Pages

T1080 -如意輪陀羅尼經 [Dhāraṇī yang bernama mahāpadma cintāmaṇi cakra ]

大正新脩大藏經

Taishō Shinshū Daizōkyō

密教部

Esoteris


T 1180


如意輪陀羅尼經


महापद्म-चिन्तामणि-चक्र-नाम-धारणी


mahāpadma- cintāmaṇi -cakra -nāma-dhāraṇī


Dhāraṇī yang bernama mahāpadma cintāmaṇi cakra


Diterjemahkan oleh Bodhiruci


Nara Sumber dalam Chinese
Diterjemahkan dari Chinese ke dalam Bahasa Indonesia oleh : Karma Jigme


T 1179 T 1180 T 1181


[Bagian pertama  Pendahuluan ]



[0188b21] Demikianlah yang telah kudengar

[0188b21] Pada suatu waktu , Bhagavān sedang berdiam di di Gunung Kailāśa bersama dengan  persamuan bodhisattva yang tak terhitung jumlahnya . 

Pada saat itu ,bodhisattva mahāsattva Avalokitêśvara  yang hadir dalam persamuan ini,  segera bangkit  dari tempat duduknya , merapikan jubah luar hingga bahu sebelah kanan terbuka , berlutut dengan kaki kanan menyentuh tanah  , merangkupkan kedua tangannya  untuk memberikan penghormatan kepada Bhagavān dan berkata :

Bhagavān, ada kemurnian primodial  [guhya samaya]  yang bermakna mendalam , yang tidak terpotong dan tidak terhalang oleh semua aspek dan dikenal sebagai dhāraṇī yang bernama mahāpadma cintāmaṇi cakra . 

Dhāraṇī ini mampu mengakumulasi semua kualitas kebajikan tertinggi dan mewujudkan semua keinginan yang baik  dengan sempurna.  Sekarang saya memohon welas kasih dari Tathagata untuk  mengizinkan saya menguraikan kembali dhāraṇī ini melalui transmisi kekuasaan dan kekuatan dari Buddha dengan tujuan untuk memberikan manfaat dan suka cita kepada semua makhluk hidup.

Bhagavān, dhāraṇī ini memiliki aspek pengetahuan dan kekuasaan yang luas seperti kalpavṛkṣa yang mampu mencurahkan beragam pengetahuan dan permata agung sehingga mampu mewujudkan semua keinginan yang baik dengan sempurna dan beragam aspek lainnya. Dhāraṇī ini seperti cintāmaṇi  yang mampu mewujudkan semua  aspirasi makhluk hidup. Oleh sebab itu,  saya mohon welas kasih dari  Tathāgata untuk mentransmisikan kekuasaan dan kekuatan dari Buddha pada saat saya menguraikannya kembali.

Bhagavān memberitahukan kepada bodhisattva mahāsattva Avalokitêśvara dan berkata :

Sādhu, Sādhu , Avalokitêśvara , anda telah mengajukan permohonan ini karena welas kasih  tak terbatas kepada semua makhluk hidup . Dengan demikian saya  telah mentransmisikan  kekuasaan dan kekuatan dari Buddha sehingga semua mahluk hidup mampu  mendengarkan uraian dhāraṇī ini dengan tanpa halangan. Silahkan anda menguraikan kembali mahāvidya ini sekarang.

[0188c05] Setelah mendapatkan jawaban dari Bhagavān, kemudian bodhisattva mahāsattva Avalokitêśvara beserta dengan para  pengiringnya segera  memberikan penghormatan kepada Bhagavān dengan merangkupkan kedua tangannya, mengelilingi Bhagavān sebanyak tiga kali  dan  duduk kembali di tempatnya dalam persamuan.  Kemudian  bodhisattva mahāsattva Avalokitêśvara  mengamati kembali  semua anggota persamuan dengan penuh sukacita , tersenyum dan mulai menguraikan  kembali mūlamantra dari  mahāvidya  ini sebagai berikut :

[0188c09] 


[mūlamantra]


Chinese
娜謨囉怛娜怛囉野 耶 (1)
娜麼阿唎耶(2)嚩嚧枳諦濕嚩囉耶 (3) 菩提薩埵耶 (4)摩訶薩埵耶(5) 摩訶迦嚕抳迦耶 (6)
怛姪他 (7) 唵 (8) 斫羯囉 襪囉底振跢磨抳 (9) 摩訶 鉢頭謎 (10) 嚕嚕 (11) 底瑟侘 (12) 入嚩攞 (13) 阿迦唎沙野 (14) 虎 (15) 柿吒 (16) 莎嚩訶 (17)


Pinyin 
nà mó luō dá nà dá luō yě  yē  (1)  
nà má ā lì yē (2) pólú zhǐ dì shī pó luō yē (3) pú tí sà duǒ yē (4)

 mó hē sà duǒ yē (5) mó hē jiā lū  jiā yē (6)     
dá zhí tā (7)  ǎn (8) zhuó jié luō  wà luōdǐzhèn duò mónǐ (9) mó hē  bō tóu mí 
(10) lū lū (11) dǐ sè chà (12)  rù fú luó (13) ā jiā lì shā yě (14) hǔ (15) shì zhā (16)  shā  hē (17)   


Sanskrit 
namo ratnatrayāya (1)
namaḥ ārya (2) avalokiteśvarāya (3) bodhisattvāya

 (4) mahāsattvāya (5) mahākāruṇikāya.  (6)
tadyathā (7) oṃ (8) cakravartti cintāmaṇi(9)  mahāpadme(10) ruru (11) tiṣṭha (12) jvala (13) ākarṣāya (14)  hūṃ (15)  phaṭ (16) svāhā. (17)



[0188c27]
[hṛdaya mantra]
[0188c28] 
Chinese
唵 (1) 鉢頭麼 (2) 振跢麼抳 (3) 摩訶入嚩 攞 (4) 虎  (5)
Pin yin
ǎn (1)bō tóu má (2) zhèn duò má nǐ (3)  mó hē rù  fú luó (4)  hǔ (5) 
Sanskrit
oṃ (1) padma (2) cintā-maṇi (3) mahā jvala (4) hūṃ (5)

[0189a03]

[upahṛdaya mantra]
[0189a04] 
Chinese
唵(1) 嚩囉娜鉢頭謎 (2) 虎 (3)
Pin yin 
ǎn (1)  fú  luō nà bō tóu mí (2)  hǔ (3)

Sanskrit
oṃ (1) varada padme (2) hūṃ (3)

[0189a07] Setelah bodhisattva mahāsattva Avalokitêśvara selesai menguraikan mahāvidya ini , kemudian semua permukaan tanah , pegunungan dan hutan  disekitarnya bergetar dan bergoncang  dalam enam jenis goncangan termasuk semua istana kediaman para  deva , nāga , yakṣa , rākṣasa, gandharva, asura, garuḍa, kiṃnara,  mahôraga bergetar dan bergoncang dengan hebat , sedangkan  para makhluk halus  dengan kekuatan yang tidak bermanfaat seperti vināyakā dan juga para makhluk halus penghalang lainnya diliputi oleh rasa takut yang mencekam . 

Semua  istana kediaman Māra terbakar oleh kobaran api yang besar sehingga Rāja Māra dan pengikutnya juga diliputi oleh rasa takut yang mencekam  sedangkan para apsara, putri nāga , rākṣasī,putri gandharva, putri asura , putri garuda , putri kiṃnara, putri mahôraga diliputi oleh rasa takut yang mencekam hingga lemas dan terbaring diatas tanah.

Semua pintu neraka terbuka dengan sendirinya sehingga semua makhluk hidup yang berada di dalamnya dan yang masih diliputi oleh hasil aktivitas [ perbuatan , pikiran dan  ucapan] yang keliru menjadi terbebaskan , terlahir kembali dalam ranah eksistensi yang menyenangkan serta  menikmati kedamaian dan ketenangan tertinggi.

[0189a18]  Pada saat yang sama, para deva utama dan devaputra  masing masing memanifestasikan berbagai kualitas  pengetahuan tertinggi  dimana serbuk , pasta , dupa  dari  gośīrsa-candana dan  agaru  , untaian bunga , liontin , cincin , gelang tangan , kanopi , mahkota , jubah dan beragam perhiasan berharga lainnya  turun seperti curah hujan hingga memenuhi semua angkasa  sebagai penghormatan dan persembahan kepada Tathāgata  

Selain itu ,  ditengah angkasa juga muncul beragam awan yang dipenuhi dengan berbagai jenis warna dan  mengumandangkan irama dari ranah eksistensi yang menyenangkan dengan nada  yang harmonis ,elegan dan diluar jangkauan dari pikiran sebagai penghormatan dan persembahan kepada Tathāgata sehingga semua makhluk hidup yang melihat ataupun mendengarkan fenomena ini berdiam dalam kekuasaan dan kekuatan dari welas kasih dan simpati.

Demikianlah semua aspek kekuasaan dan kekuatan  tertinggi   dari  guhya  mahāvidya mahāpadma cintāmaṇi cakra  yang telah diuraikan oleh  bodhisattva mahāsattva Avalokitêśvara

[0189a26] Kemudian Bhagavān mengumandangkan pujian mendalam dengan suara Brahma yang merdu dan indah seperti senandung burung kalaviṅka kepada Bodhisattva mahāsattva Avalokitêśvara  dan berkata:

Sādhu, Sādhu , kulaputra .
Yang penuh dengan welas kasih dan simpati  kepada semua makhluk hidup.
Yang menguraikan kembali  dhāraṇī bernama cintāmaṇi  cakravartti 
Yang memberikan manfaat  dalam menolong semua makhluk hidup.
Yang menyebabkan  semua makhuk hidup yakin dalam ajaran realitas .
Hingga  semua hasil aktivitas [perbuatan , ucapan dan pikiran] tereliminasi dengan sempurna
Melampaui  tiga ranah eksistensi
Mencapai kesempurnaan penggugahan
Dengan jalan ini para praktisi melatih diri dalam semua aspek keduniawian dan  melampaui keduniawian 
Hingga semua tujuan dan keinginan yang baik tercapai dengan sempurna.

[0189b03] Setelah mengumandangkan pujian mendalam ini  , Bhagavān  kembali memberitahukan kepada bodhisattva mahāsattva Avalokitêśvara dan berkata :

Kulaputra , anda seharusnya  juga menguraikan kembali  esensi  pelatihan diri dan  kualitas kekuasaan  dalam mendaras  māhavidya ini kepada semua makhluk hidup sehingga mereka akan  mengakumulasi semua kualitas kebajikan tertinggi dari mahāvidya ini

[Bagian Kedua  pengeliminasian  semua halangan dari aktivitas yang keliru ] 

[0189b08] Kemudian bodhisattva mahāsattva Avalokitêśvara kembali berkata kepada Bhagavān:

Jika ada bhikṣu, bhikṣuṇī, upāsaka-upāsikā,  upāsaka  maupun putra dan putri yang ingin mengakumulasi kualitas kebajikan  dalam kehidupan  sekarang  ini harus melatih diri sesuai dengan uraian pelatihan diri dalam dhāraṇī ini  dengan penuh semangat  setiap hari baik siang maupun malam. Dalam melatih diri melalui dharani yang bernama cintamani ini tidak perlu memilih sesi waktu pelatihan baik siang ataupun malam , tidak perlu memilih hari baik , tidak perlu menjalankan uposadha vatra dengan tidak makan dan minum selama satu ataupun dua hari , tidak perlu  mendirikan lambang penghormatan [caitya] terlebih dahulu . 

Yang diperlukan oleh praktisi hanya dengan  mengenakan jubah biasa yang  telah dibersihkan dengan cara  memercikkan air yang telah didaras dengan mahāvidya  ini terlebih dahulu,  tidak  mengkonsumsi  daging ataupun makanan dan minuman yang dapat mengurangi kesadaran praktisi dan kemudian menjalankan pelatihan diri  untuk mencapai penggugahan sesuai dengan uraian pelatihan diri dalam dhāraṇī ini  

Dalam pelatihan diri praktisi harus duduk bersila dalam posisi teratai penuh dan menghadap ke arah timur dalam ruangan  yang telah dibersihkan, kemudian  memvisualisasikan dan mengkontemplasi tubuh bodhisattva mahāsattva Avalokitêśvara dengan semua  karakteristik manusia agung yang sempurna , bersinar seperti matahari terbit  yang  memancarkan cahaya terang dan duduk diatas sekuntum bunga teratai muncul didepan mata dan mempertahankan objek ini dengan baik kemudian mendaras dhāraṇī ini dengan perhatian penuh  dan tidak teralihkan.

Praktisi juga dapat mempersembahkan  wewangian berupa dupa ataupun serbu agaru [dengan jumlah] sesuai dengan keinginannya dan kemudian dilanjutkan dengan persembahan bunga sebagai penghormatan. Persembahan bunga ini dilakukan dalam enam sesi waktu yang tidak terputus. Setiap sesi persembahan dilakukan  pada saat  dhāraṇī ini telah didaras mencapai seribu delapan kali dan didaras tanpa terputus . 

Dalam prosesi ini , praktisi harus mendaras dhāraṇī ini sebanyak  tiga ratus ribu kali  dengan tetap mengkontemplasi, mempertahankan objek meditatif diatas serta dikombinasi dengan metoda pengamatan mendalam maka lima aktivitas [perbuatan , ucapan dan pikiran] keliru tanpa jeda dan semua aspek keinginan yang tidak bermanfaat dapat tereliminasi dengan sempurna. Praktisi juga akan melihat  berbagai pertanda agung melalui mimpi sebagai petunjuk bahwa semua aspek aktivitas [perbuatan, ucapan , pikiran] keliru ini telah tereliminasi.  

Demikianlah kekuasaan metoda kontemplasi dari Bodhisattva Avalokitêśvara yang mampu membangkitkan  akar dari kualitas kebajikan dan mengakses ratusan ribu aspek melalui hingga mencapai kesempurnaan penggugahan melalui  satu metoda pendarasan esensi [hṛdaya] dari dhāraṇī ini . 

Disamping itu, semua kekuasaan dan kekuatan mahāvidya diluar ajaran lainnya juga tidak akan mampu melampaui kekuasaan dan kekuatan dhāraṇī yang bernama cintāmaṇi cakravartti ini. Mengapa demikian ?

Karena dhāraṇī  ini mampu mengeliminasi empat akar kekeliruan [catasro mūlâpattayo gurvyaḥ],  lima aktivitas [perbuatan , ucapan , pikiran] keliru tanpa jeda [pañca-ānantarya-karma] , sepuluh kategori sifat yang tidak bermanfaat [daśâśubhāḥ] yang telah terakumulasi pada masa lalu dan sekarang hingga menyebabkan seseorang akan jatuh dalam neraka avīci jika seseorang menyakini kemudian mendaras dharani ini  dengan penuh perhatian dan tanpa teralihkan.

