[0421a13] Demikianlah telah kudengar:
[0421a13] Pada suatu waktu, Buddha sedang berdiam di Śrāvastī, Jetavana , di taman. Anāthapiṇḍada
[0421a14] Pada saat itu , Bhagavān memberitahukan kepada para bhikṣu :
“Jika ada bhikṣu yang telah mencapai tujuh kualitas, maka akan ia akan selaras dengan pencapaian kegembiraan dan kebahagiaan dari para orang mulia dan memasuki jalan yang benar dalam mengakhiri semua arus mental yang menjadi penyebab siklus eksistensi [kelahiran kembali]
“Apa yang dimaksud dengan ketujuh [dharma] ini? yakni pemahaman terhadap Dharma, pemahaman terhadap makna, pemahaman terhadap periode [ pelatihan], pemahaman terhadap pengendalian diri, pemahaman terhadap dirinya sendiri,pemahaman terhadap tingkatan sosial dalam bermasyarakat, dan pemahaman terhadap individual berdasarkan kualitas yang lebih baik dari seorang bhikṣu
[0421a17] “ Apa yang dimaksud dengan pemahaman Dharma dari seorang bhikṣu ? Dalam hal ini berarti bahwa seorang bhikṣu yang telah memahami semua sūtra, geya, vyākaraṇa, gāthā, nidāna, itivṛttaka, jātaka, udāna, avadāna, vaipulya, adbhuta-dharma, dan upadeśa . Inilah yang disebut sebagai seorang bhikṣu yang telah memahami Dharma.
Misalkan ada seorang bhikṣu yang tidak memahami Dharma dengan baik , dalam hal ini berarti dia tidak memahami sūtra, geya, vyākaraṇa, gāthā, nidāna, itivṛttaka, jātaka, udāna, avadāna, vaipulya, adbhuta-dharma, dan upadeśa dengan baik . Bhikṣu yang demikian , tidak akan memahami Dharma dengan baik.
Misalkan ada seorang bhikṣu yang memahami Dharma dengan baik, dalam hal ini berarti bahwa dia memahami semua sūtra, geya, vyākaraṇa, gāthā, nidāna, itivṛttaka, jātaka, udāna, avadāna, vaipulya, adbhuta-dharma, dan upadeśa dengan baik. , Inilah yang disebut sebagai seorang bhikṣu yang memahami Dharma dengan baik.
[0421a25] “ Apa yang dimaksud dengan pemahaman makna dari seorang bhikṣu ? Dalam hal ini berarti bahwa seorang bhikṣu yang telah memahami berbagai wacana dan doktrin yang memiliki makna seperti ini ataupun itu. Inilah yang disebut sebagai seorang bhikṣu yang telah memahami makna.
Misalkan ada seorang bhikṣu yang tidak memahami makna dengan baik , dalam hal ini berarti dia tidak memahami bahwa wacana dan doktrin tersebut memiliki makna ini atau itu. dengan baik , Bhikṣu yang demikian , tidak akan memahami makna dengan baik.
Misalkan ada seorang bhikṣu yang memahami makna dengan baik , dalam hal ini berarti dia memahami bahwa wacana dan doktrin tersebut memiliki makna ini atau itu. dengan baik Inilah yang disebut sebagai seorang bhikṣu yang memahami makna dengan baik.
[0421b02] Apa yang dimaksud dengan pemahaman periode [ dalam pelatihan] dari seorang bhikṣu? Dalam hal ini berarti bahwa seorang bhikṣu yang telah memahami pelatihan diri yang berkaraktersitik untuk kediaman [ ketenangan ] yang berkarakteristik untuk pembangkitan , ,yang berkarakteristik untuk ekuanimitas . Inilah yang disebut sebagai seorang bhikṣu yang memahami periode [ dalam pelatihan]
Misalkan ada seorang bhikṣu yang tidak memahami periode [ dalam pelatihan] dengan baik , dalam hal ini berarti dia tidak memahami pelatihan diri yang berkaraktersitik untuk kediaman [ ketenangan ] yang berkarakteristik untuk pembangkitan , ,yang berkarakteristik untuk ekuanimitas dengan baik , Bhikṣu yang demikian , tidak akan memahami periode [ dalam pelatihan] dengan baik.
