣu   yang  memahami tingkatan sosial dalam bermasyarakat dengan baik , dalam hal ini berarti dia  memahami tingkatan sosial dalam bermasyarakat  seperti tingkatan  kṣatriya , brāhmaṇa , gṛhin dan śramaṇa dan dalam  berbagai tingkatan ini , bagaimana seharusnya dirinya sendiri bersikap dalam hal duduk berbicara , berdiam dengan baik. . Inilah yang disebut sebagai seorang bhikṣu  yang  memahami tingkatan sosial dalam bermasyarakat  dengan baik.

[0421c05]   Apa yang dimaksud dengan pemahaman terhadap  individual berdasarkan  kualitas yang lebih baik  dari seorang bhikṣu? Dalam hal ini berarti bahwa seorang bhikṣu  yang telah memahami individual  berdasarkan  kualitas yang lebih baik dimana memahami adanya dua kualitas individual yakni  yang memiliki keyakinan dan yang tidak memiliki keyakinan dimana yang memiliki keyakinan akan memiliki kualitas yang lebih baik sedangkan yang tidak memiliki keyakinan  tidak akan demikian. 

Dari kualitas individual yang memiliki keyakinan dapat dibagi lagi menjadi dua kualitas yakni : yang sering mengunjungi para bhikṣu  dan yang tidak sering mengunjungi para bhikṣu dimana yang sering mengunjungi  para bhikṣu   akan memiliki kualitas yang lebih baik sedangkan yang tidak  sering mengunjungi  para bhikṣu  tidak akan demikian. 

Dari kualitas individual yang  sering  mengunjungi para bhikṣu  dapat dibagi lagi menjadi dua kualitas yakni :  yang menghormati  para bhikṣu  dan   yang tidak menghormati  para bhikṣu dimana yang menghormati  para bhikṣu  akan memiliki kualitas yang lebih baik sedangkan yang tidak menghormati  para bhikṣu tidak akan demikian. 

Dari kualitas individual yang menghormati  para bhikṣu  dapat dibagi lagi menjadi dua kualitas yakni yang berminat terhadap  uraian  dan yang tidak  berminat  terhadap sūtra dimana yang berminat terhadap  uraian akan memiliki kualitas yang lebih baik sedangkan yang tidak  berminat  terhadap uraian  tidak akan demikian

Dari kualitas individual yang berminat terhadap   uraian  dapat dibagi lagi menjadi dua kualitas yakni yang berkonsentrasi penuh  dalam mendengarkan dan yang tidak berkonsentrasi penuh  dalam mendengarkan  uraian dimana  yang berkonsentrasi penuh  dalam mendengarkan uraian akan memiliki kualitas yang lebih baik sedangkan yang tidak berkonsentrasi penuh  dalam mendengarkan uraian tidak akan demikian.

Dari kualitas individual yang berkonsentrasi penuh  dalam mendengarkan uraian dapat dibagi lagi menjadi dua kualitas yakni yang mendengarkan serta mengingat doktrin dengan baik  dan yang tidak mendengarkan serta  tidak  mengingat doktrin dengan baik dimana  yang mendengarkan serta mengingat doktrin dengan baik  akan memiliki kualitas yang lebih baik sedangkan yang tidak mendengarkan serta  tidak  mengingat doktrin tidak akan demikian

Dari kualitas individual  yang  mendengarkan serta mengingat doktrin dengan baik   dapat dibagi lagi menjadi dua kualitas yakni yang berlatih diri dengan pengamatan mendalam terhadap makna dari doktrin yang telah didengar dan yang tidak berlatih diri dengan pengamatan mendalam terhadap makna dari doktrin yang telah didengar dimana yang berlatih diri dengan pengamatan mendalam terhadap makna dari doktrin yang telah didengar akan memiliki kualitas yang lebih baik sedangkan yang tidak berlatih diri dengan pengamatan mendalam terhadap makna dari doktrin yang telah didengar tidak akan demikian

Dari kualitas individual  yang  berlatih diri dengan pengamatan mendalam terhadap makna dari doktrin yang telah didengar dapat dibagi lagi menjadi dua kualitas yakni yang memahami doktrin , memahami makna , mengarah ,  berkembang dan selaras dengan doktrin dalam melatih dirinya sendiri dan  yang tidak memahami doktrin ,  tidak memahami makna ,  tidak mengarah ,  tidak berkembang dan  tidak selaras dengan doktrin dalam melatih dirinya sendiri dimana yang memahami doktrin , memahami makna , mengarah ,  berkembang dan selaras dengan doktrin dalam melatih dirinya sendiri akan memiliki kualitas yang lebih baik sedangkan yang tidak memahami doktrin , tidak memahami makna , tidak  mengarah , tidak  berkembang dan tidak  selaras dengan doktrin dalam melatih dirinya sendiri tidak akan demikian

Dari kualitas individual    yang memahami doktrin , memahami makna , mengarah ,  berkembang dan selaras dengan doktrin dalam melatih dirinya sendiri dapat dibagi lagi menjadi dua kualitas yakni yang  memberi manfaat untuk diri sendiri , individu lain  beserta  semua individu lainnya , bersimpati terhadap penderitaan keduniawian   mengakumulasi makna yang bermanfaat untuk para deva dan manusia , mengakumulasi suka cita dalam keheningan dan yang tidak  memberi manfaat untuk diri sendiri , individu lain  beserta  semua individu lainnya ,  tidak bersimpati terhadap penderitaan keduniawian   tidak  mengakumulasi makna yang bermanfaat untuk para deva dan manusia ,  tidak mengakumulasi suka cita dalam keheningan.

Dalam hal ini , kualitas individual  yang  memberi manfaat untuk diri sendiri , individu lain  beserta semua individu lainnya , bersimpati terhadap penderitaan keduniawian   mengakumulasi makna yang bermanfaat untuk para deva dan manusia , mengakumulasi suka cita dalam keheningan merupakan kualitas individual yang terutama,  teragung, tertinggi ,  terbaik , termulia dan yang paling mengagumkan 

Sebagaimana dengan adanya lembu maka akan ada susu , dengan adanya susu maka akan ada krim , dengan adanya krim maka akan ada mentega , dengan adanya mentega maka akan ada mentega yang disuling , dengan adanya mentega yang disuling maka akan ada ghee. Ghee merupakan kualitas yang terutama,  teragung, tertinggi ,  terbaik , termulia dan yang paling mengagumkan diantara semua ini.

Dengan demikian , maka yang  memberi manfaat untuk diri sendiri , individu lain  beserta  semua individu lainnya , bersimpati terhadap penderitaan keduniawian   mengakumulasi makna yang bermanfaat untuk para deva dan manusia , mengakumulasi suka cita dalam keheningan juga merupakan kualitas  individual yang terutama,  teragung, tertinggi ,  terbaik , termulia dan yang paling mengagumkan diantara kedua kualitas  yang telah disebutkan , dibedakan dan dinyatakan diatas.  Inilah yang disebut sebagai seorang bhikṣu  yang memahami individual  berdasarkan  kualitas yang lebih baik

[0422a15]  Demikianlah  yang diuraikan oleh Buddha. Setelah mendengarkan semua uraian ini maka, para bhikṣu  bersuka cita dan mengingatnya dengan baik.

Karma JIgme

Instagram