Selain itu , dhāraṇī ini  juga  mampu mengeliminasi semua  aspek yang tidak baik dan  penyakit tanpa kecuali termasuk gejala deman [jvarād] yang berselang seling pada setiap hari pertama [ekāhikena], setiap hari kedua [dvyāhikena], setiap hari ketiga [tryāhikena], setiap hari keempat [cāturthikena],  setiap hari ketujuh [saptāhikena], penyakit yang berhubungan dengan  urat syaraf dan kulit, kusta , keloid , radang di bawah kulit , fistula , infeksi kulit , ayan ,semua aspek  pengaruh dari para bhūta, pengaruh racun , mahāvidya luar ajaran yang menyebabkan seseorang akan meninggal,  dikuasai dan dikontrol oleh orang lain hingga sakit jiwa , mengalami aspek yang tidak menguntungkan , diliputi oleh rasa takut  dan juga berbagai pengaruh  dari para kākhorddha ,  sakit pada  bagian mata [akṣiśūlena], sakit pada bagian  telinga [karṇṇaśūlena], sakit pada bagian gigi  [dantaśūlena] , sakit pada bagian bibir [oṣṭhaśūlena] sakit pada bagian lidah, [tāluśūlena],sakit pada bagian jantung [hṛdayaśūlaṃ], sakit pada bagian perut bawah [udaraśūlaṃ], sakit pada bagian sendi lutut [ūruśūlaṃ], nyeri  pada  rusuk [pārśvaśūlaṃ], sakit pada bagian punggung [pṛṣṭhaśūlaṃ], sakit dan nyeri pada semua bagian sendi dari anggota badan termasuk yang berat maupun ringan [aṃgapratyaṃgaśūlaṃ cāpanaya] , sakit ataupun  nyeri pada kandung kemih [vastiśūlaṃ] , sakit pada bagian tangan [hastaśūlaṃ],sakit pada bagian kaki[pādaśūlaṃ], sakit pada bagian kepala.[śirorttim]

Dhāraṇī ini  juga  mampu menghindari praktisi dari pengaruh para yakṣa , vinayaka dan berbagai makhluk halus lainnya, demikian juga  untuk luka yang diakibatkan oleh senjata tajam , panah , tombak , tongkat dan sebagainya, bencana yang diakibatkan oleh perang , air , api , angin , petir , badai salju ataupun kehilangan harta yang disebabkan oleh pencurian, di sita oleh raja dan semua bencana lainnya juga akan terhindar dengan sendirinya.

Dhāraṇī ini  juga  mampu menghindari praktisi dari semua aspek yang tidak baik  dan semua aspek yang muncul karena  tidak cukup dalam mengakumulasi kualitas kebajikan ataupun pengaruh dari perubahan  konstelasi bintang . Semua binatang berbisa misalnya ular , kalajengking , lipan , laba laba dan sebagainya ataupun  singa , harimau , serigala maupun binatang buas lainnya juga tidak akan mendekati maupun membahayakan praktisi. Jika ada perselisihan yang berkaitan dengan masalah militer maupun para pemegang kekuasaan kerajaan ataupun yang berkaitan dengan masalah hukum maka semua masalah ini akan terselesaikan dengan damai .

Jika praktisi selalu mendaras dhāraṇī ini sebanyak seribu delapan ratus kali  pada waktu antara jam tiga hingga jam lima pagi maka semua aspek yang telah diuraikan  diatas akan terbebaskan dengan mudah dan semua aspek  ini dapat  terwujud sesuai dengan keinginan.

Jika praktisi  mampu mendaras dhāraṇī dalam enam sesi waktu yang tidak terputus dengan jumlah setiap sesi sebanyak seribu delapan puluh kali ini maka bodhisattva mahāsattva Avalokitêśvara akan memanifestasikan dirinya di hadapan praktisi dalam mimpi dan berkata :Kulaputra , jangan takut , semua aspirasi dan keinginan anda akan segera terwujud dengan sempurna.

Selain itu praktisi juga akan bermimpi melihat Buddha Amitābha  , ataupun  melihat ranah eksistensi Sukhāvatī,  yang terdekorasi dengan megah, indah dan sempuna , ataupun melihat persamuan bodhisattva dari ranah eksistensi  Sukhāvatī, ataupun melihat persamuan para Buddha dan bodhisattva dari sepuluh penjuru ataupun melihat kediamanan  bodhisattva mahāsattva Avalokitêśvara yang dihiasi dengan tujuh permata berharga di puncak gunung  Potala, ataupun melihat tubuh bagian eksternal maupun internal dari praktisi sendiri berubah menjadi bersih dan bening, ataupun melihat para raja dan perdana menteri menghormati praktisi dengan memberikan  persembahan kepada praktisi .

JIka praktisi melihat pertanda mimpi yang telah diuraikan diatas  maka ketahuilah bahwa semua halangan aktivitas [perbuatan , pikiran dan ucapan] yang keliru telah tereliminasi dengan sempurna .


Praktisi ini juga tidak akan pernah terlahir kembali melalui rahim dalam kehidupan yang akan datang melainkan akan terlahir kembali melalui transformasi dari teratai [padma-aupapādaka]  dengan tubuh yang dihiasi dengan berbagai karakteristik agung dan beragam  kualitas kebajikan.  Praktisi ini juga akan mampu mengingat terus semua kehidupan masa lalu hingga dia mencapai  kesempurnaan penggugahan, tidak akan jatuh kembali dalam tiga ranah eksistensi yang tidak menyenangkan, mencapai tahapan yang tidak mundur [avaivartika bhūmi] dan berdiam bersama dengan  persamuan Buddha dan bodhisattva.

[Bagian ketiga  Kontemplasi  dan Kualitas ]

[0189b08] Kemudian bodhisattva mahāsattva Avalokitêśvara kembali berkata kepada Bhagavān:

Dhāraṇī yang bernama mahāpadma cintāmaṇi cakra  memiliki dua kualitas yakni kualitas keduniawian dan kualitas melampaui keduniawian. 

Yang di maksud dengan kualitas keduniawian adalah mendaras dengan penuh perhatian  dan mengkontemplasi  dhāraṇī ,  menguraikan ajaran realitas ,  aspirasi dalam membangkitkan kesadaran penggugahan , menerima dan  mentransformasi semua makhluk hidup, mengakumulasi kesejahteraan dalam materi, memperoleh kekuatan dan kekuasaan  , mencapai kesempurnaan penggugahan.  

Yang di maksud dengan kualitas melampaui keduniawian adalah mengakumulasi  kualitas kebajikan ,  mengakumulasi pengetahuan  dan kebijaksanaan tertinggi , mengakumulasi  karakteristik agung,  meningkatkan simpati dan  welas kasih , membebaskan semua makhluk hidup  dari penderitaan , dihormati dan dipuji oleh setiap individual.

Selanjutnya , uraian ini memiliki makna yang mendalam , seharusnya tidak perlu diungkapkan ataupun ditransimisikan kepada semua individual yang belum mencapai tahapan pemahaman uraian ini, apabila praktisi telah memahami makna mendalam dari kemurnian primodial  [guhya samaya] uraian ini sebaiknya disimpan sendiri dan tidak perlu mengungkapkannya kepada semua individual.

Jika praktisi ingin mencapai  kualitas tertinggi dari dhāraṇī ini maka praktisi ini harus memvisualisasi dan mengkontemplasi bodhisattva mahāsattva Avalokitêśvara dengan semua  karakteristik manusia agung yang sempurna , bersinar seperti matahari terbit yang  memancarkan cahaya terang, kontemplasi harus dilakukan  dengan penuh perhatian dan tanpa teralihkan setiap saat , tidak tergantung pada lokasi manapun baik bersih maupun tidak , tidak tergantung pada saat praktisi sedang makan atau tidak  dan mendaras dhāraṇī ini dengan pikiran yang tidak teralihkan . Jika praktisi mampu mengkontemplasi dan mendaras sesuai dengan uraian ini tanpa ada kesalahan maka praktisi akan melihat bodhisattva mahāsattva Avalokitêśvara memanifestasikan tubuh emas di hadapannya sehingga semua kondisi mental yang tidak berguna akan tereliminasi , mencapai kekuasaan dan kekuatan tertinggi , semua aspirasi dan keinginan yang baik akan terwujud dengan sempurna  , juga akan menguasai [delapan] pencapaian [siddhi] yakni pencapaian dalam  kemampuan menghilang  di medan pertempuran  dengan  menggunakan pedang [khaḍga siddhi] ,  pencapaian dalam kemampuan menghilangkan kekurangan organ penglihatan dengan menggunakan ramuan herbal sehingga penggunanya dapat melihat para deva , nāga , aśura dan makhluk halus lainnya [anjana siddhi] , pencapaian dalam kemampuan mengayunkan kaki dengan menggunakan ramuan herbal sehingga penggunanya mampu berlari dengan kecepatan yang tidak terbayangkan  [pādalepa-siddhi], pencapaian dalam kemampuan menghilang [tidak terlihat oleh mahluk lain] [antardhāna-siddhi] , pencapaian dalam kemampuan mengolah ramuan herbal untuk memperpanjang rentang waktu kehidupan  [rasāyana-siddhi] , pencapaian dalam kemampuan untuk melayang di udara  [khechara-siddhi] , pencapaian dalam kemampuan untuk menembus material solid seperti tanah, batuan, dinding , gunung  [bhūchara-siddhi] , pencapaian dalam  kemampuan untuk menundukkan dan memerintahkan makhluk halus seperti patala [pātāla-siddhi] dan pencapaian cintāmaṇi siddhi

Untuk  para raja , selir , pangeran , putri raja , petugas pemerintahan , brāhmana, kṣatriya, vaiśya, śūdra , bhikṣu , perumah tangga lelaki,  perumah tangga wanita ,  remaja putra  yang belum berumah tangga, remaja putri yang belum berumah tangga dan pengikut ajaran luar yang  menyakini uraian ini  , ingin melatih diri dengan mengkontemplasi dan mendaras dhāraṇī ini seharusnya mengetahui jumlah pendarasan sebagai berikut ini :

Jumlah pendarasan dibagi atas enam sesi selama tujuh hari, dalam setiap  pertama untuk para rāja harus mendaras sebanyak seribu delapan ratus kali , selir harus mendaras sebanyak sembilan ratus kali , pangeran harus mendaras sebanyak delapan ratus kali ,  putri rāja harus mendaras sebanyak tujuh ratus kali, petugas pemerintahan harus mendaras sebanyak enam ratus kali, brāhmana harus mendaras sebanyak lima ratus kali, kṣatriya harus mendaras sebanyak empat ratus kali , vaiśya harus mendaras sebanyak tiga ratus kali , śūdra harus mendaras sebanyak dua ratus kali , bhikṣu harus mendaras sebanyak seratus delapan kali , perumah tangga lelaki harus mendaras sebanyak seratus delapan kali,  perumah tangga wanita harus mendaras sebanyak seratus tiga kali , remaja putra  yang belum berumah tangga harus mendaras sebanyak sebanyak seratus kali , remaja putri  yang belum berumah tangga harus mendaras sebanyak sebanyak seratus kali sembilan puluh kali.

Metoda kontemplasi diatas dikenal sebagai  metoda  fokus ataupun mengengam dan menyimpan dalam kesadaran ataupun pengundangan  [ākasana] yang mampu meningkatkan kesejahteraan dan kekayaan materi berupa  harta , beras dan gandum , pakaian,  dayang , gajah ,kuda  ataupun semua kebutuhan untuk hidup lainnya.  Semua aspek ini akan meningkat sesuai dengan keinginan praktisi.

Dalam metoda ini sesi pertama harus dilakukan mulai dari jam dua pagi hingga enam pagi sampai matahari terbit dan untuk sesi pendarasan berikutnya dilakukan sebanyak seribu delapan puluh kali dengan tidak boleh terputus maka semua aspek akan terwujud dengan sempurna.  Disamping itu , para devaputra dan apsara dalam jarak ratusan yojana juga akan segera hadir seperti angin  dan ikut memuji dan melindungi praktisi. 

Jika praktisi ingin  melatih diri dengan berfokus pada atau mengundang [ākasana]  bodhisattva mahāsattva Avalokitêśvara mewujudkan aspirasi praktisi maka dia harus membersihkan diri terlebih dahulu dan menggunakan serbuk wewangian untuk membalur seluruh bagian tubuhnya dan selalu mengenakan jubah yang bersih serta  harus memakan tiga jenis makanan putih. Kemudian praktisi harus menyiapkan persembahan bunga, wewangian ,  tiga jenis makanan putih,  buah  sesuai dengan kemampuan sedangkan untuk persembahan homa  harus menggunakan media  campuran serbuk agaru , cendana dan material lainnya dengan ghee dan madu. 

Selanjutnya praktisi menghadap ke arah timur, duduk dalam posisi teratai penuh , memvisualisasikan dan mengundang  bodhisattva mahāsattva Avalokitêśvara  dengan mendaras dhāraṇī ini serta membakar media campuran ke dalam homa api satu persatu hingga pendarasan mencapai seratus ribu kali maka bodhisattva mahāsattva Avalokitêśvara akan memanifestasikan dirinya di hadapan praktisi  untuk menguraikan metoda pencapaian mantrapada dan mewujudkan semua aspirasi dan keinginan yang baik dari praktisi.

Jika praktisi ingin  melatih diri dengan berfokus pada atau mengundang [ākasana] bodhisattva mahāsattva Vajragrabha. Praktisi harus menyiapkan persembahan untuk homa dengan  menggunakan media  campuran serbuk agaru , kemenyan dengan ghee dan madu , kemudian  memvisualisasikan dan mengundang bodhisattva mahāsattva Vajragrabha  dengan mendaras dhāraṇī ini serta membakar media campuran ke dalam homa api satu persatu hingga pendarasan mencapai seratus ribu kali maka bodhisattva mahāsattva Vajragrabha akan memanifestasikan dirinya di hadapan praktisi  dan memperlakukan praktisi seperti anaknya sendiri serta mentransmisi kekuatan dan kekuasaan tertinggi kepada kelancaran pelaksanaan praktisi  dan semua alat ritual  yang digunakan . 

Jika praktisi ingin  melatih diri dengan berfokus pada atau mengundang [ākasana] semua buddha dan  bodhisattva mahāsattva. Praktisi harus menyiapkan persembahan untuk homa dengan  menggunakan agaru , kemudian  memvisualisasikan dan mengundang semua buddha dan  bodhisattva mahāsattva dengan mendaras dhāraṇī ini serta membakar agaru ke dalam homa api satu persatu hingga pendarasan mencapai seratus ribu kali maka semua buddha dan  bodhisattva mahāsattva akan memanifestasikan dirinya di hadapan praktisi untuk mewujudkan aspirasi dan keinginan yang baik dari praktisi dan juga untuk mengeliminasi semua halangan aktivitas [perbuatan, ucapan pikiran] yang keliru. 

Jika praktisi ingin  melatih diri dengan berfokus pada atau mengundang [ākasana]  para vidyādhara;. Praktisi harus menyiapkan persembahan untuk homa dengan  menggunakan media  campuran kemenyan dengan ghee dan madu , kemudian  memvisualisasikan dan mengundang para vidyādhara dengan mendaras dhāraṇī ini serta membakar media campuran ke dalam homa api satu persatu selama tujuh hari dan tujuh malam tanpa terputus maka  para vidyādhara akan memanifestasikan dirinya di hadapan praktisi untuk menguraikan kembali semua mahāvidya kepada praktisi sehingga praktisi mampu mengakumulasi kekuatan dan kekuasaan semua mahāvidya dan juga untuk menjaga dan melindungi praktisi.