Misalkan ada seorang bhikṣu yang memahami periode [ dalam pelatihan] dengan baik , dalam hal ini berarti dia memahami pelatihan diri yang berkaraktersitik untuk kediaman [ ketenangan ] yang berkarakteristik untuk pembangkitan , ,yang berkarakteristik untuk ekuanimitas dengan baik. Inilah yang disebut sebagai seorang bhikṣu yang memahami periode [ dalam pelatihan] dengan baik.
[0421b08] Apa yang dimaksud dengan pemahaman pengendalian diri dari seorang bhikṣu? Dalam hal ini berarti bahwa seorang bhikṣu yang telah memahami pengendalian diri dalam minum , makan , berjalan , berdiri, duduk, berbaring, berbicara, diam ataupun kemampuan dasar dan minor lainnya. , menarik dirinya keluar dari rasa kantuk dan mengembangkan pelatihan dirinya dengan pengetahuan yang benar. Inilah yang disebut sebagai seorang bhikṣu yang memahami pengendalian diri .
Misalkan ada seorang bhikṣu yang tidak memahami pengendalian diri dengan baik , dalam hal ini berarti dia tidak memahami pengendalian diri dalam minum , makan , berjalan , berdiri, duduk, berbaring, berbicara, diam ataupun kemampuan dasar dan minor lainnya. , menarik dirinya keluar dari rasa kantuk dan mengembangkan pelatihan dirinya dengan pengetahuan yang benar. Bhikṣu yang demikian , tidak akan memahami pengendalian diri dengan baik
Misalkan ada seorang bhikṣu yang memahami pengendalian diri dengan baik , dalam hal ini berarti dia memahami pengendalian diri dalam menarik dirinya keluar dari rasa kantuk dan mengembangkan pelatihan dirinya dengan pengetahuan yang benar , minum , makan , berjalan , berdiri, duduk, berbaring, berbicara, diam ataupun kemampuan dasar dan minor lainnya dengan baik. Inilah yang disebut sebagai seorang bhikṣu yang memahami pengendalian diri dengan baik.
[0421b17] Apa yang dimaksud dengan pemahaman terhadap dirinya sendiri dari seorang bhikṣu? Dalam hal ini berarti bahwa seorang bhikṣu yang telah memahami terhadap dirinya sendiri dalam hal tingkatan keyakinan , moralitas , pengetahuan , kedermawanan , kebijaksanaan , kefasihan ,pemahaman terhadap Āgama, dan pencapaian dalam dirinya sendiri. . Inilah yang disebut sebagai seorang bhikṣu yang memahami dirinya sendiri .
Misalkan ada seorang bhikṣu yang tidak memahami dirinya sendiri dengan baik , dalam hal ini berarti dia tidak memahami dirinya sendiri dalam hal tingkatan keyakinan , moralitas , pengetahuan , kedermawanan , kebijaksanaan , kefasihan ,pemahaman terhadap Āgama, dan pencapaian dalam dirinya sendiri. Bhikṣu yang demikian , tidak akan memahami dirinya sendiri dengan baik.
Misalkan ada seorang bhikṣu yang memahami pengendalian diri dengan baik , dalam hal ini berarti dia memahami dirinya sendiri dalam hal tingkatan keyakinan , moralitas , pengetahuan , kedermawanan , kebijaksanaan , kefasihan ,pemahaman terhadap Āgama, dan pencapaian dalam dirinya sendiri dengan baik. . Inilah yang disebut sebagai seorang bhikṣu yang memahami dirinya sendiri dengan baik.
[0421b24] Apa yang dimaksud dengan pemahaman terhadap tingkatan sosial dalam bermasyarakat dari seorang bhikṣu? ? Dalam hal ini berarti bahwa seorang bhikṣu yang telah memahami tingkatan sosial dalam bermasyarakat seperti tingkatan kṣatriya , brāhmaṇa , gṛhin dan śramaṇa dan dalam berbagai tingkatan ini , bagaimana seharusnya dirinya sendiri bersikap dalam hal duduk , berbicara , berdiam . . Inilah yang disebut sebagai seorang bhikṣu yang memahami tingkatan sosial dalam bermasyarakat.