Jika praktisi ingin  melatih diri dengan berfokus pada atau mengundang [ākasana] Śakra  , Brahma dan penguasa  mahāsāhasra lokadhātu lainnya . Praktisi harus menyiapkan persembahan untuk homa dengan  menggunakan media  campuran kemenyan  , kunduruka dengan ghee dan madu , kemudian  memvisualisasikan dan mengundang Śakra, Brahma dan penguasamahāsāhasra lokadhātu lainnya dengan mendaras dhāraṇī ini serta membakar media campuran ke dalam homa api satu persatu selama tujuh hari dan tujuh malam tanpa terputus maka  Śakra  , Brahma dan penguasa  mahāsāhasra lokadhātu lainnya  akan memanifestasikan dirinya di hadapan praktisi  untuk menguraikan kembali semua ajaran realitas , mewujudkan semua aspirasi dan keinginan yang baik dari praktisi dan juga untuk menjaga dan melindungi praktisi 

[Bagian ke empat  mudra] 

[0189b08] Kemudian bodhisattva mahāsattva Avalokitêśvara kembali berkata kepada Bhagavān:

Selanjutnya adalah  penguraian  untuk mudra makna mendalam yang digunakan untuk perlindungan, persembahan, pengundangan dan pengantaran  dalam metoda kontemplasi dan visualisasi yang harus dipahami perbedaannya dengan benar dan dilaksanakan dengan tanpa kesalahan maka praktisi akan mencapai makna mendalam kemurnian primodial [guhya samaya]
  
Pertama  mudra  kemurnian primodial teratai agung 

[大蓮花三昧耶印第一]


[0190b23] Kedua tangan dirangkupkan di depan dada  seperti  mudra anjali   kemudian  kedua jari telunjuk, jari tengah dan jari manis dibuka dengan sedikit tertekuk , kedua ujung jari telunjuk terpisah dengan jarak  setengah inci.  Kedua jempol  dan kedua kelingking  saling berhimpit atau bersentuhan tetapi sedikit tertekuk  dan kemudian mendaras mahāvidya untuk mudra ini sebagai berikut : 

[0190b26]
Chinese
 娜謨囉怛娜  怛囉耶野 (1)
 娜麼阿 唎耶 婆 露抧諦濕嚩囉 野 (2) 菩地薩埵野 (3) 摩訶薩埵野 (4) 摩訶迦嚕抳迦野(5)
 唵 (6) 參摩曳譟咩 (7) 扇諦彈諦 (8) 薩嚩參 摩耶(9) 
努鉢囉 尾瑟 (10) 奴邏努霓 (11) 莎嚩 訶 (12)

Pinyin 
nà mó luō dá nà dá luō yě  yē  (1)  
 nà má ā lì yē pó lú zhǐ dì shī pó luō yē (2) pú tí sà duǒ yē (3) mó hē sà duǒ yē (4) mó hē jiā lū  jiā yē (5)     
ǎn (6)  sān mó yè zào  miē  (7) shān dì tàn dì  (8)  sà  fú  sān  mó yē (9) 
nǔ bō luō  wěi  sè (10) nú luó nǔ ní (11) shā  pó hē (12)  
  
Sanskrit
namo ratntrayāya (1)
namaḥ ārya avalokiteśvarāya (2) bodhisatvāya (3) mahāsatvāya (4) 
mahā kāruṇikāya (5)
oṃ (6) samaye saume (7) śānti dāde, (8) sarva samayan (9)
 upraviṣṭi (10) urga ugri (11) svāhā (12)



[0190c04] Jika praktisi ingin mendirikan mandala  harus terlebih dahulu  mendaras  mantra tubuh dan pikiran  sebanyak seribu delapan puluh kali di lokasi yang akan didirikan mandala dan kemudian disusul dengan pendarasan mantra diatas sebanyak tujuh kali dengan menggunakan  mudra [pertama].

Selanjutnya , praktisi dapat menggunakan mudra ini  untuk  memanifestasikan batasan pelindungan wilayah  di empat penjuru  timur , barat , selatan dan utara termasuk arah  atas dan bawah dengan mendaras kembali mantra  sebanyak  tiga kali pada masing masing penjuru.

Kemudian  praktisi memvisualisasikan persembahan dengan menggunakan  mudra [pertama] dimana mundra divisualisasikan  berubah menjadi ratusan ribu  kuncup  bunga teratai dengan kelopak  yang terbuat dari tujuh permata  dan semua  kuncup  bunga teratai  menjadi   mekar  sebagai persembahan  untuk semua Buddha , bodhisattva , deva , nāga dan lainnya . Praktisi juga memvisualisasikan para  Buddha , bodhisattva , deva , nāga dan lainnya  bersuka cita setelah menerima persembahan  ini .


Jika praktisi ingin membersihkan diri maka dia harus  mendaras upahṛdaya mantra  dengan tambahan aksara phat di akhir aksara [oṃ (1) varada padme (2) hūṃ (3)[phat] ] dengan menggunaan air untuk membersihkan diri sebanyak tujuh kali . Selama proses pendarasan , praktisi harus mengaduk air tersebut menggunakan tangan kanan . Setelah itu  air tersebut dapat digunakan untuk membersihkan diri , tidak diizinkan untuk menggunakan air yang belum didaras dengan  upahṛdaya mantra diatas

Kedua :  mudra pembebasan.
[解脫印第二]


[0190c11] Kedua jari-jari kelingking dan jari manis saling menyilang satu dengan yang lain dan bersandar pada telapak kanan yang berlawanan arah[jari sebelah kiri bersandar pada telapak kanan dan sebaliknya]. Kedua jari tengah tegak dengan membentuk segitiga lancip dengan ujung jari bersentuhan satu denganyang lain. Jari telunjuk  ditekuk dan bersandar pada  tiga perempat bagian  jari tengah. Dua jempol tegak dan bersandar saling bersandar  satu dengan  yang lain.


dengan mantra sebagai berikut  
[0190c14]
Chinese
 那謨摩訶 室哩 夜曳 (1)
 唵 (2) 鑠計參摩曳譟咩 (3) 悉地悉第 (4) 娑馱耶 (6) 始吠 始吠 (6) 始皤咩阿皤訶
(7) 薩嚩阿栗 詫娑達泥 (8) 莎嚩訶 (9)

Pin yin
nā mó mó hē shì lǐ yè yè (1) 
ǎn (2) shuò jì sān mó yè zào miē (3) xīdì xī dì (4) suō duò yē (5)  shǐ fèi  shǐ fèi (6) shǐ pó  miē  ā   pó hē (7) sà fú ā li chà suō dá ní  (8) shā pó hē (9) 

Sanskrit
namo mahā-śrīyaye  (1)
 oṃ (2) śānti-samaye saume (2) siddhi siddhi (3) sādhaya  (4)śivi śivi  ( 6) śivaṃkari abhaha (7) sarva artha sādhani  (8) svāhā (9)


[0190c18]  Praktisi menggunakan mudra [kedua] ini  dan mendaras mantra diatas sebanyak tiga kali kemudian menyegel [dengan tangan menyentuh titik ] bagian atas kepala , kedua bahu,  jantung sebagai perlindungan diri.  Setelah itu praktisi dapat menggunakan mudra ini  dengan mengitari jubah yang hendak dikenakan . Prosesi ini akan menyebabkan semua semua vinayaka menghindar dan tidak mampu memasuki wilayah perlindungan . Mudra ini juga dapat  digunakan untuk  melindungi  semua substansi  persembahan .

Ketiga, mantra  transmisi kekuatan untuk tanah 
[治土明第三]


dengan mantra sebagai berikut 

[0190c23]
Chinese
唵 (1) 步入縛 攞 (2) 唬  (3)

Pinyin
ǎn (1) bù rù fù luō (2)  hǔ (3)

Sanskrit
oṃ (1) bhur  jvala (2) hūṃ (3) 


[0190c24]  Praktisi harus mengambil tanah yang bersih dan membaginya menjadi tiga bagian kemudian menggunakan tiga  bagian  tanah  tersebut untuk membersihkan diri dengan  mendaras mantra diatas sebanyak tujuh kali terlebih dahulu dimana bagian pertama tanah digunakan untuk membersihkan  bagian pinggang ke bawah, bagian kedua tanah digunakan untuk membersihkan pundak dan bagian ketiga tanah digunakan untuk membersihkan kepala dan leher.

Keempat :  mudra perlindungan tubuh dengan  sentuhan 
[觸護身印第四]

[0190c27]  Kedua jari telunjuk, jari manis, jari kelingking menyilang di antara telapak tangan dengan sebelah kanan di atas sebelah kiri, Kedua ujung jari tengah ditekuk dan bertemu di bagian belakang kuku jari telunjuk . Kedua jempol tegak dan menekan ke sisi kuku jari tengah.

dengan mantra sebagai berikut

[0191a01]  
Chinese
唵 (1) 句露陀那 (2) 唬綽 (3)

Pin Yin
ǎn  (1)  gōu lù tuó  nā (2) hǔ chāo (3)
    
Sanskrit
oṃ  (1) krodhana(2) hūṃ  jaḥ (3)

[0191a02]  Selanjutnya  praktisi  menggunakan mudra [keempat] dan mendaras mantra diatas sebanyak tiga kali untuk perlindungan dengan menyegel [ menyentuh titik ] semua indriya pada saat  pergi ke toilet untuk membersihkan diri ataupun membuang kotoran tubuh. Setelah itu , praktisi juga harus menggunakan setumpuk tanah kuning untuk membersihkan tangan , membilas mulut dan gigi.

Kelima : mudra untuk membilas mulut 
[漱口印第五]

[0191a06] Jempol kanan, jari telunjuk dan jari tengah sedikit tertekuk , jari manis dan jari kelingking ditekuk  seperti kail.

dengan mantra sebagai berikut

[0191a08] 
Chinese
 唵 (1) 覩覩麗 (2) 矩嚕矩嚕 (3) 莎嚩訶(4)

Pin Yin
ǎn   (1) dǔ  dǔ lí (2) jǔ lū jǔ lū (3) shā  pó hē (4)  

Sanskrit
oṃ (1) tutule (2) kuru kuru (3)svāhā (4)

[0191a10] Selanjutnya praktisi harus menggunakan mudra ini untuk mengambil air dan mendaras mantra diatas sebanyak tiga kali untuk  membersihkan gigi dan  membilas mulut sebagai pembersihan  dan juga untuk  dipercikkan ke anggota tubuh lainnya [bahu, mata , hidung , telinga]


Jika  praktisi ingin membersihkan diri  maka  dia harus membersihkan  Tri Ratna terlebih dahulu, kemudian bodhisattva Avalokitêśvara dan  terakhir  membersihkan tubuhnya sendiri . 

Keenam, mudra untuk  membersihkan Tri Ratna 
[浴三寶印第六]


[0191a14]  kedua telapak tangan diarahkan keatas dengan kedua sisi  saling bersentuhan, kedua ujung jari telunjuk tertekuk dan menekan sisi kuku jari jempol dengan dua jari tengah, jari manis dan jari kelingking diregangkan ke depan. 

Dengan mantra sebagai berikut  

[0191a17] 
Chinese
唵 (1) 諦曬曬勃陀 (2)莎嚩訶 (3)

Pin Yin
ǎn (1)  dì shài shài bó tuó (2) shā  pó hē (3) 
   
Sanskrit
om (1)  rate rate buddha (2)svāhā (3) 

[0191a18] Selanjutnya praktis menggunakan mudra ini untuk mengambil air dan mendaras mantra diatas sebanyak tiga kali untuk menyiram [membersihkan]  Buddha.  Pada saat  penyiraman ke dua , kata Buddha diganti dengan Dharma.  Pada  saat penyiraman ketiga , kata Buddha  diganti dengan Samgha. Praktisi harus menyiram tiga kali untuk memandikan  Tri Ratna Setelah itu, praktisi juga harus menyiram [membersihkan]  deity .

Ketujuh, mudra untuk pembersihan  bodhisattva Avalokitêśvara 
[ 聖 觀 自在 浴 印 ]
[dengan nama lain  mudra penyiraman  kepala  dengan menggunakan air]

[0191a22]  Mudra untuk  penyiraman [pembersihan] 
[ 洗浴 印 ]


[0191a23]  Kedua telapak tangan   mengarah ke atas. Jari telunjuk, jari tengah, jari manis dan jari kelingking  dalam posisi lurus tetapi sedikit tertekuk.  Ruas terakhir jari jempol ditekan ke jari telunjuk.

dengan mantra sebagai berikut

[0191a26] 
Chinese
 娜謨囉怛娜怛囉耶野 (1)
 娜麼阿唎耶(2) 婆露抧諦濕嚩囉野 (3)菩地薩埵野(4)摩訶薩埵野 (5) 摩訶迦嚕抳迦野(6) 怛地他 (7) 闍曬摩訶闍曬 (8) 蘇囉鉢底 (9) 莎嚩 訶 (10)

Pin yin
nà mó luō dá nà dá luō yé yě (1)
nà me ā lì yé (2) pó lù zhǐ dì shī pó luō yě (3) pú de sà duǒ pó yě (4) 
mó hē sà duǒ pó yě (5) mó hē jiā lǔ nǐ jiā yě (6) 
dá dì tā (7) shé shài mó hē shé shài (8) sū luō bō dǐ (9) shā pó hē (10)

Sanskrit
namo ratnatrayāya (1) 
namaḥ ārya (2)  avalokiteśvarāya (3) bodhisatvāya (4) mahāsatvāya 
(5) mahā kāruṇikāya (6)
tadyathā  (7) jaya mahā jaya (8) śurapati (9) svāhā (10)

[0191b02] Selanjutnya praktisi harus menggunakan mudra ini untuk mengambil air dan mendaras mantra diatas sebanyak tiga kali, kemudian air tersebut digunakan untuk membersihkan atau menyiram bodhisattva Avalokitêśvara a .Setelah itu  praktisi juga harus  menyiram air tersebut ke kepala dan tubuhnya sendiri .

Delapan : mudra  untuk transmisi kekuatan pada diri 
[自灌頂印第八]

[0191b05] Kedua jari manis saling menyilang di antara telapak tangan  dengan sebelah kanan di atas sebelah kiri. Kedua  jari kelingking  tegak dengan kedua ujung saling bersentuhan satu dengan yang lain. Kedua jari tengah tegak tetapi dengan  ruas  pertama sedikit  tertekuk dan  kedua ujung  saling bersentuhan satu dengan yang lain .Dua jari telunjuk masing - masing  bersandar pada bagian tengah  dari jari tengah;  Kedua  jempol memegang  kedua ujung jari telunjuk.

Dengan mantra  sebagai berikut 

[0191b09]
Chinese
唵 (1) 賀佉理理 (2) 虎  (3)

Pin Yin
ǎn  (1) hè qū lǐ lǐ (2) hǔ (3)
  
Sanskrit
oṃ (1) khakili ( 2)  hūṃ  (3)


[0191b10]  Setelah membersihkan diri,  praktisi harus menggunakan mudra  ini dan mendaras mantra diatas sebanyak tiga kal kemudian  mengambil air untuk  mentransmisi kekuatan pada diri dengan tujuan untuk mengeliminasi semua  penghalang .

Kesembilan  : mudra untuk mengenakan  jubah
[著衣印第九]

[0191b13]  Kedua  jari jempol masing-masing memegang kuku jari telunjuk, tengah, jari manis dan juga kuku jari kelingking.

Dengan mantra sebagai berikut :
[0191b15] 
Chinese
唵 (1) 微莽囉 (2) 莎嚩訶 (3)

Pin Yin
ǎn  (1) wēi mǎng luō (2) shā pó hē (3)

Sanskrit
om (1) vimala (2) svāhā (3)

[0191b16]  Setelah itu,  praktisi harus mudra ini untuk mengumpulkan air dan mendaras mantra ini tiga kali  dan dipercikkan ke  jubah. Praktisi juga harus  mendaras upahṛdaya mantra  sebanyak tiga kali untuk mentransmisi kekuatan ke  jubah. Setelah  mengganti jubah , praktisi harus menuju ke tempat yang bersih dan jongkok menghadap ke sebelah timur . Selain itu, praktisi juga harus membersihkan dia harus menggunakan  piringan berkaki  sebagai wadah untuk mencuci tangan dan berkumur dengan  mendaras mantra pembilas mulut  yang sama dengan diatas


Kesepuluh: mudra penyegelan puncak  
[禁頂印第十]

[0191b21] Jari tengah sebelah  kanan , jari manis dan jari kelingking  membentuk kepalan tangan sedangkan ibu jarimemegang  jari tengah   

Dengan mantra sebagai berikut 
[0191b23]
Chinese
唵 (1) 矩嚕矩麗 (2) 莎嚩 訶 (3)

Pin Yin
ǎn  (1) jǔ lū jǔ lí (2) shā pó hē (3)

Sanskrit
oṃ (1) kurukulle  (2) svāhā (3) 

[0191b24]  Selanjutnya praktisi menggunakan mudra ini dan mendaras mantra sebanyak tiga kali kemudian menyegel [menyentuh titik] di puncak kepala. Pada saat melaksanakan metoda  pembersihan diri praktisi tidak boleh marah  ataupun  memiliki pikiran yang  tidak bersih juga  tidak boleh melihat berbagai aspek yang  tidak baik ataupun  berbau busuk  dan kotor ataupun melakukan aktivitas yang keliru kepada orang lain.


Praktisi harus mengkontemplasi bodhisattva Avalokitêśvara dan memasuki mandala untuk memberikan penghormatan kepada Tri Ratna dan  bodhisattva Avalokitêśvara. Kemudian menggunakan air dengan mendaras  upahṛdaya mantra sebanyak lima kali terlebih dahulu untuk dipercikkan ke berbagai persembahan , ramuan herbal dan juga dipercikkan ke mandala. 

Kesebelas  :   mudra perlindungan tubuh 
[護身印第十一]

[0191c01] Kedua Jari kelingking  saling bersilangan satu dengan yang lain di antara telapak tangan, jari manis dikaitkan pada  jari kelingking yang berlawanan. Kedua  jari tengah tegak  dengan ujung saling bersentuhan . Kedua ujung jari telunjuk ditekuk  dan bersandar pada jari tengah dengan  jarak setengah inci . Kedua  jempol terbuka ke arah samping.

[0191c05]
Chinese
 唵 (1) 跋日羅 祇聹 (2) 鉢囉 儞 鉢跢 野 (3) 莎嚩 訶 (4)

Pin Yin
ǎn  (1)  bá rì luó  zhǐ níng (2)  bō luō nǐ duo yě (3) shā pó hē (4)

Sanskrit
oṃ (1) vajra-agni (2)  pradiptāya  (3) svāhā(4)

[0191c07] Selanjutnya praktisi harus menggunakan mudra ini dan mendaras  mantra sebanyak tiga kali  kemudian  menyegel [menyentuh titik] pada  bagian bagian atas kepala,  kedua  bahu, tenggorokan , dan jantung  untuk membentuk perlindungan tubuh

Kedua belas   :  mudra perlindungan tubuh utama
 [大護身印第十二]

[0191c10]  Mudra  ini sama dengan mudra  [sebelas] sebelumnya .

Dengan mantra sebagai berikut
[0191c11]  
Chinese
唵 (1) 入縛 攞囊野 (2) 虎  (三)

Pin Yin
ǎn (1) rù fù luó náng yě (2) hǔ (3)

Sanskrit
oṃ  (1) jvala-naya (2)  hūṃ  phaṭ (3)


[0191c12] Selanjutnya  menggunakan mudra  ini dan mendaras  mantra  diatas sebanyak tiga  kali kemudian menyegel [menyentuh]   lima  lokasi tubuh [ kepala , kedua bahu , tenggorokan , jantung] untuk  membentuk perlindungan tubuh utama.

Ketiga belas :  mudra pelindung tubuh 
[被甲印第十三]

[0191c15]  Kedua telapak tangan  terbuka  dan menghadap ke arah atas dengan  sepuluh jari  menyebar.

Dengan mantra sebagai berikut

[0191c16]
Chinese
 唵 (1) 度比度比迦野度比 (2) 鉢囉 入 嚩 理矃 (3) 莎嚩 訶 (4)

Pin Yin
ǎn  (1) dù bǐ dù bǐ jiā yě dù bǐ  (2)  bō luō  rù fú  lǐ  nǐng  (3)  shā pó hē 4) 

Sanskrit
oṃ (1)  dhupi dhupi-kāya dhupi  (2) prajvariṇi (3) svāhā (4) 


[0191c18] Selanjutnya  praktisi harus menggunakan  mudra ini dan mendaras mantra diatas sebanyak tiga kali  kemudian menggunakan mudra ini untuk menyegel [ menyentuh titik ] semua bagian tubuh  dari atas hingga kaki untuk perlindungan tubuh .

Keempat belas  mantra pembatas sepuluh penjuru 
[十方界明第十四]

dengan mantra sebagai berikut

[0191c21]
Chinese
唵 (1) 阿露力 (2)

Pin Yin
ǎn   (1) ā  lù  lì   (2) 

Sanskrit 
oṃ (1) arolik (2)

[0191c22] Praktisi harus  menggunakan  air ataupun biji sesawi  yang  didaras  dengan mantra diatas dan kemudian menyebarkannya ke delapan penjuru mandala  sebagai batas  perlindungan mandala Selanjutnya  praktisi juga harus menggunakan air ataupun biji sesawi yang didaras dengan upahṛdaya mantra dan kemudian menyebarkannya ke delapan penjuru, atas dan bawah  mandala  sebagai batas  perlindungan batas .


Kelima belas,  mudra  perlindungan batas wilayah 
[結壇界印第十五]

[0191c25]  Kedua jari tengah, jari manis dan jari- kelingking  saling menyilang dan terkait  satu dengan yang lain di antara telapak tangan dengan sebelah kanan diatas sebelah kiri .Kedua jari telunjuk tegak tetapi miring dengan ujung yang saling bersentuhan . Kedua jempol tegak dan  diarahkan pada tubuh praktisi . 

Praktisi harus  menggunakan   mudra ini  dan mendaras upahṛdaya mantra sebanyak tujuh kali serta mengelilingi mandala dengan mudra ini  sebanyak tiga kali  untuk membentuk batasan  perlindungan wilayah mandala . Selanjutnya praktisi  dapat meletakkan wadah air wewangian  yang telah dimasukkan beragam bunga sebagai persembahan  di tempat duduk para deity .

Keenam belas :  mantra  penunjuk jalan 
[治路明第十六 ]

dengan mantra sebagai berikut

[0192a02] 
Chinese
 唵 (1) 鉢那弭矃 (2) 皤伽縛底 (3)慕賀野慕賀野(4) 惹蘖慕賀矃 (5) 莎嚩訶 (6)

Pin yin
ǎn (1)  bō nā mǐ nǐng (2) pó jiā  fù de (3) mù hè  yě mù  hè yě (4) 
   rě niè mù hè nǐng (5) shā pó hē (6)

Sanskrit
oṃ(1) padmini (2)bhagavati (3) mohaya mohaya (4)jagad amohani (5) svāhā (6)

[0192a05]  Mantra ini didaras pada saat  ingin mengundang deity ,  dengan memegang  tempat  untuk pendupaan dan mendaras mantra ini sebanyak tujuh kali untuk membuka jalan angkasa , menyingkirkan semua halangan  dan mengingatkan bodhisattva Avalokitêśvara  dan  deity lainnya untuk hadir serta mentransmisi kualitas kebajikan 

Ketujuh belas  : mudra pengundangan
[請召印第十七]

[0192a09]  Kedua  jari tengah, jari manis dan jari kelingking menyilang dan saling mengait sementara telapak tangan menghadap ke arah atas dengan sebelah kanan diatas sebelah kiri . Dua jari telunjuk tegak tetapi miring  sedikit dengan kedua ujung saling menyentuh satu dengan yang lain. Dua jempol menghadap ke depan. Dua jari tengah bergerak dalam arah yang berlawanan arah. Jika jari tengah bergerak ke dalam, maka mudra itu disebut sebagai mudra  pengundangan deity. Jika jari tengah bergerak keluar maka mudra itu disebut sebagai  mudra pengantaran deity.

Dengan mantra  sebagai berikut:
[0192a13]
Chinese
唵 (1) 覩嚕覩嚕 (2) 莎縛訶 (3)

Pin Yin
ǎn   (1)  dǔ lū dǔ lū (2) shā pó hē (3)

Sanskrit
oṃ (1) turu turu (2) svāhā (3)

[0192a14] Selanjutnya praktisi menggunakan mudra ini dan mendaras mantra diatas sebanyak tujuh kali untuk mengundang para deity  masuk ke dalam mandala 

Kedelapan belas  : mudra penyambutan 
[迎印第十八 ]


[0192a16 ]  Kesepuluh jari saling menyilang di antara telapak tangan  untuk membuat  kepalan tangan dengan  sebelah  kanan diatas sebelah kiri. Semua jari pada ruas tengah ditonjolkan  dengan ibu jari kanan  tegak lurus dan bergerak  dengan arah yang berlawanan arah.

Dengan mantra  sebagai berikut:

[0192a18]
Chinese
娜謨囉怛娜怛囉耶野 (1)
 娜麼阿唎耶 (2) 婆露抧諦溼縛囉野 (3)菩地薩埵野(4)摩訶薩埵野 (5) 摩訶迦嚕抳迦野 (6) 
鉢頭 摩鉢頭摩 (7) 鉢頭摩播矃 (8) 娑羅娑囉 (9) 翳醯曳醯 (10) 婆伽畔 (11) 
那哩夜 婆露抧諦溼縛囉野 (12) 阿奴紺播謨播馱野(13) 啊露力 (14)

Pinyin 
nà mó luō dá nà dá luō  yē yě  (1)   
nà má ā lì yē  (2) pó lù zhǐ dì shī fù luō yě (3) pú dì sà duǒ yě (4) 
mó hē sà duǒ yě (5) mó hē jiā nǐ  lū  jiā yě (6)
bō tóu mó bō tóu mó (7)  bō tóu mó bō nǐng (8)   suō  luó suō  luō (9)  
yì xī yè xī  (9)  pó jiā  pàn (11)  nā  lǐ yè  pó lù zhǐ dì shī fù luō yě  (12)
  ā nú gàn bō mó bō duò yě (13)  ā  lù lì (14)   
  
Sanskrit
namo ratna-trayāya (1) 
namaḥ ārya (2) avalokiteśvarāya (3) bodhisatvāya (4) 
mahāsatvāya (5) mahākāruṇikāya (5)
padma padma(6) padmapāṇi (7) sara sara (8) ehyehi  (9) bhagavaṃ  (10) ārya-avalokiteśvarāya (12) anukuṃpham utpadāya (13) arolik.(14)

[0192a25]  Selanjutnya  menggunakan mudra [delapan belas] dan mendaras mantra diatas sebanyak tiga kali , tangan di gerakkan berputar searah jarum jam sambil memvisualisasikan semua deity masuk ke dalam mandala untuk menerima persembahan.

Ke sembilan belas: mudra untuk air wewangian 
[香水印第十九 ]

[0192a28]  semuajari tangan sebelah kanan dan kiri  saling menyilang  untuk membuat kepalan tangan  dengan  ibu jari kiri berdiri tegak.

Dengan mantra sebagai berikut  :

[0192b01]
Chinese
唵 (1) 阿露力 (2)

Pin Yin
ǎn   (1) ā  lù  lì   (2) 

Sanskrit 
oṃ (1) arolik (2)

[0192b02] Selanjutnya  praktisi  menggunakan mudra ini dan mendaras mantra diatas sebanyak tiga kali. Mudra ini digunakan untuk menyegel  air wewangian  dan kemudian air wewangian tersebut  disegel ke bagian dahi praktisi sebagai persembahan dan undangan 


Ke dua puluh :   mudra  untuk singasana teratai 
[華座印第二十]

[0192b05] Kedua telapak tangan menghadap ke atas, kedua jari telunjuk, jari tengah, jari manis dan jari kelingking   tegak dan saling membelakangi satu dengan yang lain.  Kedua jari telunjuk  bersandar pada bagian belakang jari tengah.  Ujung kedua jari telunjuk sejajar dengan ruas atas jari tengah.  Kedua jempol  bersandar pada  ruas jari telunjuk bagian bawah.

Dengan mantra sebagai berikut :
[0192b09] 
Chinese
唵 (1) 鉢頭摩 寐邏野 (2) 莎嚩 訶 (3)

Pin Yin 
ǎn  (1) bō tóu mó mèi luó yě  (2) shā pó hē (3)

Sanskrit
oṃ (1) padma vīraya  (2)svāhā (3)

[0192b11] Selanjutnya praktisi  harus menggunakan mudra ini dan mendaras mantra diatas sebanyak tiga kali sebagai sarana  untuk mendirikan singasana teratai dan kemudian berkata 

 “Datanglah dengan  penuh  kualitas kebajikan melalui  kekuatan dari aspirasi masa lampau dan tanpa  meninggalkan welas kasih  yang tak terbatas. . Naiklah ke tempat yang penuh dengan kerendahan  hati ini dan  mohon  transmisikan semua kualitas kebajikan yang tak tertandingi  dan menerima persembahan ini. 

Kemudian menggunakan  mudra pengundangan deity untuk duduk [kedua puluh satu ]  dan mengundang   semua deity untuk  duduk di tempat mereka masing masing .

Keduapuluh satu  : mudra pengundang deity  untuk duduk 
[請坐印第二十一]

[0192b17] Kedua jari telunjuk, ke dua  jari manis,  kedua  jari kelingking  saling menyilang  diantara telapak tangan  dengan  jari sebelah kanan diatas sebelah kiri .  Kedua jempol di tekuk masuk ke dalam telapak tangan, Kedua jari tengah diluruskan dengan kedua ujung saling bersentuhan dan digerakkan ke arah atas dan  bawah  dan  ke depan dan belakang. 