Misalkan ada seorang bhikṣu yang tidak memahami tingkatan sosial dalam bermasyarakat dengan baik , dalam hal ini berarti dia tidak memahami tingkatan sosial dalam bermasyarakat seperti tingkatan kṣatriya , brāhmaṇa , gṛhin dan śramaṇa dan dalam berbagai tingkatan ini , bagaimana seharusnya dirinya sendiri bersikap dalam hal duduk , berbicara , berdiam dengan baik. Bhikṣu yang demikian , tidak akan memahami tingkatan sosial dalam bermasyarakat dengan baik.
Misalkan ada seorang bhikṣu yang memahami tingkatan sosial dalam bermasyarakat dengan baik , dalam hal ini berarti dia memahami tingkatan sosial dalam bermasyarakat seperti tingkatan kṣatriya , brāhmaṇa , gṛhin dan śramaṇa dan dalam berbagai tingkatan ini , bagaimana seharusnya dirinya sendiri bersikap dalam hal duduk berbicara , berdiam dengan baik. . Inilah yang disebut sebagai seorang bhikṣu yang memahami tingkatan sosial dalam bermasyarakat dengan baik.
[0421c05] Apa yang dimaksud dengan pemahaman terhadap individual berdasarkan kualitas yang lebih baik dari seorang bhikṣu? Dalam hal ini berarti bahwa seorang bhikṣu yang telah memahami individual berdasarkan kualitas yang lebih baik dimana memahami adanya dua kualitas individual yakni yang memiliki keyakinan dan yang tidak memiliki keyakinan dimana yang memiliki keyakinan akan memiliki kualitas yang lebih baik sedangkan yang tidak memiliki keyakinan tidak akan demikian.
Dari kualitas individual yang memiliki keyakinan dapat dibagi lagi menjadi dua kualitas yakni : yang sering mengunjungi para bhikṣu dan yang tidak sering mengunjungi para bhikṣu dimana yang sering mengunjungi para bhikṣu akan memiliki kualitas yang lebih baik sedangkan yang tidak sering mengunjungi para bhikṣu tidak akan demikian.
Dari kualitas individual yang sering mengunjungi para bhikṣu dapat dibagi lagi menjadi dua kualitas yakni : yang menghormati para bhikṣu dan yang tidak menghormati para bhikṣu dimana yang menghormati para bhikṣu akan memiliki kualitas yang lebih baik sedangkan yang tidak menghormati para bhikṣu tidak akan demikian.
Dari kualitas individual yang menghormati para bhikṣu dapat dibagi lagi menjadi dua kualitas yakni yang berminat terhadap uraian dan yang tidak berminat terhadap sūtra dimana yang berminat terhadap uraian akan memiliki kualitas yang lebih baik sedangkan yang tidak berminat terhadap uraian tidak akan demikian
Dari kualitas individual yang berminat terhadap uraian dapat dibagi lagi menjadi dua kualitas yakni yang berkonsentrasi penuh dalam mendengarkan dan yang tidak berkonsentrasi penuh dalam mendengarkan uraian dimana yang berkonsentrasi penuh dalam mendengarkan uraian akan memiliki kualitas yang lebih baik sedangkan yang tidak berkonsentrasi penuh dalam mendengarkan uraian tidak akan demikian.