Selanjutnya  praktisi menggunakan mudra [kedua puluh satu] diatas dan mendaras upahṛdaya mantra sebanyak tiga kali untuk mengundang bodhisattva Avalokitêśvara dan berbagai bodhisattva lainnya  untuk duduk di tempatnya masing masing.

Kemudian  praktisi harus menggunakan   mantra vajra kuntali kembali  untuk  menutup kembali batasan perlindungan wilayah .

Kedua puluh dua  :  mudra untuk  mengikat  penghalang 
[除障印第二十二]

[0192b24] Kedua jari tengah, kedua jari manis, kedua jari kecil saling menyilang  di telapak tangan kanan dan kiri pada sebelah dalam. Kedua  jari telunjuk tegak tetapi miring dengan ujung menyentuh satu sama lain. Kedua jempol menghadap ke arah tubuh   dalam posisis tegak dan saling bersentuhan.

Dengan mantra sebagai berikut:


Chinese
 唵 (1) 耳栗 耳曩伽 (2) 勃力婆 夜 (3) 弊儞抳 (4) 莎嚩 訶 (5)

Pin Yin
ǎn  (1)  ěr lì  ěr nǎng   jiā (2)  bó lì  pó  yè  (3) bì nǐ   nǐ (4)   shā pó hē (5)   

Sanskrit
oṃ (1) hana dhuna matha  (2)  vidhvamsaya (3) udsaraya (4)  svāhā (5)

[0192b29] Selanjutnya praktisi menggunakan mudra ini dan mendaras mantra diatas sebanyak tiga kali  dengan menyegel [menyentuh] semua persembahan berupa bunga , kemenyan dan persembahan  lainnya untuk mengikat semua  halangan .

Kedua puluh tiga : mudra persembahan  
[供養印第二十三]


[0192c03] Kedua tangan dirangkupkan seperti mudra anjali , kedua jempol, kedua jari tengah, ke dua jari manis dan kedua jari kelingking  dari tangan kanan dan kiri  saling bersilangan  satu dengan yang lain  , telunjuk  bersandar dan berada di atas jari tengah.

mantra sebagai berikut :

[0192c06]


Chinese
娜謨薩嚩勃陀 (1) 步地薩埵南(2) 薩婆詑沃刈諦(3) 
薩頗囉伊摩 (4) 伽伽那紺(5) 莎縛訶 (6)

Pin Yin
nà mó sà fu  bó tuó (1)  bù dì sà duǒ nán (2) sà pó  tuó wò yì dì
(4) sà pō luō  yī mó (5) jiā jiā  nā  gàn (6)  shā pó hē (7)

Sanskrit
namo sarva buddha (1) bodhisatvānāṃ (2) sarvathā khaṃudgate 
(3) sphara  hīmam  (4) gaganakaṃ  (5) svāhā (6)

[0192c09] Selanjutnya  menggunakan mudra diatas dan mendaras matra  ini sebanyak tiga kali sambil memvisualisasikan beragam persembahan untuk dipersembahkan kepada semua buddha , bodhisattva dan deity lainnya . Praktisi juga  harus  memuji  Tri Ratna dan Bodhisattva Avalokitêśvara dengan berbagai gatha pujian, kemudian beraspirasi sesuai dengan kehendaknya sendiri dan juga bertobat dari semua aktivitas [perbuatan , ucapan dan pikiran] yang keliru serta membangkitkan kesadaran penggugahan [bodhicitta]



Kedua puluh empat  : mudra  untuk permohonan keduniawian 
[ 求生印第二十四]

[0192c13] Dua jempol dan jari-jari kelingking terangkat tetapi sedikit tertekuk dengan kedua ujung saling bersentuhan . Dua jari telunjuk, jari tengah dan jari manis masing-masing terangkat dan terpisah satu dengan yang lain dengan jarak antara satu inci dari ujung jari .

mantra sebagai berikut :

[0192c16]
Chinese
 唵 (1) 鉢頭 慕皤婆 野 (2) 莎 嚩訶 (3)

Pin Yin
ǎn (1) bō tóu  mù pó pó  yě (2) shā pó  hē (3)
    
Sanskrit
oṃ (1) padma udbhavāya (2) svāhā (3)

[0192c18] Selanjutnya menggunakan mudra ini dan mendaras mantra sebanyak tiga kali untuk mengungkapkan   semua  suka cita , perlindungan  oleh berbagai deity  dan   untuk mewujudkan aspirasi dan keinginan yang baik


Kedua puluh lima  mula mudra
[ 根本 印]

[0192c21] Kedua tangan dirangkupkan seperti  mudra anjali tetapi telapak tangan tidak saling bersentuhan . Dua jempol tegak dan bersandar  satu dengan lainnya. Dua jari telunjuk ditekuk dan ujung menyentuh ujung jempol.

Praktisi menggunakan mudra ini dan  mendaras  hṛdaya mantra dan upahṛdaya mantra sebanyak tiga kali kemudian menyegel [menyentuh titik pada] kepala ,  kedua bahu , tenggorokan , dan jantung sebagai perlindungan dan juga dapat menggunakan  mudra ini dengan mendaras kembali  hṛdaya mantra dan upahṛdaya mantra sebanyak tiga kali untuk  mentransmisi kekuatan dan kekuasaan kepada ramuan herbal


Ke dua puluh enam  hṛdaya mudra  
[ 大 心 印 ]

[0193a03] Sama seperti mudra  [dua puluh lima] diatas tetapi mudra dirubah dengan  tangan kiri diletakkan di jantung  dan tangan kanan  diangkat dengan telapak mengarah ke luar , kemudian mendaras hṛdaya mantrasebanyak tiga kali dengan mudra ini untuk mengundang Bodhisattva Avalokitêśvara  mewujudkan semua aspirasi praktisi.

Kedua puluh tujuh  :  mantra pemurnian mala 
[淨治珠明第二十七]

mantra  sebagai berikut :
[0193a07]
Chinese
唵 (1) 暗沒哩 耽儼袂室哩 曳 (2) 室 唎 忙 哩儞 (3) 莎縛訶 (4)

Pin Yin
ǎn  (1) àn méi lǐ  dān yǎn mèi shì lǐ yè (2) shì lì máng lǐ nǐ (3) shā pó  hē (4) 
  
Sanskrit
oṃ (1) amrtāṃ gale śrīye (2)  śrī-mālini (3) svāhā (4)

[0193a09] Selanjutnya gunakan mantra diatas untuk memurnikan mala.  Praktisi harus  menggunakan biji teratai ataupun mutiara sebagai biji mala , kemudian melubangi biji mala  dan membersihkannya dengan  lima substansi  bersih sapi  [campuran susu , ghee , yogurt , gomayi dan air seni  dari sapi  yang memakan rumput bersih dan air putih]  dengan mendaras mantra diatas terlebih dahulu sebanyak tujuh kali dan diikat menjadi satu untaian dengan benang .  Selanjutnya praktisi  meletakkan mala  diatas telapak tangan kanan dengan dua telapak tangan menghadap ke atas dan dirangkupkan , mendaras mantra diatas sebanyak seratus delapan puluh kali. Setelah prosesi ini, untain mala ini sudah dapat digunakan sebagi alat ritual 

Kedua puluh delapan  mudra  transmisi kekuatan mala 
[ 數 珠 印]

[0193a13] Praktisi harus meletakkan mala di  telapak tangan kanan dengan dua  telapak tangan dirangkupkan dan menghadap ke atas  sebagai persembahan mala  untuk deity.

mantra  sebagai berikut :

[0193a15]
Chinese
 唵 (1) 縛蘇 皤底 (2) 室哩 曳 (3) 鉢特 莽忙履(4) 莎縛訶 (5)

Pin Yin
ǎn  (1)  fù sū  pó de (2) shì lǐ  yè (4) bō tè  mǎng máng lǚ  (4)  shā pó  hē (3)
    
Sanskrit
oṃ (1) vasumati  (2) śrīye  (3) padma-mālini (4) svāhā (5)

[0193a17] Praktisi harus mendaras mantra ini sebanyak seribu delapan puluh kali untuk persembah dan  transmisi kekuatan dari deity dan pada saat  memegang kembali  mala harus didaras sebanyak  tiga kali.

Kemudian mala diangkat dengan kedua tangan hingga setinggi  jantung  dengan jarak [tubuh dan mala] sekitar enam inci  ataupun diangkat setinggi  hidung.  Selanjutnya praktisi dapat menggunakan  menggunakan  sepuluh jari untuk  memegang dan  memutar mala,  Pendarasan mantra  dilakukan dengan memutar setiap butir mala satu persatu  dengan pikiran yang penuh perhatian dan tidak teralihkan oleh aspek lain dan pada saat yang sama dia juga harus memvisualisasikan  esensi  aksara dari dhāraṇī  Bodhisattva Avalokitêśvara yang  terpancar dari jantung deity dan menyatu ke dalam jantung praktisi  kemudian tubuh dan kesadaran praktisi dipenuhi dengan cahaya terang  dengan pikiran yang  tidak teralihkan dan tanpa kesalahan .  Praktisi harus mendaras mantra sesuai dengan kemampuan  hingga mencapai  sepuluh juta kali dimana praktisi juga dapat beristirahat sejenak apabila  kondisi tubuhnya melemah dan lelah. Jika pada saat  praktisi membuka mata  dan melihat Bodhisattva Avalokitêśvara maka dia harus merangkupkan kedua dengan mudra anjali  untuk memberikan penghormatan serta  memuji Bodhisattva Avalokitêśvara dengan  berbagai  gātha  pujian.

Pada saat praktisi ingin meninggalkan  mandala  maka dia harus kembali mempersembahkan air wewangian  dan  beraspirasi  dengan memikirkan metoda kefasihan apa yang digunakan agar semua makhluk hidup dapat terbebaskan dari siklus  eksistensi dan mencapai penggugahan.

Jika praktisi ingin ramual herbal yang digunakan dalam pengobatan itu manjur maka dia harus memvisualisasikan Bodhisattva Avalokitêśvara dengan cakram bulan ataupun cakram matahari  di jantung dan bercahaya kemudian menyatu dengan ramuan herbal tersebut dengan penuh perhatian dan tidak teralihkan  serta mendaras dhāraṇī  dengan tulus  .Jika  ramuan herbal ini  menjadi panas  ataupun mengeluarkan asap  ataupun cahaya  maka  transmisi ramuan herbal ini telah berhasil..

Kedua puluh sembilan mudra untuk mengeliminasi  batasan wilayah perlindungan
[解界印第二十九]

[0193b01] Dua jari manis dikaitkan dengan yang lain , jari sebelah kanan diatas di atas sebelah kiri di antara telapak tangan. Kedua  jari jempol  diletakkan diatas kuku jari manis . Dua jari tengah tegak dengan  kedua ujung  saling bersentuhan . Dua jari telunjuk bertumpu pada punggung jari tengah  dan saling membelakangi satu dengan yang lain.Jari kelingking saling bersentuhan satu  dengan yang lain 

mantra  sebagai berikut:

[0193b04]
Chinese
唵 (1) 紇哩 阿參忙擬矃 (2) 虎(3)

Pin Yin
ǎn  (1) hé lǐ ā sān máng nǐ (2) hǔ(3)  

Sanskrit
oṃ (1) hrīḥ asamāṃgni (2) hūṃ (3)


[0193b05] Kemudian praktisi harus menggunakan mudra [dua puluh sembilan] dan mendaras mantra diatas sebanyak tujuh kali sambil mengelilingi mandala dari arah kiri ke kanan [berlawanan dengan arah jarum jam] sebanyak tiga kali untuk menghilangkan batasan perlindungan wilayah. Setelah batasan perlindungan ini dihilangkan maka  praktisi harus  mempersembahkan air wewangian dan menggunakan mudra seperti mudra  pengundangan tetapi dengan cara  jari digerakkan ke arah luar untuk mengantar balik semua makhluk  agung.

Ketiga puluh :   mantra lima pemurnian 
[ 五 淨 明 ]

[0193b09]
Chinese
唵 (1) 耶輸 提 (2) 莎縛 訶 (3)

Pin Yin
ǎn (1) yē shū  tí (2)  shā  hē (3)  

Sanskrit
oṃ (1) yaśuddhe (2) svāhā (3)


[0193b10] Jika praktisi tidak sengaja menyentuh atau mengkonsumsi  makanan yang tidak bersih  maka dapat menggunakan lima substansi  bersih sapi  [campuran susu , ghee , yogurt , gomayi dan air seni  dari sapi  yang memakan rumput bersih dan air putih] , juga menggunakan  rumput kusha , dimasak dengan air  dan diaduk hingga merata . Setelah itu campuran ini didaras dengan mantra diatas sebanyak seratus delapan puluh kali dan kemudian diminum  maka  segala aspek akan murni kembali. Semua ramuan herbal , alat ritual , wewangian , bunga,  pasta dan serbuk wewangian , kemenyan, makanan dan minuman, pelita di oles kembali dengan menggunakan sisa campuran ini dan didaras dengan upahṛdaya mantra sebanyak lima kali maka semua  aspek penghalang juga akan tereliminasi.


[Bagian kelima: Mandala] 

[0193b17] Kemudian bodhisattva mahāsattva Avalokitêśvara kembali berkata kepada Bhagavān:

Bhagavān , kemurnian primodial  [guhya samaya]  yang bermakna mendalam dari maṇḍala  mahāpadma cintāmaṇi cakra ini mampu menyebabkan pencapaian tiga metoda  ramuan herbal keduniawian dan juga menyebabkan semua orang awam yang melihat ataupun mendengarkan metoda ini akan dipenuhi dengan suka cita dan dijunjung tinggi oleh semua  makhluk hidup.

Prosesi pendirian maṇḍala harus dilakukan pada hari kedua ataupun ketujuh  śuklapakşa,  dengan terlebih dahulu  mencari  dan menentukan satu lokasi yang bersih dan tenang , kemudian   menentukan dan mengukur maṇḍala dengan sisi  berukuran empat hasta , lima hasta ataupun delapan hasta sesuai dengan kemampuan praktisi.  

Sesuai dengan uraian  mengenai maṇḍala,  semua tanah kotor, sisa reruntuhan, batu, tulang ataupun kayu  yang masih ada di dalam di lokasi  harus dibuang  dan dibersihkan, kemudian  diisi dan diratakan  kembali, pertama menggunakan  lapisan tanah kuning dan diolesi dengan gomayi kemudian menggunakan  tanah yang dicampur dengan serbuk wewangian sebagai lapisan terakhir yang halus  dan dekorasi 

Dalam maṇḍala ini harus terdiri dari dua aula , di pusat aula internal harus digambarkan tiga puluh dua kelopak teratai yang sedang mekar, di tengah aula teratai [tiga puluh kelopak teratai]  digambarkan bodhisattva cintāmaṇi cakra yang sedang duduk dalam posisi lutut kanan terangkat dan kaki kiri dalam posisi teratai serta menghadap ke arah barat. Bodhisattva  ini  harus digambarkan memiliki ekspresi yang penuh dengan suka cita dan tubuh berwarna keemasan , mengenakan mahkota permata  dengan  pratima Buddha diatas mahkota tersebut. Bodhisattva ini harus digambarkan sedang menyandarkan kepala dengan tangan kanan sedangkan tangan kiri dalam mudra varada  untuk pasangan lengan pertama ,  sedangkan untuk pasangan lengan kedua digambarkan dengan tangan kanan memegang  cintāmaṇi didepan dada dan tangan kiri dalam mudra dharmacakra serta memegang sekuntum teratai . Untuk pasangan lengan ketiga , tangan kanan memegang mala dan tangan kiri terangkat dengan telunjuk sedang menyeimbangkan cakra. Tubuh bodhisattva ini memancarkan beragam cahaya dan terhias sempurna dengan jubah, beragam perhiasan berharga lainnya seperti  liontin, cincin, gelang  yang terbuat dari tujuh permata.  

Di sebelah timur harus digambarkan Bhogavati vidyarājni yang didampingi  oleh bodhisattva , disebelah kiri harus digambarkan Pāṇḍaravāsinī  avalokiteśvara . Di sebelah utara harus digambarkan  bodhisattva Mahāsthāmaprāpta , disebelah kiri harus digambarkan bodhisattva Tārā.  Di sebelah barat harus digambarkan Hayagrīva vidyarāja , disebelah kiri harus digambarkan Ekajaṭa rākṣasī. Di sebelah selatan digambarkan  Caturmukha avalokiteśvara vidyarāja , disebelah kiri harus digambarkan bodhisatva Bhṛkuṭī. .Semua bodhisattva ini harus terhias sempurna dengan  mahkota,  permata mutiara , kalung, anting,  gelang  dan perhiasan lainnya serta mengenakan jubah  yang sempurna , duduk dalam postur teratai sempurna didalam aula teratai ini .  

Sedangkan untuk aula eksternal , di sebelah timur harus digambarkan deva Indra  yang dikelilingi oleh beragam deva dari  kedua sisinya  . Di sisi selatan harus digambarkan Yama rāja yang dikelilingi oleh beragam Mātṛ  dari kedua sisinya. Di sebelah barat harus  digambarkan Varuṇa devarāja  yang dikelilingi oleh Nanda nāgarāja, Upananda nāgarāja danjuga berbagai  nāgarāja lainnya dari kedua sisinya. Di sebelah utara  harus digambarkan Vaiśravaṇa devarāja yang dikelilingi oleh berbagai Yakṣa dari kedua sisinya .  Di sebelah tenggara harus digambarkan  deva  Agni yang dikelilingi oleh para mahā rsi dari kedua sisinya . Di sebelah barat daya harus digambarkan  Nairṛti rāja yang dikelilingi oleh berbagai Rākṣasa dari kedua sisinya.Di sebelah barat laut harus digambarkan   Vāyu devarāja yang dikeliling oleh  devaputra Vāyu dari kedua sisinya .  Di sebelah  timur laut harus digambarkan Īśana-devarāja yang dikelilingi oleh Kumbhāṇḍa dari kedua sisinya . 

Selain itu , di sebelah timur juga digambarkan Āditya devaputra yang  dikelilingi oleh  sapta-rṣi-tārā dari kedua sisinya , disebelah barat juga digambarkan Candra devaputra yang dikelilingi oleh sapta-rṣi-tārā dari  kedua sisinya .  Selain itu , disebelah barat digambarkan Pṛthivi-devatā  yang didampingi oleh para devaputra Yakṣa dari kedua sisinya , di sebelah timur digambarkan Mahābrahma Deva Rāja yang dikelilingi oleh para devaputra pengikut Brahma dari kedua sisinya .Selain itu ,  di sebelah barat harus digambarkan  Asura-rāja yang  dikelilingi oleh para Asurakanya dari kedua sisinya . Selain itu, di pintu barat harus digambar Vibhavapati   vidyarājni. 

Semua deva ini  memegang  wadah ataupun senjata masing masing  dan mengenakan beragam jenis jubah , berbagai perhiasan lainnya  sesuai dengan uraian dan terhias dengan indah dan sempurna . Semua deva ini  duduk  dalam posisi teratai sempurna .

 Dalam aula eksternal dan internal juga harus  digambarkan tangga yang dihiasi dengan permata sebagai penghubung antara dua aula tersebut.  Perbatasan aula internal harus digambarkan cintamani dengan beragam warna yang dikelilingi oleh api yang menyala  sedangkan perbatasan aula eksternal harus digambarkan vajra tunggal yang dikelilingi oleh api yang menyala.

Kekuatan dan kekuasaan dari   makna mendalam kemurnian primodial maṇḍala ini  bukan hanya dapat di lakukan dengan metoda penggambaran  diatas  melainkan juga dapat dilakukan dengan  menggambar tempat duduk dan kemudian  menulis nama para deity ini saja , kemudian memberikan persembahan sesuai dengan uraian  juga akan mencapai keberhasilan.  

Sebelum pelukis  mulai menggambar  maka dia harus membersihkan diri dan mengenakan jubah yang bersih , menjalankan delapan sila dengan sempurna sesuai dengan uraian realitas . Maṇḍala ini juga harus digambar dan diwarnai  dengan menggunakan kuas yang  terbaik dan bersih.

Jika telah selesai menggambar dan mendekorasi maṇḍala maka praktisi harus membersihkan diri dan mengenakan jubah yang bersih , masuk ke dalam lokasi maṇḍala dan kemudian melaksanakan ritual perlindung diri dan juga batasan perlindungan wilayah , kemudian mempersembahkan air wewangian, menyalakan dupa agaru, cendana putih , kemenyan , kunduruka di hadapan bodhisattva  Avalokitêśvara yang berada didalam maṇḍala..
  
Praktisi juga harus meletakkan daun teratai  di dalam wadah ramuan herbal dan kemudian menggunakan daun teratai untuk menutup wadah tersebut. Selain itu juga harus menggunakan lima substansi murni dari sapi untuk dipercikkan ke ramuan herbal dan juga menyegel dengan mudra perlindungan dengan menyentuh wadah ramuan herbal , kemudian menyegel persembahan lain sesuai dengan urutan  sebagai berikut : air wewangian , bunga ,  serbuk wewangian , dupa , buah-buahan , tiga makanan putih , beragam persembahan makanan dan minuman lainnya ,  untaian bunga lainnya ,pelita  dengan mendaras mantra sebanyak tiga kali .

Metoda persembahan ini juga merupakan pengungkapan kemurnian primodial yang akan mengiluminasi semua aspek  pengetahuan . Oleh sebab itu , praktisi harus mendaras mantra sebanyak tiga kali dan menyegel semua persembahan seperti  bunga , pasta wewangian , serbuk wewangian , buah-buahan , makanan , minuman, lampu minyak dan persembahan lainnya.

Kemurnian primodial  yang bermakna mendalam  dari maṇḍala ini merupakan  lokasi manifestasi dari  aspirasi  masa lalu Bodhisattva Avalokitêśvara  yang dijunjung tinggi , dipuji dan dihormati  , dilindungi  oleh semua  deva  dan para vidyadhara , juga merupakan lokasi dimana semua makhluk hidup dapat mengeliminasi semua halangan dan aktivitas [perbuatan , pikiran dan ucapan] yang keliru mereka , mencapai  keberhasilan ramuan herbal baik dari  kualitas keduniawian ataupun melampaui keduniawian, mengakumulasi kualitas kebajikan  sehingga pada saat rentang kehidupan mereka berakhir maka akan terlahir kembali dalam ranah eksistensi Sukhavati  melalui manifestasi dari teratai , dengan tubuh yang dihiasi dengan beragam karakteristik manusia agung dan perhiasan lainnya dan juga mengetahui semua kehidupan masa lalu mereka hingga mencapai kesempurnaan penggugahan , tidak pernah jatuh kembali dalam ranah eksistensi yang tidak menyenangkan. 

[Bagian ke enam  : ramuan herbal  untuk dipakai]

Kemudian bodhisattva mahāsattva Avalokitêśvara kembali berkata kepada Bhagavān:

Bhagavān , dhāraṇī yang bernama mahāpadma cintāmaṇi cakra terdiri dari tiga uraian ramuan herbal yakni , pertama ramuan herbal  untuk  dipakai , kedua ramuan herbal  untuk penyakit mata  dan ketiga ramuan herbal  untuk diletakkan di dalam mulut.

Untuk ramuan herbal yang dipakai  harus menggunakan bahan sebagai berikut  , bezoin [gorocana], cendana putih [candana] , tulip [pakkaṭī] , kapur [karpūras], kasturi [kastūrī] , kapulaga putih [ elā.] , cengkeh[lavaṅga] , biji teratai [padmākṣa], daun teratai [utpalapattra] , pala [sumanaphala] dan  esensi madu [phānita] .

Praktisi harus menggunakan serbuk emas yang dicampur dengan esensi madu  untuk dioleskan ke mandala , kemudian  menggunakan mudra perlindungan dan mendaras  mantra tersebut sebanyak seribu delapan ratus kali  dan menyegel [ menyentuh titik]  ramuan  herbal tersebut 

Selanjutnya semua bahan ramuan herbal tersebut  dicampur, digiling hingga menjadi  bubuk dan diolah hingga berbentuk seperti pil.  Pada saat praktisi sedang menggiling dan mencampurkan ramuan herbal ini harus mendaras mantra  dengan  tanpa terputus dan disenandungkan dalam ritme tertentu . Selama proses ini praktisi tidak dizinkan untuk memikirkan semua aspek keduniawian ataupun berkomunikasi dengan orang lain.

Setelah metoda pencampuran  ini selesai dilaksanakan, pil ramuan herbal tersebut harus dimasukkan ke dalam wadah dan diletakkan di hadapan bodhisattva Avalokitêśvara dalam maṇḍala serta mendaras mūlamantra hṛdaya mantra dan upahṛdaya mantra untuk mentransmisi kekuatan kepada pil ramuan herbal tersebut. Pendarasan dilakukan hingga satu siklus purnama ataupun gerhana maka pil ramuan herbal akan sempurna dan berubah menjadi hangat, berasap ataupun bercahaya.

Jika pil ramuan herbal ini berubah menjadi hangat , praktisi dapat menggunakannya dengan cara membakar pil ramuan herbal tersebut kemudian mengasapi pakaian yang hendak dikenakannya kemudian mengoleskannya pada  titik antara kedua alis mata maka semua orang  akan menjunjung tinggi , dan mencintainya.

Jika pil ramuan herbal ini berubah menjadi berasap , praktisi juga dapat menggunakannya dengan cara membakar pil ramuan herbal tersebut kemudian mengasapi pakaian yang hendak dikenakannya pun ataupun dengan mengenakan pil tersebut atau pun mengoleskannya pada  titik antara kedua alis mata maka praktisi akan mencapai  kemampuan dalam menghilangkan diri  [tidak terlihat oleh mahluk lain] [antardhāna-siddhi] 

Jika pil ramuan herbal ini ditingkatkan takarannya dan praktisi juga menggunakan cara yang sama dengan dibakar dan  kemudian mengasapi pakaian yang hendak dikenakan ataupun mengenakan pil tersebut ataupun dengan mengoleskannya  maka kekayaan orang tersebut akan meningkat dan memiliki rentang kehidupan yang panjang, semua mahluk halus akan tunduk dan tidak berani mengganggunya , semua penyakit yang disebabkan oleh makhluk halus juga akan sembuh.

Jika pil ramuan herbal ini berubah menjadi bercahaya , praktisi juga dapat menggunakannya dengan cara membakar pil ramuan herbal tersebut kemudian mengasapi pakaian yang hendak dikenakannya pun ataupun dengan mengenakan pil tersebut atau pun mengoleskannya pada  titik antara kedua alis mata maka dia akan memperoleh pencapaian tertinggi [siddhi] dan menjadi vidyādhara yang akan dijunjung tinggi dan dicintai oleh semua makhluk hidup termasuk para raja , permaisuri , selir , dayang , petugas kerajaan , wanita dan pria dan juga anak.  Mereka juga akan memuji dan  memberikan beragam persembahan berupa beragam harta ataupun permata berharga lainnya kepada praktisi ini. 

Semua bencana ,  halangan dari aktivitas [perbuatan , pikiran dan ucapan] yang keliru , lima aktivitas aktivitas [perbuatan , pikiran dan ucapan] keliru tanpa jeda yang menyebabkan seseorang jatuh ke dalam neraka Avici juga akan tereliminasi dengan sempurna.

Melalui transmisi kekuasaan dan kekuatan dari  ramuan herbal ini maka semua aspek yang baik akan meningkat dengan cepat , tidak ada seorangpun yang merasa bosan melihat praktisi ini , juga akan mewujudkan semua aspirasi dan keinginan yang baik dengan sempurna , seperti sinar matahari , kemanapun dia pergi semua kegelapan akan sirna. Semua aspek akan terwujud dengan sempurna dan di cintai oleh semua makhluk hidup.  Praktisi ini juga akan terhindar dari bencana dari air , api , senjata, racun , mahavidya dari luar ajaran , binatang buas dan binatang berbisa .

Jika seseorang sedang menghadapi hukuman ataupun hendak dibunuh, melalui transmisi kekuasaan dan kekuatan dari  ramuan herbal ini dengan mengasapi pakaian yang hendak dikenakannya pun ataupun dengan mengenakan pil tersebut atau pun mengoleskannya maka  dia akan terhindar dari hukuman dan senjata juga akan patah menjadi dua.

Jika seseorang sedang  dipenjara , diikat, melalui transmisi kekuasaan dan kekuatan dari  ramuan herbal ini dengan mengasapi pakaian yang hendak dikenakannya pun ataupun dengan mengenakan pil tersebut atau pun mengoleskannya maka  dia akan terhindar dari hukuman ini 

Oleh sebab itu, praktisi harus melaksanakan  uraian ini dengan pikiran yang tidak teralihkan dan menyakininya dengan tanpa keraguan . Jika praktisi melaksanakan sesuai dengan apa yang telah diuraikan maka  dia tidak mungkin akan tidak memperoleh hasil.   

[Bagian ke tujuh ramuan  herbal untuk diletakkan di  mulut]

[0194b15] Kemudian bodhisattva mahāsattva Avalokitêśvara kembali berkata kepada Bhagavān:

Bhagavān , dhāraṇī yang bernama mahāpadma cintāmaṇi cakra ini juga ada metoda ramuan herbal untuk dicintai dan dihormati oleh semua orang di dunia ini.

Untuk ramuan herbal yang dipakai  harus menggunakan bahan  dengan takaran yang sama sebagai berikut, bezoin [gorocana], tulip [pakkaṭī] , kapur [karpūras], kasturi [kastūrī]. Praktisi harus menggunakan serbuk emas yang dicampur dengan esensi madu  untuk dioleskan ke mandala , kemudian  menggunakan mudra perlindungan dan mendaras  mantra tersebut sebanyak seribu delapan ratus kali  dan menyegel [menyentuh titik]  ramuan  herbal tersebut .Selanjutnya semua bahan ramuan herbal tersebut  dicampur dengan air hujan , digiling hingga menjadi  bubuk dan diolah hingga berbentuk seperti pil yang berukuran sebesar biji .