Dari kualitas individual yang berkonsentrasi penuh dalam mendengarkan uraian dapat dibagi lagi menjadi dua kualitas yakni yang mendengarkan serta mengingat doktrin dengan baik dan yang tidak mendengarkan serta tidak mengingat doktrin dengan baik dimana yang mendengarkan serta mengingat doktrin dengan baik akan memiliki kualitas yang lebih baik sedangkan yang tidak mendengarkan serta tidak mengingat doktrin tidak akan demikian
Dari kualitas individual yang mendengarkan serta mengingat doktrin dengan baik dapat dibagi lagi menjadi dua kualitas yakni yang berlatih diri dengan pengamatan mendalam terhadap makna dari doktrin yang telah didengar dan yang tidak berlatih diri dengan pengamatan mendalam terhadap makna dari doktrin yang telah didengar dimana yang berlatih diri dengan pengamatan mendalam terhadap makna dari doktrin yang telah didengar akan memiliki kualitas yang lebih baik sedangkan yang tidak berlatih diri dengan pengamatan mendalam terhadap makna dari doktrin yang telah didengar tidak akan demikian
Dari kualitas individual yang berlatih diri dengan pengamatan mendalam terhadap makna dari doktrin yang telah didengar dapat dibagi lagi menjadi dua kualitas yakni yang memahami doktrin , memahami makna , mengarah , berkembang dan selaras dengan doktrin dalam melatih dirinya sendiri dan yang tidak memahami doktrin , tidak memahami makna , tidak mengarah , tidak berkembang dan tidak selaras dengan doktrin dalam melatih dirinya sendiri dimana yang memahami doktrin , memahami makna , mengarah , berkembang dan selaras dengan doktrin dalam melatih dirinya sendiri akan memiliki kualitas yang lebih baik sedangkan yang tidak memahami doktrin , tidak memahami makna , tidak mengarah , tidak berkembang dan tidak selaras dengan doktrin dalam melatih dirinya sendiri tidak akan demikian
Dari kualitas individual yang memahami doktrin , memahami makna , mengarah , berkembang dan selaras dengan doktrin dalam melatih dirinya sendiri dapat dibagi lagi menjadi dua kualitas yakni yang memberi manfaat untuk diri sendiri , individu lain beserta semua individu lainnya , bersimpati terhadap penderitaan keduniawian mengakumulasi makna yang bermanfaat untuk para deva dan manusia , mengakumulasi suka cita dalam keheningan dan yang tidak memberi manfaat untuk diri sendiri , individu lain beserta semua individu lainnya , tidak bersimpati terhadap penderitaan keduniawian tidak mengakumulasi makna yang bermanfaat untuk para deva dan manusia , tidak mengakumulasi suka cita dalam keheningan.
Dalam hal ini , kualitas individual yang memberi manfaat untuk diri sendiri , individu lain beserta semua individu lainnya , bersimpati terhadap penderitaan keduniawian mengakumulasi makna yang bermanfaat untuk para deva dan manusia , mengakumulasi suka cita dalam keheningan merupakan kualitas individual yang terutama, teragung, tertinggi , terbaik , termulia dan yang paling mengagumkan
Sebagaimana dengan adanya lembu maka akan ada susu , dengan adanya susu maka akan ada krim , dengan adanya krim maka akan ada mentega , dengan adanya mentega maka akan ada mentega yang disuling , dengan adanya mentega yang disuling maka akan ada ghee. Ghee merupakan kualitas yang terutama, teragung, tertinggi , terbaik , termulia dan yang paling mengagumkan diantara semua ini.
Dengan demikian , maka yang memberi manfaat untuk diri sendiri , individu lain beserta semua individu lainnya , bersimpati terhadap penderitaan keduniawian mengakumulasi makna yang bermanfaat untuk para deva dan manusia , mengakumulasi suka cita dalam keheningan juga merupakan kualitas individual yang terutama, teragung, tertinggi , terbaik , termulia dan yang paling mengagumkan diantara kedua kualitas yang telah disebutkan , dibedakan dan dinyatakan diatas. Inilah yang disebut sebagai seorang bhikṣu yang memahami individual berdasarkan kualitas yang lebih baik
Dengan demikian , maka yang memberi manfaat untuk diri sendiri , individu lain beserta semua individu lainnya , bersimpati terhadap penderitaan keduniawian mengakumulasi makna yang bermanfaat untuk para deva dan manusia , mengakumulasi suka cita dalam keheningan juga merupakan kualitas individual yang terutama, teragung, tertinggi , terbaik , termulia dan yang paling mengagumkan diantara kedua kualitas yang telah disebutkan , dibedakan dan dinyatakan diatas. Inilah yang disebut sebagai seorang bhikṣu yang memahami individual berdasarkan kualitas yang lebih baik
[0422a15] Demikianlah yang diuraikan oleh Buddha. Setelah mendengarkan semua uraian ini maka, para bhikṣu bersuka cita dan mengingatnya dengan baik.