Setelah metoda pencampuran  ini selesai dilaksanakan, pil ramuan herbal tersebut harus dimasukkan ke dalam wadah dan diletakkan di hadapan bodhisattva Avalokitêśvara dalam maṇḍala serta mendaras mūlamantra hṛdaya mantra dan upahṛdaya mantra untuk mentransmisi kekuatan kepada pil ramuan herbal tersebut. Pendarasan  dilakukan hingga satu siklus purnama maka pil ramuan herbal akan sempurna dan berubah menjadi hangat, berasap ataupun bercahaya. Setelah itu ramuan herbal ini harus dikeringkan di tempat yang gelap.

Jika  ramuan herbal ini berubah menjadi  hangat, praktisi dapat meletakkannya di mulut dan mendaras mantra maka semua orang akan menjunjung tinggi dan memujinya . Disamping itu semua penyakit mulut  juga akan sirna dan nafas menjadi segar  dan bersih.

Jika  ramuan herbal ini berubah menjadi berasap , praktisi juga dapat meletakkannya di mulut dan mendaras mantra maka  semua aspirasi dan keinginan yang baik akan terwujud dengan sempurna., semua bencana  akan terhindari dan aktivitas dari ucapan yang keliru juga akan tereliminasi Disamping itu semua makhluk hidup  yang melihat praktisi juga akan ditundukkan dan menghormati praktisi. Jika pil ramuan herbal ini ditingkatkan takarannya dan praktisi juga menggunakan cara yang sama dengan meletakkannya di mulut dan mendaras mantra maka rentang kehidupannya akan  panjang, semua mahluk halus akan  takut dan meninggalkannya dengan segera.

Jika pil ramuan herbal ini berubah menjadi bercahaya , praktisi juga dapat menggunakannya dengan dengan meletakkannya di mulut dan mendaras mantra maka dia akan memperoleh pencapaian tertinggi [siddhi] dan menjadi vidyādhara serta mencapai pengetahuan dalam mengetahui semua kehidupan masa lalu [pūrvivāsānusmṛtijñāna]. Semua bencana ,  halangan dari aktivitas [perbuatan , pikiran dan ucapan] yang keliru , lima aktivitas aktivitas [perbuatan , pikiran dan ucapan] keliru tanpa jeda yang menyebabkan seseorang jatuh ke dalam neraka Avici juga akan tereliminasi dengan sempurna.

Raja , pangeran , ratu , selir, dayang, menteri,  semua praktisi  diluar ajaran dan sebagainya akan mendengarkan  apa pun yang diuraikan oleh praktisi . Setiap kata  dari  uraian tersebut akan menimbulkan  keyakinan dan suka cita kepada semua yang sedang mendengarkannya .  Oleh sebab itu mereka akan  yakin dan menghormati praktisi serta menyumbangkan semua bentuk kekayaan maupun permata yang berharga kepada praktisi ini. Praktisi akan seperti  raja pemutar  roda yang tidak teracuni oleh semua aspek keduniawian dan penuh dengan kualitas kebajikan serta duduk setara dengan Indra. 

Pada saat praktisi meletakkan ramuan herbal ini di mulut , kekuasaan dan kekuatan memungkinkannya untuk  menguasai dan mengingat dengan baik terhadap  semua aspek yang telah dia dengar , menguasai pengetahuan keduniawian dan kefasihan dalam  menguraikannya kembali ,  kata kata nya tidak terhalang oleh apapun  dan suaranya halus dan penuh dengan lemah lembut seperti  merdu seperti  kiṃnara  yang akan menyebabkan semua orang yang mendengarkannya dipenuhi dengan suka cita.

Jika  praktisi meletakkan ramuan herbal ini di mulut maka dia akan  menang  dalam perang dengan setiap pasukan musuh dengan mudah dan damai.

Jika  praktisi selalu meletakkan ramuan herbal ini di mulut dan kemudian melatih diri sesuai dengan uraian serta mendaras  dengan penuh perhatian maka  Bodhisattva Avalokitêśvara akan memanifestasikan dirinya dihadapan praktisi sehingga  semua aspirasi dan keinginan yang baik akan terwujud dengan mudah dan sempurna.

Selain itu ,  jika praktisi menggunakan metoda sesuai uraian dengan mendirikan mandala yang berukuran empat hasta dengan tinggi yang berukuran dua inci , landasan ini diratakan dan disi kembali dengan gomayi dan tanah kuning serta dioles kembali dengan menggunakan serbuk cendana putih. Diatas mandala ini didirikan lambang penghormatan [caitya] Bodhisattva Avalokitêśvara dengan wajah menghadap ke arah barat. Kemudian praktisi juga mempersembahkan bunga mekar , pelita  setiap pagi , siang dan malam hari , tidak dizinkan untuk mempersembahkan bunga yang telah layu ataupun kering ataupun berbau busuk.

Praktisi juga harus membakar gaharu dan cendana putih sebagai persembahan serta  mendirikan panji mani  dengan tiang yang terbuat dari cendana putih dengan ukuran tinggi  satu siku.  Puncak dari panji ini juga harus dihiasi dengan sutra yang beragam warna dan juga mutiara mani seperti sphaṭika ataupun kristal yang bening dan tanpa cacat. Selain itu , juga harus  mendirikan panji di tengah mandala  dengan menggantungkan tujuh pil ramuan herbal diatasnya.  Setelah prosesi ini , praktisi duduk dalam postur  teratai sempurna di barat dan menghadap ke arah timur. Kemudian mendaras mūlamantra hṛdaya mantra dan upahṛdaya mantra untuk mengundang Bodhisattva Avalokitêśvara, Śakra Devānām-Indra, Caturmahārājakāyikā , ,  Vibhavapati  vidyarājni beserta dengan para  Vidyādhara,  Ekajaṭa rākṣasī  beserta dengan utusannya ,  sebanyak seribu  delapan puluh kali  dan juga membakar serbuk  wewangian , menyebarkan bunga serta memuji dengan suara  Brahma  sebagai persembahan setiap hari hingga mencapai seratus hari maka Bodhisattva Avalokitêśvara akan mewujudkan semua keinginan dan aspirasinya dengan sempurna dan semua aspek  akan ditundukkan serta memperoleh ketenangan dan kedamaian .Selain itu , praktisi juga akan dijunjung tinggi dan  dilindungi oleh para Vidyādhara  dan pada saat rentang kehidupannya berakhir juga akan terlahir kembali  dalam ranah eksistensi yang menyenangkan. Oleh sebab itu metoda ini dikenal sebagai metoda pemindahan kesadaran [saṃkrānti] dari cintāmaṇi

Takaran dan jumlah  dari ramuan herbal ini harus disesuaikan dengan jumlah hari dalam ritual yang hendak dilaksanakan , tetapi terlebih dahulu harus dicampur dengan esensi madu dan diolah hingga menjadi pil dan kemudian disimpan dalam wadah perak. Setelah itu , praktisi harus  mendaras hṛdaya mantra dan upahṛdaya mantra sebanyak seribu delapan puluh kali dengan memegang wadah tersebut  dan setiap kali pendarasan selesai harus menyentuhkan wadah tersebut diatas kaki bodhisattva hingga mencapai seratus delapan kali. Setelah prosesi ini selesai dilaksanakan maka wadah harus disimpan di tempat yang gelap dan bersih serta tidak diketahui oleh orang lain. 
Sebelum praktisi meletakkan ramuan herbal ini ke mulut , harus mendaras  ketiga  mantra ini  sebanyak dua puluh satu kali  dan pada saat telah memasukkan  ramuan herbal ke mulut, praktisi harus mendaras kembali dengan diam diam  ke tiga mantra [ mūlamantra hṛdaya mantra dan upahṛdaya mantra] sebanyak seratus delapan kali  seseorang memasukkan pil ke mulutnya  maka semua makhluk halus yang sulit untuk ditundukkan akan tunduk dan mematuhi semua instruksi  praktisi.

Jika praktisi meletakkan ramuan herbal ini ke mulut ataupun membawa ramuan herbal ini ,ke lokasi manapun dia berkunjung akan selalu disambut dengan penuh suka cita , semua aspek akan terwujud sesuai dengan keinginannya termasuk pada saat memasuki istana  ataupun  dalam persamuan  ataupun memasuki permukiman ataupun memasuki permukiman para  mahavidya ajaran luar apabila praktisi meletakkan ramuan herbal ini ke mulut dan kemudian mendaras mantra dengan diam diam  maka mereka  akan  mematuhi , menyetujui serta  mendengarkan praktisi dengan penuh suka cita. Mereka juga akan menjunjung tinggi dan menghormati praktisi  dengan memberikan berbagai persembahan.

Oleh sebab itu , siapapun yang melatih diri melalui metoda ini  sesuai dengan yang diuraikan setiap hari  akan  memperoleh  semua persembahan  dari kualitas tertinggi ini  termasuk pada saat  bermasalah dengan  musuh,  prajurit  ataupun pertikaian lainnya  maka semua aspek ini akan diselesaikan dengan damai dan penuh dengan kualitas kebajikan . Demikianlah  Bodhisattva Avalokitêśvara melindungi praktisi ini seperti  putra sendiri karena dia akan mencapai pembebasan agung melalui uraian ini terkecuali praktisi tidak melatih diri dengan baik .


 [Bagian ke delapan   : ramuan herbal untuk dioleskan ke mata ] 

[0195a10] Kemudian bodhisattva mahāsattva Avalokitêśvara kembali berkata kepada Bhagavān:

Bhagavān , metoda ramuan herbal untuk mata dari  dhāraṇī ini  mampu menyebabkan semua makhluk hidup mencapai cintāmaṇi  siddhi dimana bodhisattva mahāsattva Avalokitêśvara juga akan mewujudkan semua inspirasi dan keinginan yang baik dengan sempurna

Untuk ramuan herbal yang dipakai  harus menggunakan bahan  dengan takaran yang sama sebagai berikut arsenic sulfida [manaḥśilā] ,  Xanthium sibiricum [sankhahuli]  kunyit [haridrā]  bezoin [gorocana], tulip [pakkaṭī] ,  lada panjang [pippali], , biji teratai [padmākṣa] daun teratai [utpalapattra] dan gelembung busa air laut.

Praktisi harus  menggunakan mudra perlindungan  batasan wilayah  dan mendaras  mantra tersebut sebanyak seribu delapan ratus kali, kemudian  dan menyegel [menyentuh titik]  ramuan  herbal tersebut  di dalam mandala. Selanjutnya semua bahan ramuan herbal tersebut  dicampur dengan kapur [karpūras], kasturi [kastūrī] , dan  esensi madu [phānita]  dalam takaran yang sama , digiling hingga menjadi  bubuk  halus dan diolah hingga berbentuk seperti pil .

Setelah metoda pencampuran  ini selesai dilaksanakan, pil ramuan herbal tersebut harus dimasukkan ke dalam wadah tembaga dan diletakkan di hadapan bodhisattva Avalokitêśvara dalam maṇḍala serta mendaras mūlamantra hṛdaya mantra dan upahṛdaya mantra untuk mentransmisi kekuatan kepada pil ramuan herbal tersebut. Praktisi harus menunggu  hingga satu siklus bulan purnama ataupun menunggu hingga pertanda keberhasilan dari ramuan herbal ini muncul seperti berubah menjadi hangat, berasap ataupun bercahaya. Ketiga pertanda ini juga disebut sebagai pencapaian yang berkarakteristik terendah , menengah dan tertinggi..

Kemudian praktisi harus menggunakan ramuan herbal ini untuk mengoles kaki bodhisattva Avalokitêśvara dan membangkitkan kesadaran yang penuh dengan welas kasih kepada semua makhluk hidup dengan mendaras  ke tiga mantra [mūlamantra hṛdaya mantra dan upahṛdaya mantra] sebanyak seratus delapan kali. Setelah itu praktisi dapat menggunakan ramuan herbal ini untuk dioleskan ke mata 

Setelah itu, jika  praktisi mengoleskan ramuan herbal ini pada mata sekali saja  , maka semua penyakit pada mata termasuk semua  jenis  katarak , selubung putih , rheum, membran mata memerah , , rabun senja, urat mata memerah, blepharitis , dan  pterygium akan segera sirna.

Pada olesan kedua, semua penyakit pada bagian kepala ataupun migrain , beragam  penyakit pada bagian mulut ,  deman tinggi yang  berselang seling dalam pada hari pertama , hari kedua , hari ketiga , hari ke empat ataupun deman tinggi yang berkepanjangan akan segera sirna. 

Pada olesan ketiga, semua  pengaruh dari aktivitas yang tidak baik dan penyakit  yang disebabkan oleh berbagai makhluk halus, epilepsi , ketidak seimbangan unsure angin  hingga delapan ratus ribu penyakit yang disebabkan oleh beragam makhluk halus juga akan sembuh.

Pada olesan keempat , semua  makhluk halus penghalang seperti  para vinayaka  dan  Mara  akan diliputi rasa takut dan  segera menghindar 

Pada olesan ke lima, semua  perselisihan dengan para pesaing [musuh] , petugas kerajaan , prajurit akan dimenangkan dengan mudah dan juga memperoleh kekuasaan agung.

Pada olesan ke enam, semua aktivitas [perbuatan , pikiran , ucapan] keliru yang berat seperti lima aktivitas [perbuatan , pikiran , ucapan] keliru tanpa jeda yang menyebabkan seseorang akan terjatuh dalam neraka Avici beserta dengan semua aspek mimpi yang tidak bermanfaat ,  semua aspek yang tidak baik dan tidak bermanfaat akan terhindar.

Pada olesan ke tujuh , para  raja , pangeran , ratu , selir, dayang, menteri, pejabat, pelayan pria dan wanita juga akan tunduk , menyakini semua ucapan , menjunjung tinggi serta memberikan persembahan  kepada praktisi .

Pada olesan ke empat belas , praktisi akan mencapai kekuasaan agung.

Pada olesan ke dua puluh satu , praktisi akan mencapai kualitas kebajikan seperti  para raja dimana semua manusia awam akan tunduk ,dekat dan  mengikuti semua ucapan serta menjunjung tinggi dan  memberikan persembahan  kepada praktisi.

Pada olesan ke dua puluh delapan , semua yakṣa dan yakṣini beserta dengan persamuan mereka akan tunduk dengan sendirinya   ,mengikuti dan melayani  praktisi.

Pada olesan ke tiga puluh lima, semua  rākṣasa  dan rākṣasī ,  asura dan asura kanya , naga dan nagakanya beserta dengan persamuan mereka akan tunduk dengan sendirinya   ,mengikuti dan melayani  praktisi.

Pada  olesan ke empat puluh dua , semua mahāvidya, dakini, apsara, raksa dan yogini akan bermanifestasi dalam beragam bentuk   untuk menjaga dan 
melindungi praktisi hingga mencapai kesempurnaan penggugahan .
Pada olesan ke empat puluh sembilan , Mahākāla ,Hāritī dan makhluk halus dari delapan kelompok lainnya akan tunduk ,  menjaga dan melindungi praktisi.

Pada olesan ke  lima puluh enam , praktisi mampu melihat semua deva dalam ranah eksistensi bermateri halus.

Pada olesan ke  enam puluh tiga, praktisi mampu melihat semua harta yang tersembunyi dalam tanah.

Pada olesan ke  tujuh puluh, praktisi mampu melihat semua aspek  dalam kediaman para deva dan asura serta mengunjungi  semua kediaman deva dan asura.

Pada olesan ke  tujuh puluh tujuh , praktisi mampu melihat semua esensi untuk ramuan herbal  baik dipegunungan maupun hutan , tubuh praktisi akan memancarkan cahaya dan memperoleh rentang kehidupan yang panjang , juga akan memperoleh kekuasaan agung dan mewujudkan semua aspirasi dan keinginan yang baik dengan sempurna 

Pada olesan ke  delapan puluh empat, praktisi mampu membuka semua pintu dari kediaman deva gunung dimana para deva gunung ini juga akan mengundang praktisi untuk berkunjung dan praktisi juga akan mencapai kemampuan mengolah ramuan herbal untuk memperpanjang rentang waktu kehidupan  [rasāyana-siddhi].

Pada olesan ke  sembilan puluh satu, praktisi mampu membuka semua pintu dari kediaman naga dimana para nagaraja juga akan mengundang praktisi dengan penuh sukacita dan tidak akan mempersulit praktisi.

Pada olesan ke  sembilan puluh delapan, praktisi mampu membuka semua pintu dalam ranah eksistensi  keinginan [kamadhātu].

Pada olesan ke  seratus enam, praktisi mampu melihat dalam kegelapan seperti siang hari.

Pada olesan ke seratus tiga belas , praktisi mampu melihat apodhātu , vayudhātu , cakradhātu , vajra dhātu dan ,Ākāsa dhātu:

Pada olesan ke  seratus dua puluh, praktisi mampu melihat ranah eksistensi Cāturmahārājika  dan juga mampu melihat semua makhluk hidup yang  terlahir kembali di neraka  juga dapat membebaskan penderitaan dari semua makhluk hidup tersebut .

Pada olesan ke  seratus dua puluh tujuh , praktisi akan memperoleh cahaya agung yang bersinar seperti matahari yang  mengiluminasi semua kegelapan 

Pada olesan ke  seratus tiga puluh empat , praktisi mampu melihat bodhisattva vajradhara dan semua keinginan ataupun aspirasi yang baik akan terwujud dengan sempurna.

Pada olesan ke  seratus empat puluh satu, praktisi mampu melihat bodhisattva Avalokitêśvara dan semua keinginan ataupun aspirasi yang baik akan terwujud dengan sempurna.

Pada olesan ke  seratus empat puluh delapan, praktisi mampu mengakses pengetahuan tertinggi dalam melihat semua  kediamanan devaputra dan deva dari  ranah materi [rūpadhātu] dan berkunjung ke ranah tersebut dengan tak terhalang. Praktisi juga mampu melihat semua ranah bodhisattva,  buddha, pratekya buddha dan juga arahat dari sepuluh penjuru.

Jika praktisi mengoleskan ramuan herbal ini selama satu tahun dan mendaras ketiga mantra diatas maka akan mencapai lima mata murni  ,  agregat yang dipenuhi dengan kualitas kebajikan, kekuasaan dan kekuatan dalam pengetahuan tertinggi  dan akan terus bertansformasi dan sejajar hingga seperti para deva.  

Dalam pengolesan ramuan herbal ini , praktisi harus menggunakan wadah dari  tembaga dan mendaras mantra terlebih dahulu sebanyak dua puluh satu kali kemudian mengoleskan ramuan herbal ini ke mata sesuai dengan uraian.

JIka semua makhluk hidup  ingin melatih diri berdasarkan prosedur dan metoda yang telah uraikan ini dan juga ingin mewujudkan semua aspirasi yang baik dengan sempurna maka mereka harus menyakini dan memahami  uraian ini terlebih dahulu dengan tanpa keraguan. Disamping itu mereka juga harus selalu mengembangkan welas kasih yang tidak terbatas,mempelajari semua kebijaksanaan dan pengetahuan dari para Buddha hingga mencapai kesempurnaan penggugahan.
Demikianlah uraian ini , semua aspek  aktivitas dalam melatih diri harus sesuai dengan uraian dan tidak boleh ada kesalahan apapun , tidak boleh dalam keraguan ataupun tidak bersemangat dalam melatih diri melalui uraian ini, apabila ada praktisi yang masih dalam kondisi demikian dalam melatih diri maka semua kualitas yang telah diuraikan tidak akan tercapai.

[Bagian  ke sembilan  : Homa api ]

[0195c15] Selanjutnya bodhisattva mahāsattva Avalokitêśvara kembali menghormati Bhagavān dan kembali  berkata : 

Bhagavān ,  metoda homa api dari dhāraṇī yang bernama mahāpadma cintāmaṇi cakra mampu memberikan manfaat kepada semua mahluk hidup  dan juga mampu mengkondisikan pencapaian dari semua kualitas tertinggi. Selain itu , juga mampu mengeliminasi semua halangan , menghentikan semua musuh ,vinayaka sehingga merekatidak akan menjadi penghalang  dan juga menimbulkan suka cita kepada semua makhluk hidup yang melihatnya.

Selanjutnya , praktisi harus  menentukan dan memilih lokasi yang  tenang dan bersih,  mempersiapkan lokasi  dengan mengukur dan menentukan  panjang  sisi  yang berukuran tiga hasta dan kemudian melaksanakan prosesi pemurnian dengan pengolesan ke tanah tersebut.  Di tengah lokasi tersebut digali lubang sedalam satu siku dengan sisi sepanjang setengah siku  sebagai lubang untuk perapian.  Pengolesan tanah harus menggunakan gomayi dan tanah kuning dan dilaksanakan sesuai dengan uraian . Selanjutnya juga mempersiapkan batang cendana putih dengan ukuran panjang dua  setengah inci. Kemudian praktisi juga mempersiapkan batang cendana putih yang dipotong  dengan  ukuran dua setengah  panjang gengaman tangan  untuk dibakar dalam homa , dan juga padi , bunga ,  biji sesawi putih , gaharu , madu  dan  ghee dalam jumlah yang sama. 

Homa api harus dilaksanakan pada jam tiga hingga lima pagi sebanyak seribu delapan puluh kali maka lima aktivitas [perbuatan , pikiran dan ucapan ] keliru tanpa jeda  dan semua halangan dari aktivitas [perbuatan , pikiran dan ucapan keliru akan tereliminasi dengan sempurna.

Jika  praktisi melaksanakan homa  api selama tujuh hari  berturut  maka dia akan  memperoleh rentang kehidupan yang panjang  dan semua halangan dari aktivitas [perbuatan , pikiran dan ucapan] keliru  yang  berat juga akan tereliminasi .

Jika  praktisi melaksanakan homa  api selama empat belas hari  berturut  maka akan meningkatkan rentang kehidupan dan  meningkatkan kekayaan.  Para raja dan pangeran yang melihat praktisi ini juga akan menghormati  dan menjunjung tinggi  dia seperti  deva Agni. 

Jika  praktisi melaksanakan homa  api selama dua puluh satu har berturut maka  para devaputra dari ranah Trāyastriṃśa  , Śakrodevānām Indra bersama dengan devaputra Candra dan Aditya akan  hadir untuk menjaga dan melindungi praktisi serta mewujudkan semua aspirasi dan keinginan yang baik dari praktisi. Cāturmahārājika , vidyadhara bersama dengan persamuan juga akan hadir untuk menjaga dan melindungi praktisi

Bodhisattva Vajrapāśa juga akan memaniferstasikan diri di hadapan praktisi melalui aspirasi agung bodhisattva Avalokitêśvara untuk mewujudkan semuaaspek sesuai dengan  keinginan yang baik dari praktisi sehingga semua manusia dalam ranah ini akan tunduk dan menjunjung tinggi praktisi.

Jika dilanda kemarau ataupun kekeringan ,praktisi dapat menggunakan biji sesawi yang di campur dengan ghee sebagai bahan dalam homa api selama tiga hari tiga malam tanpa terputus maka hujan akan turun dengan segera.

Jika dilanda hujan yang berkepanjangan , praktisi dapat menggunakan abu dari homa api dan mendaras mantra sebanyak seratus delapan kali dengan posisi menghadap angkasa , kemudian abu tersebut ditebar ke angkasa maka hujan akan mereda dengan segera. 

Jika ingin meredakan bencana yang ditimbulkan oleh badai ataupun  topan  yang diiringi dengan hujan yang berkepanjangan , praktisi dapat menggunakan abu dari homa api dan mendaras mantra sebanyak seratus delapan kali dengan posisi menghadap ke arah datangnya badai tersebut maka badai tersebut akan segera mereda.

Jika praktisi selalu melatih diri sesuai dengan uraian ini , kemudian mendaras  mantra dengan penuh perhatian dan  mengingat dengan baik uraian ini  maka dia akan mencapai kekuasaan dan pengetahuan , mencapai tahapan tanpa rasa takut  seperti  Nārāyaṇa , pada saat rentang kehidupannya telah berakhir juga akan terlahir kembali dalam ranah Sukhavati,  juga akan mengingat kembali semua  kehidupan masa lalu  hingga mencapai kesempurnaan penggugahan , tidak akan  terlahir kembali dalam ranah eksistensi yang tidak menyenangkan .

[0196a10] Bhagavān, dhāraṇī yang bernama mahāpadma cintāmaṇi cakra mampu mengakumulasi kualitas kebajikan yang tak terhingga melampaui semua samudera yang tidak bertepi. 

Jika ada bhikṣu , bhikṣuṇī , upāsaka , upāsikā  ,  remaja putra dan remaja putri  menerima dan menjunjung tinggi , tidak memiliki keraguan apapun , menulis kembali ataupun menyebabkan uraian ini tertulis kembali ,  mendaras dengan penuh perhatian dan mengingat dengan baik uraian ini , melatih diri dengan  penuh perhatian dan tidak teralihkan oleh semua aktivitas lainnya  maka semua keinginan dan aspirasi yang baik akan terwujud dengan sempurna dan juga akan mencapai  kekuasaan agung dimana empat tingkatan sosial  baik wanita maupun pria akan menghormati dan mencintai praktisi ini. Para vidyaraja dan vidyadhara juga akan menjaga dan melindungi praktisi ini  dengan diam diam. Praktisi ini juga akan mengakumulasi beragam kualitas kebajikan secara spontan , dihiasi dengan beragam  aspek keagungan  dan juga akan memperoleh beragam persembahan berupa harta kekayaan , mutiara , mani, emas dan perak , beryl ,  kulit keong , kumala ,  jubah  dan perlengkapan  harian lainnya  yang berlimpah dan juga dipenuhi dengan kualitas kebajikan agung serta semua keinginan ataupun aspirasi yang baik juga akan terwujud dengan sempurna.  Praktisi ini akan mencapai  sri cintāmaṇi siddhi , pengetahuan tertinggi yang sangat sulit dicapai oleh manusia biasa dan juga masuk kedalam tahapan tanpa kemunduran [avaivartika bhumi] ,

Bhagavān ,  mudra dan mantra dari  dhāraṇī yang bernama mahāpadma cintāmaṇi cakra ini sungguh langka dan memiliki kekuasaan dan kekuatan yang tidak terbatas. Oleh sebab itu , semua makhluk hidup dalam kondisi bersih maupun tidak bersih juga akan mampu membuktikan kekuasaan ini  melalui jalan berdiam  dengan kesadaran penuh  yang tidak teralihkan di dalam  samudera realitas dan memasuki kemurnian primodial [samaya] dengan beragam samādhi , mencapai  kesempurnaan penggugahan  melalui manifestasi dari jalan spiritual ini . Semua aspek ini dikondisikan oleh akar mula penyebab dari transmisi kekuasaan, kekuatan dan perlindungan dari para Buddha serta welas kasih yang tidak terbatas dalam membimbing semua  makhluk hidup  menuju kematangan spiritual  .


[Bagian ke sepuluh : Dorongan dalam pelatihan diri]

[0196a25] Kemudian Bhagavān memuji  bodhisattva mahāsattva Avalokitêśvara dan berkata : 

Sadhu sadhu , suddhasattva , anda telah dengan fasih menguraikan kembali  dhāraṇī yang bernama mahāpadma cintāmaṇi cakra ini.  Uraian ini  akan memberikan manfaat dan suka cita kepada semua makhluk hidup di  Jambudvīpa dan juga mampu membangkitkan akar kualitas kebajikan dan  kesadaran pengggugahan mereka.  Uraian ini  juga mampu mengkondisikan makhluk hidup  untuk mencapai  tahapan kepastian dalam jalan bodhisattva[adhimukticaryābhūmi] apabila mereka menerima dan  menjunjung tinggi  melatih diri dengan baik , mendaras dengan penuh perhatian dan tanpa terputus maka dalam kehidupan ini juga mereka akan mencapai   kemurnian primodial  dari kebijaksanaan dan pengetahuan tertinggi  [ṛddhi-vikrīḍita] yang mengiluminasi dengan sempurna semua  pandangan mendalam terhadap realitas dari bentuk.  

Selain itu praktisi juga tidak hanya mengakumulasi beragam kualitas kebajikan dalam kehidupan ini melainkan juga akan mengakumulasi beragam kualitas kebajikan dalam kehidupan yang akan datang  dan dilindungi  serta dijunjung tinggi oleh delapan kelompok dan melayaninya seperti deva Agni. 

Saya sebagai mahāvidyadhara  ini selalu mendorong setiap praktisi untuk melatih diri dengan penuh perhatian dan  semangat serta selalu mendaras dan mengingat dengan baik , menyebarkan dan melindungi  uraian ini dengan baik  sehingga  semua makhluk hidup  menyakininya dan mampu memperoleh manfaat  sepenuhnya dari uraian ini maka saya sendiri juga  bersuka cita.

Kemudian bodhisattva mahāsattva Avalokitêśvara kembali  menghormati Bhagavān dan berkata : 

Bhagavān , saya , sejak  kalpa yang tidak terhitung, melalui welas kasih yang tidak terbatas dan juga dengan mengandalkan  uraian realitas dari Tathāgata  dalam   mendorong semua makhuk hidup untuk melatih diri  dimana saya juga selalu mendukung dan membimbing mereka.  Oleh sebab itu , melalui kesaksian dari para  Buddha , saya menguraikan kembali dhāraṇī yang bernama mahāpadma cintāmaṇi cakra ini  untuk kesejahteraan semua makhluk hidup.

Jika seseorang menerima dan mengingat dengan baik dan juga didukung dengan melatih diri melalui pendarasan yang penuh perhatian maka semua aspirasi dan keinginan yang baik juga akan dengan mudah terwujud  dan juga mencapai kekuasaan dan kekuatan dalam tahapan Buddha. Demikianlah metoda ini melalui transmisi dari kekuasaan dan kekuatan Buddha  dalam menolong semua makhluk hidup dari penderitaan. 

Setelah bodhisattva mahāsattva Avalokitêśvara selesai menguraikan ajaran ini, semua yang hadir dalam persamuan diliputi oleh suka cita , mereka juga akan menyakini  dan menjunjung tinggi uraian ini . 






cintāmaṇi cakra


Karma JIgme

Instagram